Mansion LianLian.
Kakak Lian yang pagi ini masih berada di kamar sedang bersiap-siap dengan kemejanya untuk pergi ke Kantor Jiang Grup mendapat telefon dari Longshang untuk menggantikan Ludius datang ke Kantornya.
[ "Kak Lian, pagi ini Ludius harus melakukan sesuatu hal jadi dia meminta Kakak untuk menggantikannya sementara mengurus Kantor".]
["Hei bocah, kau enak sekali meminta semaumu padaku untuk mengurus Kantor!".]
["Ayolah Kakak Lian, Ludius punya alasan untuk tidak berangkat ke kantor. Pagi ini Shashuang dibawa oleh seseorang yang tak dikenal".]
["Baiklah, aku akan menggantikannya kali ini. Jangan salahkan aku jika Dewan Direksi memprotes hal ini".]
["Kalau soal itu biarlah Ludius yang mengurusnya".]
Lianlian berdiri didepan cermin sambil membenahi dirinya, ia mengambil jam tangan terbaru dari SWISS dan membernarkan dasi sebelum keluar dari kamar.
Pria hangat dengan sosok yang jarang bicara dan cukup dewasa dengan postur tubuh proposal, wajah yang tampan dengan tatapan mata yang hangat membuatnya lebih mudah berkomunikasi dengan para pegawainya.
"Ludius, mengapa kau selalu membuat masalah disaat seperti ini? Jika Dewan Direksi bertindak, bukankah posisimu di Perusahaan Tangshi Grup akan terancam?!". Gerutu Lianlian.
Setelah selesai membenahi diri, Lianlian keluar dari kamarnya dan menuruni tangga untuk sarapan di ruang makan. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 Lianlian mempercepat langkahnya, ia duduk di meja makan yang sudah penuh dengan menu sarapan pagi.
Disampingnya sudah berdiri kepala pelayan yang bernama Paman Wu, beliau bekerja setelah Lianlian lepas dari cengkraman Jonathan Nero dan menempati Mansion yang di tinggalkan Ayahnya yaitu Tangshi Lu.
Piring sudah ada didepannya, dengan mengambil sedikit nasi, lauk dan sayuran yang masih hangat. Lianlian pada akhirnya selalu sarapan pagi dengan hanya di temani Paman Wu.
Sepi memang, tinggal sendiri hanya ditemani pelayan dan keheningan, sarapanpun terasa hambar meski itu makanan termewah yang pernah Lian rasakan.
Ironis bukan..! Dulu sewaktu dalam cengkraman Jonathan Nero, Lianlian harus hidup sendiri didalam kurungan selama kurun waktu bertahun-tahun lamanya.
Dan sekarang setelah bebaspun ia masih merasa sendiri, hingga singgah pemikiran…
Kadang menjadi Ludius tidak buruk juga.. Merasakan bagaimana memiliki keluarga kecil dengan adanya istri seperti adik Silvia. Sarapan, tidur selalu ada yang menemani.
'Aaargh…! Benar-benar pikiran yang konyol'.
Angan Lianlian telah membawa paginya yang singkat dengan pemikiran konyolnya akan sebuah KELUARGA.
"Tuan Lian, mobil sudah siap. Saya sudah menaruh Laptop beserta map dan dokumen penting yang Tuan butuhkan didalam mobil. Adakah hal lain yang Tuan butuhkan?".
"Tidak ada, aku harus bergegas ke Kantor Pusat (Tangshi Grup) untuk menggantikan Adikku melihat kondisi Perusahaan".
"Baik Tuan",
"Ohya Paman, jika ada Sekretaris atau orang dari Perusahaan Jiang mencariku. Katakan saja kalau aku tidak masuk Kantor karena harus mengurus masalah di Kantor Pusat".
Setelah selesai sarapan, Lianlian bergegas mempercepat langkahnya keluar dari Mansion untuk menuju Kantor Tangshi Grup.
"Selamat pagi Tuan..". Sapa sopir yang melihat Lianlian tengah terburu-buru. Ia segera membuka pintu mobil untuk Lianlian.
"Pagi.. Pak, antar saya ke Kantor Tangshi Grup sekarang". Kata Lianlian tanpa ekspresi.
"Baik Tuan".
Tanpa bertanya apapun lagi sopir pribadi Lianlian membawanya pergi ke Kantor Pusat. Sembari menunggu di perjalanan, Lianlian membuka laptopnya untuk melihat Data statistik Perusahaan Jiang bulan ini dan membandingkannya dengan Perusahaan Tangshi nantinya.
