Raja Frederick memerintahkan para pengawalnya yang tersisa di dalam ruangan untuk membawa Zain menuju penjara bawah tanah. Di saat itu pula, Pangeran Richard, Ludius dan Zain yang mendengar titah Raja Frederick tercengang Raja langsung mengambil keputusan untuk memenjarakan Zain tanpa mendengar penjelasan terlebih dahulu.
"Pangeran Richard, Ayah tidak akan mengulang untuk kedua kalinya. Pria yang kamu bawa harus di jebloskan ke dalam penjara bawah tanah karena telah berani membuat malu Keluarga Kerajaan Hardland!". Emosi dari Raja Frederick terlihat memuncak, ia terlihat sangat geram di lihat dari caranya memandang Zain penuh dengan amarah.
Mungkin Raja sudah memiliki planing ke depan untuk menikahkan Putri Emilia dengan seseorang dari salah satu Keluarga yang mampu mengokohkan Kerajaan Hardland dan rencananya gagal karena perbuatan mereka.
Para pengawal tanpa berkata atau menjelaskan apapun membawa Zain pergi. "Yang Mulia, Mohon pertimbangkan kembali keputusan anda.." kata Pangeran Richard memohon pada Ayahnya.
"Bawa pria itu pergi! " lanjut Raja Frederick tidak menggubris perkataan putranya.
Pangeran Richard melihat ke arah Ludius dan Zain. Ia terlihat cemas dengan keadaan Zain karena ini menyangkut dengan permintaan adiknya. Zain sendiri menganggukkan kepalanya, memberi isyarat bahwa dirinya baik – baik saja.
"Ludius.. jangan gegabah dengan menentang perintah Yang Mulia Raja. Biarkan mereka membawaku ke dalam penjara, aku akan baik – baik saja. Kau fokuslah dengan misimu, dan cari cara untuk membebaskanku tanpa menentang perintah Yang Mulia." Kata Zain dengan sedikit berbisik.
"Kau yakin dengan ini, Zain?". Balas Ludius tidak yakin dengan apa yang di katakan Zain Malik.
"Tidak masalah, sembari di penjara.. Aku akan mencari informasi apapun yang ada di sana. Aku percayakan nyawaku padamu Ludius.."
"Kau tidak perlu khawatir. Aku akan secepatnya menyelamatkanmu dari hukuman ini.." Ludius mengangguk seraya memperhatikan Zain di jagal dan di bawa beberapa pengawal keluar dari ruangan dengan paksa.
Suasana menjadi hening, sambil menunggu emosi dari hati Raja Frederick membaik, Ludius berjalan beberapa langkah ke depan untuk memberi salam.
"Salam hormat saya untuk anda Yang Mulia.. Semoga kemakmuran selalu menyertai Kerajaan Hardland.." kata Ludius dengan ramah.
"Kau tidak membela teman yang datang bersamamu kemari, Tuan Muda Lu.." kata RajaFrederick dengan terus terang sembari melihat beberapa berkas yang menumpuk di meja kerjanya.
"Maaf Yang Mulia.. Itu adalah urusan teman saya dengan Putri anda. Saya tidak akan menyela titah anda." Balas Ludius dengan mantap untuk meyakinkan hati dan keyakinan Raja Frederick.
"Aku meminta Tuan Lu secara khusus kemari adalah untuk membahas pergerakan dari Dark Phantom yang sudah merambah ke Negara tetangga Kerajaan Hardland. yang aku takutkan adalah, mereka akan melakukan pergerakan dalam waktu dekat.." kata Raja Frederick dengan santai sambil terus memperhatikan dokumennya.
"Maafkan saya Yang Mulia.. anda mengetahui hal ini dengan baik, mengapa anda masih meminta bantuan dari saya? Jujur saya tidak bisa menebak jalan pemikiran Yang Mulia.." Kata Ludius merendah. Strategi untuk memenangkan hati dan kepercayaan dari Raja Frederick.
"Kau tahu Tuan Muda Lu.. dari sekian banyak Serikat dan Organisasi di dunia ini. Hanya Organisasi dari Tuan Muda Lu pimpin yang mampu menandingi pergerakan dari Dark Phantom. Aku dengar, Istri mu menjadi incaran dari Pemimpin Dark Phantom?! Apakaha perkataannku benar?". Tanya Raja Frederick seraya melihat ke arah Ludius.
