"Hahaha. Kamu berpikir terlalu jauh. Aku mau ke luar negri. Nggak mungkin aku ninggalin kamu disini sendirian. Bawa semua bukumu yang perlu di pelajari. Belajarlah dengan baik di sana." Ucap Ricko sambil mengelus puncak kepala Intan.
"Hmmmm" Balas Intan sambil mengunyah makanannya.
Setelah sarapan Intan mengepak bukunya dan beberapa pakaiannya serta kebutuhan lainnya di kamarnya. Ricko menunggunya duduk di tepi ranjang Intan sambil membalas email yang masuk melalui ponselnya.
Setelah semua beres, Ricko membawa barang bawaan Intan ke dalam mobilnya. Lalu melajukan mobilnya ke rumah Pak Ramli. Sesampainya di rumah Pak Ramli, Ricko membawakan barang Intan masuk ke dalam kamarnya. Intan pun mengikutinya.
"Mas... berapa lama kamu pergi?" Tanya Intan ingin tahu.
"Kurang lebih semingguan. Nich uang belanjamu." Balas Ricko sambil menaruh barang Intan lalu mengeluarkan uang dari dalam sakunya sebanyak 2 juta rupiah. Ia sudah mempersiapkan ini sebelumnya.
"Banyak amat Mas?" Tanya Intan sekaligus senang.
"Karena kamu istriku. Aku pergi dulu. Jaga dirimu baik- baik." Pamit Ricko sambil membelai puncak kepala Intan lalu berbalik hendak pergi.
"Mas..." Panggil Intan. Ricko pun berbalik ketika sudah di ambang pintu. Intan menabraknya lalu memeluknya dengan erat.
"Segeralah kembali. Aku menunggumu..." Ucap Intan. Dadanya terasa sesak. Air matanya menetes. Ricko pun membalas pelukan Intan lalu mencium keningnya. Intan menengadahkan kepalanya. Ricko menghapus air mata Intan dengan ibu jarinya.
"Jangan menangis. Akan aku usahakan segera kembali secepatnya. Jangan memikirkan Rossa lagi. Aku sudah tidak mencintainya." Ucap Ricko. Intan pun menganggukkan kepalanya. Ricko memegang dagu Intan lalu mencium bibirnya dengan lembut. Intan memejamkan matanya menikmati ciuman Ricko yang tidak menuntut seperti biasanya. Ricko melepaskan ciumannya saat merasakan Intan sudah kehabisan napas.
"Aku pergi dulu. Sampai jumpa." Pamit Ricko sambil tersenyum lalu keluar dari kamar Intan. Intan mengikutinya hingga halaman rumah dan menyaksikan kepergian Ricko hingga mobilnya tidak terlihat lagi.
Hati Intan merasa sedih. Ia sudah terbiasa dengan kehadiran Ricko di setiap waktunya. Tiba - tiba Ricko harus pergi dalam waktu yang cukup lama. Bahkan Ricko baru saja pergi 5 menit yang lalu Intan sudah merasa rindu. Tidak berapa lama Bu Romlah datang dari pasar.
"Lo Ntan, kamu pulang? Ada apa?" Tanya Bu Romlah heran melihat Intan di rumahnya dengan mata sembab.
"Mas Ricko mau ke luar negri Bu. Jadi Intan di suruh menginap di sini." Jawab Intan jujur hampir mewek.
"Kenapa kamu menangis?" Tanya Bu Romlah penasaran karena jarang sekali bahkan hampir tidak pernah melihat anaknya menangis kecuali waktu bayi.
"Intan sayang sama Mas Ricko Bu. Hiks hiks." Balas Intan lalu menangis.
"Sabar... Baru di tinggal pergi gitu aja sudah nangis. Hahaha." Ucap Bu Romlah menertawakan Intan. Intan pun jadi cemberut.
Sementara itu Ricko mengemudikan mobilnya ke bandara sambil menelpon Romi untuk menangani urusan perusahaan selama ia pergi ke luar negri. Ia akan menemui Rossalinda dan memberikan kejutan dengan kedatangannya yang tiba - tiba tanpa pemberitahuan sebelumnya. Ia sudah tidak sabar untuk segera mengakhiri hubungannya dengan Rossa secepatnya. Ia tidak ingin ada salah paham lagi dengan Intan. Sekarang ia menyayangi Intan entah itu karena seringnya berinteraksi atau karena Intan sudah menjadi istrinya. Baginya Intan sangat lucu, selalu membuat hatinya senang meskipun kadang juga menyebalkan karena tidak patuh terhadapnya.