"Wangchu, sepertinya kau sudah ada kemajuan dengan Putri Nadia?! Sejak kapan kalian menjalin hubungan sedekat ini. Jika kau benar – benar mencintainya, kau harus menjaganya dengan baik. Ingat itu!". Tegur Lian lian pada Wangchu.
Putri Nadia yang mendengar perkataan terang – terangan dari Lian lian, perasaannya seketika menjadi terluka dan hancur tidak menentu. Bayangkan saja jika kalian di posisi Nadia. Mencintai seorang pria, tapi pria itu justru mendorong pria lain untuk menjalin hubungan denganmu.
Nadia hanya bisa menelan perkataan Lian lian dengan paksa meski perkataan tersebut menyangkut di tenggorokan dan tidak bisa tertelan dengan baik.
Mendapati wajah murung Nadia, Wangchu tidak ingin berlarut – larut dalam pembicaraannya dengan Kakak Lian dan wanita di sampingnya. Untuk membuat Nadia terlihat tegar di depan Lian lian, ia justru mengubah posisinya bukan lagi sebatas bergandengan tangan tapi mendekap Nadia dari samping.
"Kakak Lian dan Nona Huan, kalian nikmati saja sajian yang sudah di siapkan teman – teman disini. Aku dan Nadia masih harus memanggang daging lain yang masih tersisa", kata Wangchu mengakhiri paksa pembicaraan mereka, tapi tanpa di duga ini menjadi keberuntungan bagi Huan.
Dengan lagat polosnya, Huan menarik lengan baju Lian lian dan meminta hal darinya, "Tuan Lian, Karena ini pesta barbeque, bolehkah aku gabung dengan Nona Nadia untuk membantu mereka menyiapkan makanannya?" pinta Huan pada Lian lian.
'Motif apalagi yang akan wanita ini lakukan?' Batin Lian lian.
"Huan, lebih baik kau tidak menjauh dariku lebih dari ini! Jangan buat keributan. Atau aku akan memaksamu meninggalkan tempat ini saat itu juga". Ancam Lian lian dengan berbisik di telinga Huan.
Jika Lian lian tidak melakukan ini, khawatirnya Huan benar – benar akan membuat keributan dan membuat Lian lian tidak bisa mengontrolnya lagi.
"Mengapa kamu mengatakan itu Tuan Lian. Aku hanya ingin membantu Nona Nadia dan yang lain memanggang daging". Sahut Huan dengan mengeraskan suaranya.
Lian lian langsung mengeryitkan keningnya, ia merasa di permalukan oleh Huan secara tidak langsung, tapi karena sudah seperti ini Lian lian tidak bisa menampik perkataan Huan xian di depan orang.
Wangchu memperhatikan mereka berdua langsung tertawa, apalagi tingkah Huan yang cukup liar meski sudah di peringatkan, "Ha ha ha.. Kakak Lian. Aku tidak menyangka kalian mempunyai hubungan sedekat iini. Karena Nona Huan menginginkannya, mengapa Kakak Lian tidak menemaninya saja. Kalau begitu, aku dan Nadia tidak akan mengganggu kalian".
Wangchu menggandeng Nadia menjauh dari Kakak Lian dan Huan agar Huan tidak bisa mendapatkan apa yang di inginkannya. "Ayo kita tinggalkan mereka, Nadia. Jangan tunjukkan kesedihanmu pada mereka. Karena mereka tidak pantas untuk itu". Kata Wangchu, ia masih menarik paksa Putri Nadia menjauh dari Lian lian.
Karena Wangchu tahu dengan pasti bahwa Nadia memiliki ketertarikan pada Lian lian. Tapi pada kenyataannya Lian lian memilih Huan meski Wangchu sendiri tidak yakin kalau Lian lian memang mencintai wanita bernama Huan.
"Tunggu Wangchu! Apa yang sedang kau lakukan. Kau akan membawaku pergi kemana?". Putri Nadia berbicara dengan napas terengah – engah mengikuti Wagchu yang melangkah cepat.
Tiba di samping mansion yang cukup sepi dan berjarak dari halaman samping, Wangchu melepas pergelangan tangan Nadia. "Maafkan aku.." hanya dua kata yang keluar dari mulut Wangchu seraya memberi pelukan hangat pada Nadia.
"..."
Tiba – tiba di bawa ke tempat sepi dan berakhir dengan pelukan membuat Nadia bingung. Melihat gurat kekhawatiran pada Wangchu, Nadia membalas pelukan tersebut tanpa berbicara sepatah kata.
"Maafkan aku yang tidak bisa menjaga senyum manismu, Nadia. Aku tahu kamu masih memiliki perasaan pada Kakak Lian, dan di sini dia malah membawa seorang wanita di sampingnya, tapi aku tidak bisa mencegah hal itu terjadi".
