Chapter 412 - 412. Pelipur Lara

Karena hanya sekedar jalan – jalan di Mall, Silvia hanya memakai dress yang simpel untuk belanja, agar tidak ribet. Ia juga mengambil tas mini selempang panjang untuk di kenakannya. Tas ini bahkan di datangkan langsung dari swiss.. salah satu tas dengan brand ternama dan limitide edition.

Semua sudah siap, Silvia bergegas keluar dari kamarnya dengan raut wajah gembira, setidaknya ia sejenak melupakan kalau suaminya akan pergi untuk sementara. Tidak ada yang salah dengan menikmati hidup,kan..?

"Nak, kamu mau pergi ke mana? Kelihatannya senang sekali?!". Seru Ibu Yuliana yang baru saja keluar dari dapur, mungkin beliau baru saja membersihkan perabotan yang ada di dapur, hitung – hitung membantu Bibi Yun.

Silvia nyengir, melebarkan senyumnya. "Ibu tahu Ling ling kan, dia  baru saja telepon dan mengatakan kalau mau mengajakku pergi ke Mall untuk berbelanja." Ujar Silvia dia berjalan mendekati Ibunya.

"Nak, kamu tahu kan, nyawamu selalu menjadi incaran banyak orang? Apakah kamu tidak bisa tetap tiinggal di rumah?". Cegah Ibu Yuliana, ia memang cemas jika memikirkan Silvia keluar rumah. Apalagi banyak orang  yang menginginkan nyawanya.

"Ibu.. Silvia itu juga manusia, sama seperti kalian. Aku juga butuh hak untuk menikmati hidup. Tapi mengapa kalian selalu menghalangiku untuk keluar? Aku tahu di luar sana banyak yang menginginkan ku, tapi bukankah masih ada penjaga bayangan yang selalu mengikutiku dari belakang?". Kata Silvia dengan senyum melebar. Jika Ibu Yuliana sudah di rumah memang seketika kehidupannya berubah. Bukan karena apa.. tapi karena Ibu Yuliana selalu ketat pada Silvia, meski semua itu demi kebaikannya.

"Hiissst.. sejak kapan kamu pandai  membuat alasan?! Mengapa kamu selalu mengabaikan peringatan dan nasihat dari Ibu?".

"Karena Silvia juga ingin menikmati hidup seperti yang lain.."

"Ya sudahlah, kamu boleh pergi. Tapi ingat, selalu beri kabar kalau ada hal yang membuatmu tidak nyaman." Tegur Ibu Yuliana.

"Beres Bu.." kata Silvia melingkarkan kedua jarinya membentuk huruf O. Ia juga mencium pipi kanan Ibu Yuliana. "Ibu memang yang terbaik.."

Silvia pergi dari hadapan Ibu Yuliana dan keluar dari Mansion Lu. Di depan pintu sudah ada pak sopir yang berdiri menyambut Silvia yang baru saja keluar.

"Selamat pagi Nyonya muda, anda akan pergi kemana pagi ini?". tanya pak sopir pada Silvia yang sudah terlihat rapi dan membawa tas mininya.

"Aku akan ke Mall bersama teman, katanya sih dia akan kemari untuk menjemputku. Tapi sepertinya dia akan telat datang kemari." Ujar Silvia sambil melihat ke sekeliling terutama depan pintu gerbang Mansion.

-

10 menit berlalu, dari arah depan gerbang sebuah mobil BMW series 5 hitam memasuki pelataran Mansion. Silvia yang masih berdiri menunggu tersenyum lebar. "Itu pasti Ling ling. Arghh.. akhirnya bisa jalan – jalan juga. Hi hi hi.." gumam Silvia.

Mobil BMW tersebut terparkir di depan Mansion. Dari arah pintu bagian penumpang terbuka. Ling ling keluar dengan memakai dress ¾ , rambut tergerai dan memakai high girl. Benar – benar membuat orang pangling.

"Sepertinya menikahi senior Bryan membuatmu sedikit berubah. Ling ling, kau sungguh terlihat cantik dengan style ini." puji Silvia.

