Chapter 467 - 467. Kebenaran yang masih abu-abu

Nafas Ludius seakan sesak untuk beberapa saat memikirkan keadaan terburuk yang akan terjadi di masa depan. Ia melepaskan jasnya dan melemparkannya ke kasur, ia juga melonggarkan dasi yang seakan mencekik lehernya.

Pencegahan yang bisa di lakukannya saat ini hanyalah mencari sekutu yang bisa di percaya untuk menyerang balik Dark Phantom.

Gerakan mereka memang sangat halus dan rapih sampai tidak ada orang yang menyadarinya, bahwa Organisasi terbesar saat ini tengah menghumpun kekuatan untuk menginvasi salah satu Negara penting.

Untuk saat ini kita kesampingkan hal itu terlebih dahulu, Ludius ingin fokus pada hal yang ada di depannya yaitu mencari identitas sebenarnya Silvia sebelum anggota Kerajaan menyadarinya dan mengirim seseorang untuk mengusik kehidupan Silvia.

Walau dalam segi keturunan Silvia hanyalah cucu dari Raja terdahulu, tapi dia adalah cucu dari Permaisuri Utama yang artinya masih keturunan sah seorang Permaisuri Raja terdahulu. Maka berhak mendapatkan Tahtanya.

Waktu sudah berjalan 30 menit lamanya sejak terakhir kali Ludius mengirim pesan pada Wangchu untuk menghack cctv di kamar yang di tempatinya. Tidak berselang lama, ponsel Ludius bergetar.

Bzzt.. Bzzt..

[Ludius, orang kita telah berhasil menghack cctv di kamarmu dan sudah di alihkan untuk waktu 1 bulan ke depan. Kau sekarang bebas melakukan apapun di kamarmu]

Ludius membaca pesan tersebut mengangguk, mengerti dan segera membalas pesan tersebut.

[Pesan e-mail yang di kirim Zhenyi sudah aku baca. Umpan sudah beberapa kali  melakukan transaksi dengan orang – orang dari Inggris.. kemungkinan mereka memang sedang menimbun kekuatan untuk meratakan organisasi Dunia bawah yang memiliki pusat perdagangan ekonomi terbaik]

[Oh, kau sudah tahu Ludius? Aku kira Zhenyi akan menyembunyikan hal ini untuk sementara waktu]

[Kita kesampingkan hal ini terlebih dahulu. Untuk saat ini perketat penjagaan pada Silvia. Karena aku yakin mereka yang menyadari keturunan Raja terdahulu masih hidup maka pasti akan mengambil tindakan cepat atau lambat]

[Tenanglah, aku perketat penjagaan 3 kali lipat dan selalu menyisipkan penjaga bayangan yang akan selalu mengikuti kemanapun Silvia pergi. Memang apa yang kau temukan di sana sehingga sudah memintaku untuk menghack keamanan di Istana? Kau tahu, hacker banyak menerima perlawanan saatv mencoba membobol keamanan mereka!]

[Aku tahu itu. Aku baru saja mendapat surat dari Zain yang berada di tahanan. Sepertinya dia mempunyai informasi penting sampai menyampaikannya menggunakan kain berdarah. Masih banyak hal yang harus aku urus, kau kembalilah istirahat. Aku tidak ingin mempunyai bawahan yang sakit semua!]

Chat an mereka berakhir. Karena cctv sudah dilumpuhkan oleh hacker yang menjadi anak buahnya, Ludius mulai melakukan hal yang serius. Pertama dia membaca terlebih dahulu pesan yang di kirim Zain. Ia mengambil secarikk kain berdarah yang di dapat daru Zain.

Denim George..!

Ludius mengeryitkan keningnya membaca pesan singkat darii Zain yang menyebutkan nama seseorang. "Apa maksud dari Denim George?. Sepertinya aku memang harus mencari tahu,- apakah ada orang yang memiliki nama Denim George" gumam Ludius.

Ia akhirnya mengirimkan pesan kembali ke Wangchu untuk menyelidiki apakah ada orang yang bernama Denim George di Kerajaan Hardland.

[Wangchu, aku ada satu lagi pekerjaan. Cari tahu nama Denim George di Kerajaan Hardland. Zain memberi petunjuk hanya dengan menuliskan Denim George. Ini pasti ada hubungannya dengan Silsilah Keluarga Silvia]

SEND

Hufft...

Nafas Ludius terasa sangat berat, akhir – akhir ini masalah memang datang silih berganti membuat dirinya bahkan tidak nafsu makan. Untuk saat ini Ludius ingin merileks kan diri dengan jalan – jalan menyusuri istana.

"Sebelum membahas masalah penting dengan Pangeran Richard, ada baikknya aku jalan – jalan terlebih dahulu untuk memahami Kerajaan ini dan orang – orangnya".

Ludius beranjak dari duduknya dan mengambil kembali jas hitamnya yang tergeletak sembarangan di kasur. Meski keadaan Ludius baik – baik saja, namun tidak di pungkiri, ia merasakan kerinduan yang tidak bisa di jabarkan dengan kata – kata.

