Chapter 451 - 451.

"Selamat sore semua.." sapanya dengan ramah tanpa menunjukkan ekspresi apapun selain sebuah tatapan datar.

Suara riuh yang ada di ruang tamu sekejap menjadi sunyi begitu mereka mendengar sebuah sapaan selamat sore dari arah pintu masuk. Semua mata langsung tertuju pada tamu yang baru saja datang, tidak terkecuali Silvia.

Orang – orang yang mengenal tamu barusan dalam sekejap menampakkan raut tidak suka mereka. Rata – rata mungkin tahu karena hal ini bersangkutan dengan keadaan Tuan dan Nyonya mereka yaitu Silvia dan Ludius.

"Untuk apa Daniel Qin datang kemari?! Apa dia ingin membuat kekacauan ketika Ludius tidak ada!". Gumam Wangchu. Ia kelihatann sangat geram seolah mewaliki Ludius yang tidak ada di tempat.

Beberapa dari pria yang ada di ruang tamu seperti senior Bryan, Hanson Li bahkan Li thian mungkin belum mengenal Daniel, maka dari itu mereka terlihat kebingungan dan heran dengan apa yang terjadi sebenarnya, kecuali kalau mereka bertemu di kantor karena sebuah pekerjaan.. itu beda lagi urusannya.

Daniel Qin dalam sekejap menjadi pusat perhatian tersenyum tipis bahkan senyumnya hampir tidak terlihat, mungkin karena memang Daniel selalu menunjukkann tampang datarnya pada beberapa orang. Alis matanya sedikit berkerut ketika melihat Silvia, membuatnya terlihat jelas sedang memperhatikan bahkan memang berniat untuk menemui Silvia.

Mendengar sapaan dan perhatian pada pria teralihkkan, Silvia berdiri dari duduknya dan menoleh kebelakang. Ia membelalakkan matanya begitu melihat orang itu masuk dan berdiri tidak jauh dari sofa yang ada di ruang tamu seraya memandangnya intens. Sikapnya yang selalu tenang tanpa ekspresi dengan pemikiran mengerikan di balik tenangnya, membuat orang lain berpikir bahwa Daniel adalah pria yang begitu sempurna.

"Tuan Daniel Qin yang terhormat.. ada hal penting apa yang membuat anda menyambangi Mansion Lu yang sederhana ini?! apakah ada pekerjaan yang harus kita bicarakan?". Tandas Silvia.

Ia memang tidak ingin basa – basi jika itu berurusan dengan Daniel Qin, apalagi kedatangannya kemari jelas bukan tanpa suatu alasan yang tersembunyi. Memikirkannya saja suda membuat Silvia menjadi geram.

"Tidak ada hal penting yang harus di bicarakan, aku hanya ingin menyambangi kediaman Tuan Lu. Dengar – dengar Nyonya Lu akan mengadakan makan bersama, tambah satu orang saja bukankah tidak masalah?". Kata – kata Daniel Qin begitu ramah dan manis. Benar – benar pandai memanipulasi keadaan.

"Tuan Daniel, apakah anda masih memiliki muka datang ke Kediaman Lu tanpa ada seorangpun yang mengundang?! Ah.. lupakan.." Silvia melebarkan senyumnya dengan paksa dan mempersilahkan Daniel Qin duduk.

"Silahkan Tuan Daniel Qin yang terhormat duduk. Tidak baik jika ada tamu meski orang yang paling tidak di harapkan datang lalu mengusirnya. Bukankah begitu, Tuan Daniel.." sambung Silvia,

"Semua yang kamu katakan benar Nyonya Lu. Tidak salah Tuan Lu yang keras dan tidak berperasaan bisa jatuh dalam pelukanmu. Nyonya Lu memang penuh pengertian dan bijaksana. Aku sebagai rekan bisnis dari Tuan Lu sangat tersanjung. Maka aku tidak akan sungkan lagi.." Daniel Qin masuk dan duduk di sofa yang masih kosong.

Wangchu melihat dan memperhatikan hal ini geram bukan main.. pria kurang ajar yang menggunakan cara licik untuk mendapatkan Silvia bisa duduk di antara merka tanpa sebuah perlawanan.

"Benar – benar memiliki keberuntungan tinggi si Daniel Qin ini.." gerutu Wangchu.