"Benarkah.. ah, aku jadi malu. Soalnya aku sangat jarang berpenampilan seperti ini. sedikit canggung." Kata Ling ling, ia sudah berdiri di depan Silvia,

Silvia yang merasa takjub dengan perubahan pada style Ling ling terus memperhatikan sahabatnya itu. "Ha ha.. aku tidak menyangka, senior Bryan begitu memanjakanmu. Hm.. kita jadi jalan – jalan sekarang, kan?". Tanya Silvia.

"Tentu saja, untuk apa aku berdandan ribet kayak gini kalau tidak jadi jalan – jalan."

"OK! Waktunya bersenang – senang.." seru Silvia, ia terlihat begitu gembira pagi ini. tidak seperti biasanya.

Ling ling menggandeng Silvia keluar dari mansion menuju mobil BMW miliknya, namun sebelum itu pak sopir bertanya dan menghentikan meraka. "Nyonya tunggu! Anda akan pergi seorang diri?". Cegah pak sopir dengan pertanyaannya.

Langkah Ling ling dan Silvia terhenti, mereka menoleh ke arah belakang. "Ada apa Pak sopir menghentikan kami. Bapak tidak perlu khawatir, aku akan pergi dengan mobil Ling ling." Ujar Silvia,

"Bukan itu Nyonya, anda boleh pergi. Tapi akan ada penjaga bayangan yang akan mengikuti Nyonya nantinya. Saya hanya memberi tahu". Kata pak sopir memberi tahu.

"Tidak masalah Pak, aku juga sudah biasa di ikuti. Perintahkan saja mereka untuk mengikuti kamu. Aku juga tidak ingin membuat Ludius khawatir."

"Baik Nyonya.. para penjaga bayangan akan terus mengawasi anda dari kejauhan. Ini demi amanat yang di sampaikan Tuan Lu pada kami untuk menjaga Nyonya sebaik mungkin".

"Aku tahu.."

Silvia dan Ling ling berbalik arah dan pergi menuju mobil BMW series. Di dalam sudah pak sopir dari Ling ling yang siap mengantarkan mereka ke Mall yang ada di pusat kota Shanghai.

-

#Super Brand Mall, Shanghai China.

Tiba mobil di pelataran parkir Mall terbesar di China, yaitu Super Brand Mall. Begitu melihat gedung dengan 13 lantai ini, jiwa berbelanja dari Ling ling menggelora. Ia seperi sudah tidak sabar untuk berjalan – jalan dan memilih barang belanjaan yang sudah masuk list daftar belanjaannya.

"Aku sudah lama sekali tidak kemari. Ingin sekali ku belanja sepuas hati, menghabiskan dompet Bryan!" sentak Ling ling, ia terlihat jengkel.

"Kau mengatakan itu dengan jengkel, sebenarnya ada apa denganm Ling ling?". Sahut Silvia.

Mereka keluar dari dalam mobil bersama meninggalkan mobil dan pak sopir di tempat parkiran. Wajah cemberut Ling ling masih membuat Silvia penasaran. "Hei, aku sedang bertanya padamu, Ling ling!".

Mereka saling bergandengan tangan masuk ke dalam Mall. Benar – benar sahabat yang lengket. "Aku sedang ingin menghabiskan uang Bryan. Anggap saja itu sebagai tanda kekesalanku padanya yang sering pergi keluar kota!". Ling ling membuka tasnya dan mengambil sesuatu dari dalamnya. ""Yeah.. ini dia, tara.." Ling ling menunjukkan kartu hitam, itu tandanya dalam kartu terdapat unlimitide saldo.

Bisa di bayangkan, apa yang akan Ling ling lakukan dengan kartu hitam yang di berikan Bryan??!

"Kau akan menguras habis kartu hitam itu Ling ling. Kau yakin? Kartu hitam itu unlimitide loh." Silvia ikutan membuka dompet dan mengambil sesuatu dari dalam dan menunjukkannya pada Ling ling. "Sayangnya aku juga di beri kartu hitam. Wk wk wk..  lebih baik kita kuras habis isi kartu mereka! Salah sendiri ninggalin istri di rumah!".

"Bagus! Ini baru namanya belanja yang sesungguhnya.." Ling ling menggandeng Silvia masuk ke dalam Mall dengan senyum merekah, padahal hati mereka menangis karena harus jauh dari suami.