Chapter 410 - 410. Kembali ke Kantor

"Selamat pagi Pressdir Lu.." sambut para karyawan dari Tangshi Grup dengan menundukkan setengah badan mereka. Mereka berdiri berjajar rapih dari ujung pintu masuk utama.

Ludius melihat satu persatu orang yang menyambut kedatangannya. "Selamat pagi." Jawab Ludius dengan tegas. Ia masuk ke dalam kantor dan dari dalam keluar Bianca Luze yang sudah memegang note berisi jadwal Ludius hari ini.

"Tuan Lu, selamat pagi.." sambut Bianca Luze dengan senyum ramah. Jangan kaget dengan sikap ramah Bianca, ia memang selalu bersikap ramah jika di depan banyak orang, bisa juga di sebut sebagai mencari pamor. Tapi di belakang orang – orang, dia adalah wanita liar yang mempu memikat pria dengan caranya yang licik.

"Apa jadwalkku pagi ini, Bie?". Tanya Ludius sembari terus melangkah masuk kedalam kantor.

Bianca berjalan mengimbangi di samping Ludius sambil memberikan buku jadwal kegiatan Ludius pagi ini. "Tuan Lu, anda tidak memiliki temu janji apapun hari ini, hanya ada beberapa dokumen yang harus anda periksa dan tanda tangani". Kata Bianca menerangkan, ia memang wanita yang cukup tanggap jika itu mengenai pekerjaan.

"Baik! Aku akan memeriksa dokumen itu secepat mungkin. Oh ya, di mana Wangchu. Apakah dia belum datang?".

"Tuan Wangchu baru saja memberi tahu sedang menyelidiki suatu hal dan segera akan melaporkan hasilnya pada anda." Kata Bianca, langkah mereka sampai di depan pintu lift

TING!!

Pintu lift terbuka, Mereka masuk ke dalam lift bersama, begitu mereka ada di dalam lift dan hanya berdua, seketika karakter Bianca Luze berubah drastis. "Apa kau tidak ingin menanyakan apa yang sedang Wangchu selidiki, Tuan Lu?". Kata Bianca, ia melirik ke arah Ludius.

"Kau tidak memberi tahukannya padaku, pada saatnya juga akan tahu apa yang sedang Wangchu selidiki. Kau terlalu banyak ikut campur, Sekretaris ku!". Balas Ludius dengan menatap tajam Bianca.

"Aku orang baik, jadi akan aku beritahu apa yang sedang Tuan Wangchu lakukan saat ini. Anggap saja ini sebagai ucapan terima kasihku karena telah membiarkan ku menghabiskan waktu beberapa saat dengan penjaga dari SSIA Zain Malik. Dia benar – benar pria gantle".

Sedikit tercengang mendengar Bianca mengatakan tentang identitas tersembunyi dari Zain Malik. Ia melihat Bianca dengan liar, memegang dagu Bianca agar memandangnya dengan benar. "Sekretarisku, kau cukup mengenal siapa identitas sebenarnya dari orang - orangku. Sebenarnya, siapa kamu sebenarnya?".

"Tuan Lu tidak perlu menggodaku untuk mencari tahu siapa Bianca Luze sebenarnya. Untuk saat ini aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu, Tuanku. Tapi jika waktunya sudah tiba, Tuanku akan tahu siapa Bianca sebenarnya." Bianca memegang tangan Ludius dan memaksa Ludius melepas tangannya  yang memegang dagunya.

"Jadi, aku tetap tidak bisa mengetahui identitas sekretaris licikku. Tapi.. bisakah kau membantuku dengan beberapa hal, sekretarisku?". Pinta Ludius dengan tatapan liarnya.

"Tentu! Apa sih yang tidak untuk Tuanku. Memang apa yang bisa saya bantu, Tuan?".

TING!!

"Kita akan bicarakan nanti. Terlalu banyak mata disini.."

Pintu lift terbuka, mereka keluar dari lift bersamaan membuat orang berpikir hal – hal yang bisa mengundang gosip dan skandal. Tapi memang seperti ini hubungan Ludius dengan Bianca. Mungkin karena karakter Bianca yang selalu menunjukkan kegenitannya pada Ludius di depan beberapa orang untuk menutupi karakter dirinya yang sebenarnya.