"Jadi kamu seperti karenaku, aku tidak berpikir kamu akan mengerti perasaanku sedalam itu. Tenanglah Wangchu, kedekatan mereka tidak akan membuat ku terluka begitu mudah. Terima kasih sudah membuatku menyadari 1 hal, bahwa aku memang tidak seharusnya memiliki perasaan padanya"
Mulut memang berbicara demikian untuk membuat Wangchu tenang. Tapi jauh di dalam lubuk hati Nadia terdalam, bohong kalau dia saat ini perasaannya tidak terluka. Perasaan yang tidak pernah ia berikan pada orang lain, justru ia berikan pada orang yang salah.
"Jangan sembunyikan hal itu dariku, Nadia. Jika ingin kecewa dan menangis, maka menangislah. Aku akan selalu mendengarnya. Aku harap kamu tidak menganggapku orang lain".
"Aku tidak pernah menganggap orang ku kenal sebagai orang lain, tapi bukan berarti aku menerima perasaan orang begitu saja." Nadia tidak melanjutkan perkataannya dan membiarkan keadaan seperti ini lebih lama.
-
Semua sudah datang meski tidak ada tanda – tanda Longshang dan Linzy datang untuk menghadiri acara tersebut. Mungkin kondisi Longshang yang masih belum stabil membuatnya tidak bisa datang, terlebih lagi wanita yang bersamanya adalah seorang pengkhianat. Pasti akan menjadi buah bibir jika mereka memaksakan datang.
Saat ini Silvia sedang bergabung bersam Ling ling dan Bryan untuk memanggang daging bersama. Tapi tidak di sangka ponsel Silvia yang berada di atas saku bergetar.
Drrt drrt drrt
"Ekhem.. ponselnya bergetar tuh. Siapa tahu Tuan Lu yang telepon" celetuk Ling ling dengan nada menggoda, persis sekali dengan sikapnya yang menjadi biang gosip.
"Pinteran banget sih kamu Ling ling ngledeknya." Balas Silvia sambil senyum – senyum tidak jelas.
Ia segera mengambil ponselnya, dan ternyata benar. Ada panggilan video call dari Ludius. Padahal disana masuk waktu pagi buta sekitar pukul 03.30.
[Sore Sayang. Apakah kamu sedang merindukanku?] tanya Ludius. Posisinya saat ini sedang bersandar dengan memakai kemeja yang kancing bagian atas di biarkan terbuka.
[Hmm.. nggak tuh. Malas rindu sama kamu yang pergi dan nggak tahu kapan pulang. Hnng..]
[Yakin nih tidak rindu, Sayang?.dengar – dengar Nyonya Silvia di dekati banyak pria, tapi tidak ada satupun yang membuat Nyonya Lu terpikat]
[Tahu dari mana kalau aku mengabaikan mereka yang datang kemari?! Sok tahu!]
[Kamu tahu Sayang. Setiap detik aku selalu memperhatikan semua yang terjadi padamu. Tidak akan ada yang bisa lepas dari pengawasanku]
[Curang! Tidak adil dong. Masa kamu bisa melihat semua yang kulakukan tapi aku tidak! Awas saja kalau ketahuan main mata dengan wanita – wanita dari Kerajaan Hardland. Lain kali aku tidak akan membukakan pintu ketika kamu kembali!] kata Silvia dengan mengsungutkan bibirnya, Memperlihatkan kemarahan yang begitu menggemaskan.
Di saat mereka sedang bercakap, di ujung panggilan video call mereka Silvia samar – samar mendengarada suara wanita yang memanggil Ludius.
[Tuan Lu, bisa kita bicara?!] suara wanita yang terdengar samar.
Author Note :
Hallo kakak.. Embun mencoba untuk ngobrol dengan kakak semua. kali ini melihat hubungan wangchu dengan Nadia, namun masih ngambang.
Nadia sendiri mungkin ragu jika ingin melangkah lebih jeauh bersama Wangchu. soalnya dia udah tertipu dengan perasaannya sendiri pada Lian lian. bisa jadi Nadia itu ingin memantapkan kembali hatinya, biar yakin bagian mana dari hatinya yang di tempati seseorang.
ini hanya pengalaman dari seseorang, kadang ada wanita melihat 1 pria dan seketika ia merasa jatuh cinta untuk pandangan pertama. tapi ketika di telusuri lebih dalam dan melihat orang yang di taksir memiliki hubungan dengan wanita lain, hal pertama yang di rasakan pasti patah hati.
lalu datang pria kedua yang mencoba menenangkan perasaan galau yang di rasakan. lalu hati pun merasa berdesir ketika mendapat perlakuaannya.
pertanyaannya adalah, apakah perasaan berdesir dan aneh yang dirasa itu hanya perasaan sesaat atau perasaan sayang dalam arti lain?
nah disini Nadia masih bingung dengan hatinya. makanya bantu Nadia untuk menentukan perasaannya yang sesungguhnya.
Lalu.. bagaimana dengan Silvia yang sedang video call dengan Ludius, namun tiba-tiba mendengar suara wanita yang memanggil suaminya di pagi buta?