Mau tidak mau Lianlian memang harus mengakui, ia tidak sepandai Ludius dalam hal mengelola Perusahaan. Ia juga masih heran dengan Adiknya yang sembrono dan terkesan mengabaikan tapi mampu menstabilkan keadaan Perusahaan dikala genting dan menaikkan Posisi Perusahaan di setiap tahunnya.
"Kau memang selalu misterius Ludius, banyak hal yang aku tidak habis fikir. Mengapa kau bisa melakukannya sedangkan aku tidak?". Gumam Lianlian.
Ssssst…
Tiba-tiba sopir mengerem mendadak mobilnya membuat Lianlian yang sedang fokus dengan Laptopnya hampir terbentur ke jendela mobil.
"Mengapa berhenti mendadak Pak, Apa ada sesuatu yang terjadi?".
"Maaf Tuan saya membuat anda kaget, tapi didepan. tiba-tiba ada seorang wanita aneh yang menghadang mobil kita". Kata Pak sopir merasa bersalah.
Lianlian yang mendengar kata WANITA ANEH mengalihkan fokusnya dari laptop ke arah depan dan melihat apa yang sebenarnya terjadi, "Siapa dia?".
Wanita dengan pakaian pengantin tiba-tiba saja menggedor gedor pintu mobilnya dengan keadaan panik
Tok.. Tok.. Tok..
Wanita yang tadi menghadang mengetuk pintu mobil dengan sangat keras, dengan raut wajah panik dan mulut yang berbicara membuat Lianlian merasa risih.
Akhirnya Lianlian membukakan pintu mobil sebelum wanita aneh itu menarik perhatian orang-orang dan membuat masalah dengannya. Begitu pintu terbuka..
"Tuan.. Cepat kita pergi dari sini!!". Dengan raut wajah khawatir dan pandangan yang celingak celinguk ia menyelonong masuk kedalam mobil Lianlian.
"Siapa yang mengatakan aku memperbolehkanmu masuk?". Tanya Lianlian dingin.
"Eh… ". Si wanita kaget mendengar pertanyaan itu dari Lianlian. "Maafkan aku yang menyelonong sembarangan ke mobilmu, aku akan menjelaskannya.. Tapi bisakah kita pergi dulu dari tempat ini?". Bujuk wanita itu dengan senyum mengembang meski tergambar jelas kekhawatiran yang mendalam dari raut wajahnya.
"Katakan! Kau wanita yang tengah memakai Gaun Pengantin, Mengapa berlarian dan telihat begitu khawatir? Jika alasanmu masuk akal aku akan mempertimbangkannya untuk membawamu pergi".
"Kau..!! Tidak bisakah kau mengerti keadaanku sedikit saja?". Teriak si wanita dengan setengah emosi didalam mobil Lian hingga mengundang perhatian Sopir yang sejak tadi diam.
"Hei Nona.. Hati-hati kalau kau berbicara dengan Tuanku!". Pak sopir menoleh kebelakang dan memperingatkan.
Si wanita yang mendapat teguran dari sopir Lianlian seketika memperhatikan tingkah dan perkataannya. "Maafkan aku Tuan..". Ucapnya dengan nada penyesalan.
"Katakan apa alasanmu memasuki mobilku seperti ini?". Tanya Lianlian kembali, meski ia sedang dalam mood yang sangat tidak baik pagi ini. Namun ia mencoba untuk menahan sedikit lagi emosinya pada wanita aneh disampingnya.
"Tuan, saya Huan Xian Zhu. Ehm Begini….".
"... Tunggu, panggil aku Lian". Sela Lianlian.
Belum sempat si wanita yang memberitahu dirinya Huan Xian Zhu mengatakan alasannya mengapa ia melakukan itu semua, beberapa orang tiba-tiba menuju mobil Lianlian dengan amarah yang luar biasa.
"Huan Xian...! Turun kau anak SIALAN..!". Teriak pria paruh baya di luar pintu.
"Aku kan sudah bilang Tuan sebaiknya kita pergi, kau malah mencecarku dengan berbagai pertanyaan. Mereka pasti akan memaksaku kembali". Kata Huan Xian khawatir, ia menggelengkan kepala dengan tubuh yang gemetar.
Lianlian yang melihat gurat ketakutan di wajah Huan Xian membuat hatinya seakan tidak bisa mengabaikannya. "Diamlah didalam, biarkan aku yang berbicara dengan mereka".
Huan Xian hanya menggangguk tanpa sepatah kata. Lianlian sendiri membuka pintu mobil dan keluar menhadapi beberapa orang yang sudah menghadangnya. Ia sengaja tidak menutup mobilnya agar mereka melihat bahwa keadaan Huan Xian baik-baik saja.
Kira-kira apa yang akan Lianlian lakukan??