"Selamat pagi, Presdir.." sambut beberapa orang yang tidak sengaja berpapasan dengan Ludius.

"Pagi.." jawab Ludius datar.

Ia melanjutkan langkahnya bersama Bianca menuju ruang Direktur untuk membicarakan lebih lanjut mengenai hal yang barusan di bahas. Pintu ruang Direktur terbuka secara otomatis dan mereka masuk bersama kedalam ruangan tersebut.

-

Di dalam ruang Direktur Utama, Ludius duduk di meja kerja, sedangkan Bianca duduk di bagian sofa dengan gayanya yang erotis. Di katakan erotis karena Bianca memakai rok kantor yang cukup mini dengan posisi duduk menyilangkan kakinya. Terlihat anggun bukan..

Di meja kerja Ludius, sudah ada laptop miliknya yang sengaja di tinggal dan beberapa dokumen yang sudah menanti untuk di periksa olehnya. Ludius duduk dengan menyangga dahu dengan kedua tangannya yang saling mengatup dan melihat ke arah Bianca tegas.

"Aku meminta bantuanmu. Dengan kepandaianmu melacak identitas seseorang, aku yakin kau bisa menemukannya dengan cepat".

"Imbalan apa yang akan kau berikan padaku jika aku berhasil menyelesaikan misinya, Tuanku?". Tantang balik Bianca.

"Ini adalah transaksi yang saling menguntungkan. Apapun yang kau inginkan, katakan saja.. Apa permintaanmu, Sekretarisku.." tawar Ludius.

"Haha.. kau ternyata serius juga Tuanku. Aku hanya bercanda soal bayaran. Kalaupun minta aku pikirkan dulu. yang terpenting kau tidak menguak identitasku untuk sementara waktu, maka aku akan membantumu."

"Tidak perlu buang waktu, aku ingin kau menyelidiki indentitas sebenarnya Mr. ZK dari Inggris. Aku dengar dia saat ini berada di Indonesia dan menguasai salah satu pelabuhan untuk memasok masuknya senjata yang di kirim dari Rusia. Kau tidak keberatankan bukan, Sekretarisku?".

"Hmm baiklah, tapi untuk apa kau memintaku menyelidiki Mr. ZK?. Aku kira Tuanku lebih tertarik untuk mengungkap identitas dari Ketua Mafia Dark Phantom".

"Ada hal yang harus aku diskusikan dengannya. Kau tak perlu tahu, cukup laksanakan saja misimu!". Perintah Ludius

"Baiklah, secepatnya aku akan memberitahumu tentang kabar selanjutnya. Tuanku, kau akan pergi ke Kerajaan Hardland hari ini, bukan. Bagaimana dengan istrimu?". Rupanya hal inipun tidak bisa lepas dari pengawsan Bianca. Dia tahu dengan pasti apa yang sedang di hadapi oleh Ludius.

Mata Ludius langsung  terbelalak mendengar Bianca mengatakan hal ini, bukan karena kaget Bianca tahu bahwa Ludius tidak membawa Silvia, yang Ludius takutkan adalah misi di balik kepergiannya ke Kerajaan Hardland sudah di ketahui juga oleh Bianca. Padahal ini adalah misi rahasia.

"Katakan! Kau tahu dari mana aku akan pergi ke Kerajaan Hardland hari ini!". tanya Ludius tegas pada Bianca, ia menatap tajam wanita iblis di depannya.

"Tentu saja aku tahu, telingaku tidaklah tuli hanya untuk mendengar kabar hal ini. Hanya saja.." perkataan Bianca terhenti

"... Hanya saja apa?!" potong Ludius.

"Hanya saja aku belum tahu apa yang kau rencanakan dengan perjalanan bisnis kali ini ke Hardland. Karena mustahil jika kau ke Hardlan hanya untuk sekedar perjalanan bisnis belaka."

"Aku harap kau tidak mencoba mencari tahu apa yang sedang aku lakukan. Karena jika sampai ada telinga kedua atau ke tiga yang mendengarnya, maka kau tidak akan bisa menanggung resikonya!".

"Baik! Aku tidak akan mengorek hal ini lebih dalam. Tapi aku masih heran, mengapa kau tidak memintaku menyelidiki Peminpin Dark Phantom!". Tanya Bianca mengulang kembali pertanyaannya.