"Mungkin aku akan kembali setelah masalah ini selesai. Aku memang tidak bisa lama – lama jauh darimu, Silvia".

Setelah memakai jas hitamnya, Ludius keluar dari kamar untuk mencari udara segar sekalian mencari informasi tentang Denim George.

Begitu pintu di buka, beberapa penjaga menyambut Ludius. "Tuan Lu, anda ingin pergi kemana?" tanya salah satu penjaga.

"Hanya ingin berjalan – jalan untuk mengusir rasa suntuk. Bisa kalian tunjukkan dimana taman atau sejenisnya di sekitar Istana ini?" tanya Ludius ramah.

Salah satu penjaga mengajukan diri. "Saya, biar saya saja yang mengantar Tuan untuk berkeliling Istana. Di sebelah timur ada taman yang cukup bagus dan itu tempat umum. Jadi tidak masalah untuk orang lain mendatanginya".

Penjaga tersebut membawa Ludius menyusuri Istana dan membawanya menuju taman Istana. Keadaan Istana yang luas cukup membuat orang bingung jika buta arah karena bangunan memiliki desain hampir sama.

Di saat Ludius menyusuri Istana, pandangannya tidak sengaja menangkap sebuah gambar  yang mengejutkannnya. "Tunggu..!" cegah Ludius.

"Ada apalagi Tuan?". Tanya Penjaga, ia menghentikan langkahnya.

Ludius tidak percaya dengan apa yang di lihatnya. Percaya atau tidak, Ludius melihat sebuah foto berukuran besar terpampang indah di sebuah ruangan khusus, foto tersebut berdampingan dengan foto Mendiang Raja terdahulu. Dan foto tersebut mirip sekali dengan Silvia.

'Mataku tidak rabun kan? Bagaimana bisa ada orang yang begitu mirip seperti ini? bahkan Ibu Mertua saja tidak semirip Silvia' batin Ludius masih dengan ke terkejutannya.

"Katakan, yang ada dalam foto besar tersebut, apakah Permaisuri Raja terdahulu?" tanya Ludius.

"Benar Tuan, foto tersebut adalah Permaisuri Raja sebelumnya yang mengasingkan diri. Mengapa di simpan di ruangan khusus itu karena ada suatu hal yang terjadi di masa lalu. Saya sarankan agar Tuan tidak membahasnya, karena Raja dan Ibu Suri saat ini tidak senang jika ada yang membahas Ratu terdahulu". Ujar sang penjaga dengan setengah berbisik, takut ada orang yang mendengar pembicaraan mereka.

"Uhm baiklah, aku tidak akan mengungkitnya lagi. Lebih baik kita menuju taman secepatnya".

-

Tiba di sebelah timur Istana terlihat ada sebuah taman yang luas dengan berbagai macam bunga dan tanaman dari berbagai penjuru dunia. Namun di sana ada seorang wanita yang belum pernah Ludius lihat sedang berdiri memandangi taman yang membentang luas.

'Siapa dia? Aku tidak melihatnya di Aula Keluarga. Berarti dia bukan salah satu anggota dari keluarga Kerajaan. Aku bisa mendekatinya untuk mengetahui silsilah Keluarga Kerajaan. Ini cukup bagus'. Batin Ludius.

"Memandangi hamparan bunga di taman memang menyejukkan. Ini juga yang membuatku rindu rumah". Kata Ludius, ia berdiri di samping si wanita. Sedangkan penjaga yang mengantarkannya ke taman langsung pergi tanpa pamit.

"Aku kira tidak ada pria yang akan mengagumi para bunga yang ada di sini.." ujar si wanita, ia menoleh pada Ludius dengan senyum manisnya.

Author Note :

Chie... abang Lu ketemu cwe baru lagi.. ah, thor.. kamu curang. masa abang Lu ketemu cwek lagi...

eisst... Silvia juga ketemu cwok baru lagi tuh. jangan sampe deh yah, krn LDR dan nemu orang baru dalam hidup jadi hubungan mereka renggang.

huwa.. embun juga nggak pengen itu terjadi, apalagi Ludius udah jadi bucin parah. secara logika sih nggak yah. tapi mungkin mereka akan dekat itu bisa ajh terjadi.

tapi siapakah Denim George? apakah dia saksi hidup yang mengetahui silsilah keturunan raja terdahulu. wah.. jalan untuk Ludius mengetahui identitas sebenarnya Silvia mulai terkuat. embun udah nggak sabar nunggu Ludius ngungkap nih.

semoga ajh nggak ada yang akan menghalang halangi mereka nanti. soalnya jika Silvia sampai terekspos ke luar dngan gelarnya Putri Kerajaan Hardland, maka pasti akan terjadi perang dalam kerajaan yang akan mengorbankan banyak org gara gara kekuasaan.

di tunggu krisan, komentar, review ps serta ratingnya kakak, kalau bisa buka gemboknya pake coin berbayar yah..

salam sayang dr Embun