'Bagaimana Raja Frederick mengetahui sampai sedetail ini? sepertinya dia juga menempatkan mata – mata di sekitarku tanpa aku sadari. Ini tidak bisa di biarkan!'. Batin Ludius. Ia semakin jelas untuk datang ke Kerajaan Hardland.
"Yang Mulia.. sepertinya anda mengetahui banyak tentang kehidupan saya. Jujur saya sangat tersanjung dengan perhatian anda, Yang Mulia.. tapi ke depannya, saya harap Yang Mulia tidak memberikan perhatian lebih terhadap kehidupan keluarga saya." Kata Ludius sambil menundukkan setengah badannya.
"Aku hanya melakukan yang terbaik untuk semuanya. Ini sudah malam.. kita akhiri saja pembicarannya sampai di sini. Pangeran Richard, antar tamu terhormat kita, Tuan Muda Lu untuk beristirahat.." perintah Raja Frederick pada Putranya.
"Baik Yang Mulia, saya akan mengantar Tuan Muda Lu untuk beristirahat."
Ludius dan Pangeran Richard memberikan pernghormatan sebelum meninggalkan ruangan tersebut. Setelah keluar dari ruang kerja Yang Mulia Raja, Pangeran Frederick membawa Ludius menyusuri Istana Lorand yang luas dan megah dengan aksen romawi kuno.
Hingga sampai di depan sebuah pintu yang cukup besar, salah satu dari beberapa pelayan yang sudah berdiri di depan ruangan tersebut membuka pintunya. Di dalam ruangan tersebut, terlihat sekali kemegahan dari sebuah kamar yang ada di istana dengan berbagai perlengkapan lengkap tidak kurang satupun.
"Ludius, kau istirahatlah di sini. beberapa pelayan yang ada di depan kamarmu siap untuk melayanimu 24jam. Kau tinggal memanggil mereka saja.." kata Pangeran Richard menerangkan.
"Sepertinya kamar ini terlalu indah dan luas untuk orang biasa sepertiku.. pemeluk kekuasaan memang tiada duanya". Perkataan Ludius terlihat sekali penuh sindiran halus.
"Kau sedang menyindirku atau orang yang ada di istana ini, Ludius?! Ha ha ha.. demi kemewahan ini, hubungan darah bahkan tidak ada harganya. Aku justru iri padamu yang bisa hidup bebas." Sahut Pangeran Richard.
"Apa kau sedang membicarakan mengenai saudaramu yang berambisi merebut posisimu sebagai Putra Mahkota?". Tanya Ludius balik menebak apa yang di pikirkan Pangeran Richard.
"Kau benar Ludius. Kedudukan Putra Mahkota yang aku duduki sangat rentan. Apalagi Ibu Selir sangat berambisi untuk menjadikan anaknya penerus tahta selanjutnya. Yang aku khawatirkan adalah, jika mereka mengetahui identitas penerus sebenarnya Kerajaan Hardland, di takutkan selanjutnya adalah perang besar yang tidak bisa di hindarkan". Balas Pangeran Richard dengan setengah berbisik,
"Kau benar Pangeran Richard, kita harus secepatnya mencari bukti kuat mengenai Penerus sebenarnya Kerajaan Hardland dan menimbbun kekuatan untuk membalikkan keadaan. Apa kau rela Ayahmu turun tahta?!". Tanya Ludius dengan serius.
Bagaimanapun, Raja Frederick adalah Ayah kandung dari Pangeran Richard. Pasti sulit untuk Pangeran Richard mengambil keputusan, apalagi mengenai menurunkan kekuasaan Ayahnya demi Penerus tahta sebenarnya.
Pangeran Richard diam sejenak, ia tidak langsung menyahut perkataan Ludius. Terlihat keraguan dalam mimik wajahnya, tapi itu wajar.. baginya, menurunkan tahta Ayahnya sama saja dengan membuat Ayahnya dalam keadaan paling terpuruk dalam hidupnya. Tapi jika tidak di turunkan dari posisinya, yang di takutkan adalah kekuasaan setelahnya bakal menyalahi aturan karena mencoba mengesampingkan penerus sebenarnya.
"Ini sudah malam, aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu saat ini. Lebih baik kau istirahat terlebih dahulu Tuan Lu. Selamat malam.." kata Pangeran Richard memotong pembicaraan mereka. Ia keluar dari kamar yang Ludius tempati.