Tidak sampai di sini, sebelum Daniel Qin duduk di sofa yang kosong, Wangchu terlebih dahulu berdiri dan mencegahnya. "Tunggu..! Tuan Daniel, apakah kau tahu malu datang – datang tanpa undangan lalu duduk begitu saja! Ingatlah..! meski Ludius tidak ada di sini, aku.. Wangchu, tidak akan membiarkanmu melakukan semaumu di sini terutama pada Silvia!". Tegur Wangchu secara tegas.

Dari caranya berbicara, Wangchu terlihat tidak main – main dengan ucapannya, di lihat dari mimik wajah dan sorot matanya yang terlihat begitu tajam menusuk.

Sikap tidak bersahabat Wangchu langsung Silvia tepis saat itu juga. Ia tidak ingin karena hal yang di lakukan Wangchu malah akan menimbulkan dampak yang lebih besar,

"Ssst.. sudahlah Wangchu. Kita biarkan saja dia lakukan apa yang di inginkannya. Lagi pula trik apapun yang di gunakannya tidak akan mengubah sebuah kenyataan." Silvia menahan Wangchu dengan beberapa kalimatnya, dan dalam sekejap Wangchu diam tidak berkutik.

Semua orang yang ada di ruang tamu masih memperlihatkan rasa penasaran dan heran, bagi mereka yang tidak tahu duduk permasalahannya, tidak terkecuali Ibu Yuliana yang masih ada di tempat memperhatikan apa yang sebenarnya terjadi pada putrinya.

Demi menghindari cekcok atau adu mulut dari kedua belah pihak karena di lihat dari tampang Wangchu yang sudah setengah geram, Ibu Yuliana dengan sengaja mengalihkan perhatian mereka, "Oh ya.. berhubung Bibi Yun sedang menyiapkan untuk barbeque annya.. bagaimana kalau kita ke depan. Siapa tahu sudah siap semuanya.." Seru Ibu Yuliana dengan nada tinggi untuk membuat semua orang yang ada di dalam ruang tamu mendengarkan apa yang di katakannya dan mengalihkan perhatian mereka.

"Ah benar.. ini sudah sore menjelang malam. Hayuk kita keluar, anggap sebagai acara keluarga. Dan aku meminta dari kalian, kesampingkan ego masing – masing meski hanya hari ini saja.." Sahut Silvia tidak kalah kerasnya.

Sebenarnya beberapa orang yang memperhatikan kedatangan Daniel ingin sekali tertawa melihat kejengkelan yang tidak nampak di wajah Daniel yang datar itu. Di lihat bagaimanapun juga, baru datang dan akan menduduki sofa, masih saja di persulit. Dan ketika baru saja duduk belum ada satu menit sudah di ajak untuk beranjak dari tempat duduknya dan di minta singgah ke halaman samping Mansion untuk acara barbeque an.

-

Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 15.40 waktu setempat. Semua teman – teman Silvia sudah berada di halaman samping mansion yang cukup luas, bahkan luasnya mampu untuk mendirikan beberapa tenda seperti camping, misalnya.

Karena waktu terus berjalan dan senja mulai merambah ke ufuk barat, Bibi Yun dan pelayann lainnya sudah mengantarkan semua bahan yang di perlukan ke halaman samping mansion.

Sedangkan teman – teman Silvia sendiri sibuk mengerjakan tugas masing – masing. Ada yang menyiapkan daging, tempat pembakaran, sayuran, dan lain – lain.

Sejenak Silvia melihat pemandangan ini membuatnya tersentuh, dan merasakan kehangatan keluarga di saat Ludius tidak ada di sisinya.

Saat semua sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing – masing, dari arah gerbang utama mansion sebuah mobil Lamborghini hitam masuk kedalam mansion dan bertengger di halaman depan mansion.

Silvia dan lainnya yang sedang menikmati part time mereka terhenti dan melihat ke arah halaman depan. Seorang pria yang tidak ingin Silvia temui lagi – lagi keluar dari dalam mobil tersebut.

Author Note :

Hayo.. siapa lagi yang datang tanpa di undang di acara barbequean Silvia..?!

coba pikirkan, hanya sekedar barbeque an Daniel Qin datang tanpa di undang. sebenarnya siapa yang memberitahu Daniel akan hal ini dan membuatnya memiliki cara untuk bisa masuk ke mansion Lu tanpa perlawanan dari penjaga LUdius?

jika ini adalah bagian awal dari rencana seseorang. Lalu sebenarnya apa niat di balik kejadian kali ini?!

di tunggu nih kaka, PS nya kalau sudah 50 utk hari ini saja..  saya crazy up deh,,,