Butuh waktu sekitar setengah jam bagi Huan Xian memilih dan mengganti pakaiannya, disaat itu pula Lianlian setia menungu meski tahu bahwa ia sudah sangat terlambat.
TAP TAP TAP
Lianlian yang masih menunggu dengan memainkan ponselnya mendengar suara langkah Huan Xian menengadahkan wajahnya. Sesaat ia terpesona dengan penampilan Huan Xian yang memakai pakaian formal.
Terlihat begitu memikat dengan rambut panjang yang di biarkan tergerai berpadu dengan style yang modis serta terpancar aura alami dari diri Huan Xian membuatnya terlihat PERFECT..! dimata Lianlian.
'Mengapa dengan penampilan seperti ini dia justru terlihat lebih cantik?'. Fikir Lianlian liar.
"Tuan Lian, bagaimana dengan penampilanku?". Tanya Huan Xian, ia memperagakan sedikit gaya dan memamerkannya pakaian yang ia pakai di depan Lianlian.
Lianlian yang memang tidak pernah sedekat itu dengan wanita mendapat serangan tidak langsung dari Huan Xian membuat wajahnya merona merah. Perasaan malu atau sejenisnya sekarang menjarah sikap dingin dan tenang yang selama ini Lianlian tunjukkan.
"Tuan Lian, anda baik-baik sajakan?". Tanya Huan Xian, ia mendekatkan wajahnya ke arah Lianlian yang semakin tidak bisa mengontrol dirinya.
"Ya.. Aku baik-baik saja, bisa kau mundur beberapa langkah? Kau itu terlalu dekat Nona". Ujarnya sambil mengalihkan pandangannya.
"Ah.. Oh.. Maaf, saya terlalu girang sampai lupa kalau ini masih didepan umum".
"Sudahlah lupakan! Sekarang kau sudah memakai pakaian Kantor. Mulai saat ini kau adalah Sekretaris pribadiku!". Ujar Lianlian, ia beranjak dari tempat duduknya.
"Baik Tuan, tapi saya nantinya masih di gaji kan yah..". Singgung Huan Xian dengan cengengesan.
"Apa kau bilang.." Lianlian menoleh kearah Huan Xian. "Lalu kau tinggal di rumahku maka harus bayar beserta pakaian yang kau pakai, Bagaimana..? Maka aku akan membayar pekerjaanmu di Kantor jika Kinerjamu cukup baik". Ledek Lianlian.
Huan Xian langsung membelalakkan matanya lalu menekuk wajahnya muram. "Baik.. Aku mengaku kalah Tuan, aku tidak akan meminta apapun lagi darimu". Kata Huan Xian dengan suara keputusasaan.
TAK..!!
Lianlian yang melihat reaksi Huan Xian justru tersenyum simpul, ia mensentil kening Huan dan mengusap kepala Huan layaknya adik kecil.
"Auugh.. Sakit Tuan.. ".
"Berhentilah cemberut, aku hanya bercanda. Aku akan membayarmu sesuai dengan peraturan yang ada. Kita harus cepat ke Perusahaan adikku untuk rapat disana".
"Perusahaan Adik Tuan?".
"Iya, nanti akan ku jelaskan. Kau bayar pakaianmu dengan kartu yang ku beri. Aku tunggu kau di mobil". Lianlian mempercepat langkahnya untuk keluar dari Mall, namun baru saja ia berada di depan pintu butik, sapaan dari belakang mengusiknya.
"Tuan Lian, tungu…". Panggil Huan
Lialian menoleh "Ada apa lagi?".
"Pokoknya tunggu dulu.. ". Kata Huan bawel.
Huan Xian dengan terburu-buru membayar total semua belanjaan dan membayarnya dengan kartu yang Lianlian berikan. Ia dengan membawa tas berisi pakaian berjalan cepat untuk mensejajari langkah Lianlian.
Huft.. Huft..
Nafas Huan saling memburu, ia menarik nafas dalam-dalam untuk menahan amarahnya sebelum semuanya ia lampiaskan pada Lianlian.
"Hei Tuan, aku kan sudah bilang Tunggu sebentar! Mengapa kau masih meninggalkanku?".
"Tapi kau sudah ada disampinku, berhentilah mengeluh dan kita harus cepat menuju Kantor".
Karena tidak bisa melampiaskan amarahnya, Huan yang berjalan di belakang Lianlian hanya bisa mendengus kesal dan tersenyum pahit menerima perlakuannya.
Mereka tiba di parkiran mobil, disana sudah ada Pak sopir yang menunggu. "Tuan, Apakah kita akan langsung menuju Kantor Tangshi Grup?". Tanya Pak Sopir.
"Iya, bantu Nona Huan untuk memasukkan belanjaannya kedalam bagasi. Ini sudah siang, jangan buang-buang waktu".
Pak sopir mengambil belanjaan Huan, sedangkan Huan sendiri masuk kedalam mobil duduk bersanding dengan Lianlian dengan sikap yang saling acuh.
****
Kediaman Ludius Lu
Waktu terus berjalan, siang ini Wangchu bersama Julian yang membawa Shashuang dalam pelukannya kembali ke kediaman Lu.
"Kak Julian.. Kalian sudah kembali? Cepat bawa Nona Shu ke kamar tamu". Ucap Silvia yang melihat Kakak Julian dengan gagahnya membawa Shashuang dalam pelukannya.
"Bi Yun.. Cepat kemari, antar Kakak Julian ke kamar tamu". Panggil Silvia, ia yang masih repot dengan Azell di pangkuannya memanggil Bibi Yun untuk mengantar mereka.
Bibi Yun secepatnya datang mengampiri Julian dan mengantar mereka ke kamar tamu. "Mari Tuan, saya antar ke kamar tamu". Kata Bibi Yun,
"Wangchu, kau temani Nadia yah.. Soalnya aku mau bawa Azell ke kamar dulu, kasian dia udah tidur dari tadi soalnya". Silvia masih memangku Azell yang tertidur setelah mendengar ceritanya membawa Azell kekamar.
Kini di ruang tamu hanya tinggal Nadia yang masih duduk dengan Wangchu yang berdiri si ambang pintu. Seketika suasana menjadi hening sehening heningnya, sampai suara air kran di tamanpun terdengar nyaring.
Wangchu yang melihat wanita cantik seketika INSTING LIARNYA aktif. Ia melangkah biasa menuju sofa ruang tamu yang sejajar dengan tempat Nadia duduk.
Wanita cantik di depan mata, mana bisa di anggurin..
Saatnya bagi Wangchu menggunakan Jurus jitu yang selalu ia gunakan ketika memikat wanita. Jurus pertama : Bersikap seperti biasa dan menyapa seolah pernah saling berbicara.
Wangchu dengan santainya duduk di sofa dengan sesekali melihat kearah Nadia. "Apakah kau yang tadi menelfonku?". Tanyanya memulai PENDEKATAN.
"Ehm.. Mungkin". Balas Nadia singkat.
CUEK..!
Mungkin itu kata pertama yang bisa menggambarkan Nadia di fikiran Wangchu setelah mereka bertemu. Tapi tenang… Ia masih memiliki sisa 99 Jurus penakluk wanita yang belum ia pakai.