Han Sen menatap retakan di dinding batu. Tadinya, dia berpikir tembok itu merah karena makhluk itu berdarah.
Namun, jika dilihat dengan seksama, itu bukan hanya darah si makhluk. Sepertinya ada cairan masuk melalui celah-celah dari sisi yang lain.
Dengan pantulan cahaya lahar, cairan itu juga seakan berwarna merah. Namun, Han Sen bisa mengatakan itu bukanlah darah, tapi seperti air.
"Air!" Han Sen akhirnya mengerti apa yang dilakukan makhluk itu.
Di balik tembok batu, sepertinya ada cabang sungai bawah tanah.Makhluk itu mencoba menghancurkan tembok batu untuk membiarkan air masuk ke dalam kolam lahar.
'Brengsek. Makhluk ini berbahaya. Dia mencoba mengalirkan air ke dalam lahar.' Pikir Han Sen.
Di Aliansi, saat air bertemu dengan panas lahar, satu kemungkinannya adalah air akan menguap. Namun, jika ada cukup air, lahar akan menjadi sebongkah batu.
Bahkan jika kura-kura selamat di dalam lahar, tidak berarti dia bisa selamat di dalam batu. Jika kura-kura terkurung dalam batu, Han Sen tidak tahu jika masih memungkinkan baginya untuk mendapatkan sari kehidupan si kura-kura.
"Pakai masker gas kalian!" seru Han Sen pada yang lain dan segera memakaikan masker pada dirinya.
Meskipun Sun Minghua, Jin Rijie, dan Jin Qiuli tidak mengerti mengapa Han Sen menyuruhnya, mereka mulai mempercayai Han Sen akhir-akhir ini, jadi mereka mengikuti instruksinya.
Tidak lama setelah mereka memakai masker, mereka tiba-tiba mendengar suara retakan dan semburan.
Air mulai mengalir dari tembok batu yang semakin dan semakin hancur karena si makhluk, yang membanjiri lahar dan menimbulkan asap abu-abu pekat.
"Mundur! Jangan biarkan dirimu terbakar oleh uapnya." Han Sen tidak berani untuk tetap diam dan menonton sambil menarik profesor mundur dengannya.
Brak!
Saat empat orang itu mundur, mereka mendengar suara keras dari batu dan air yang berjatuhan. Lalu mereka mendengar suara mendesis. Dengan asap abu yang membumbung, seluruh gua menjadi sangat panas sampai hampir tidak tertahankan.
Sekelompok orang dengan cepat mundur ke belakang. Untungnya, asap abu tidak menyebar dengan sangat cepat.Butuh waktu untuk asap itu naik sampai ke jurang. Saat mereka mencapai sebuah gua kecil jauh dari jurang, mereka diselimuti oleh abu. Masing-masing tampak seperti patung yang keluar dari gudang.
Untungnya, mereka semua memakai jubah jiwa binatang dan masker gas., jadi mereka tidak terluka sama sekali.
Setelah menunggu cukup lama di gua kecil, asap hitam perlahan menghilang dan udara mulai mendingin. Yang mereka bisa dengar hanyalah air yang mengalir.
"Aku akan pergi melihatnya." Han Sen tidak ingin melepasnya. Dia telah lama mempersiapkan diri untuk membunuh si kura-kura dan tidak ingin melihatnya terbunuh dalam lahar.
Sambil berlari lagi ke jurang, Han Sen memandang ke bawah. Meskipun masih ada asap tipis yang tersisa, dia bisa melihat dengan jelas cahaya tembus dari tembok batu yang dihancurkan makhluk raksasa itu.
Tidak ada satupun percikan dari kolam lahar. Di bawah jurang terdapat danau yang baru dibuat. Airnya berasal dari sungai bawah tanah yang tadinya berada di balik dinding batu.
Di dalam air, di tempat kolam lahar berada, lahar itu membeku menjadi bongkahan batu hitam licin dengan lubang berkarang seperti permukaan bulan.
Makhluk raksasa itu berguling dengan semangat mengitari danau sambil memekik kegirangan.
'Kura-kura itu mati begitu saja?' Han Sen tidak yakin kalau makhluk super bisa dibunuh dengan mudahnya.
'Sepertinya tidak begitu.' Han Sen memutuskan. Lahar itu cair, jadi pasti ada sumber panas di bawah kolam untuk menjaganya tetap seperti itu. Karena sumber panasnya tidak dimatikan, mustahil lahar itu mengeras sepenuhnya.
"Makhluk ini terlalu licik untuk memikirkan strategi itu. Aku penasaran ada dendam apa terhadap kura-kura itu?" kata Jin Rijie sambil menghampiri dan bergabung dengan Han Sen.
Saat Sun Minghua ingin berkata sesuatu, mereka tiba-tiba mendengar batu itu hancur. Batu yang baru terbentuk di tanah mulai retak.
Makhluk raksasa itu ikut dikejutkan oleh suara itu, dan menegakkan tubuhnya seperti ular kobra yang siap menyerang, menatap bongkahan yang rusak itu dengan waspada.
Bum!
Bongkahan itu tiba-tiba meledak. Kura kura hitam besar menyeruak dari dalam cipratan lahar bagai iblis yang datang kembali.
Saat kura-kura itu keluar, dia berteriak pada makhluk raksasa dan menerjang makhluk itu dengan kepala tersembunyi di dalam cangkang.
Makhluk itu memutar tubuh besarnya dan menghindari kura-kura. Namun, kura-kura menjulurkan kepalanya keluar dan menggigit makhluk itu di udara.
Makhluk itu menjerit dan melingkarkan tubuhnya melilit si kura-kura, menggigit leher kura-kura dengan mulutnya yang seperti buaya.
Dua makhluk itu saling mencoba membunuh satu sama lain, bergulingan di danau, dan memecahkan bebatuan kemanapun mereka pergi.
Sekelompok orang itu tercengang melihat pertarungan monster dan merasa seperti menonton film.
Han Sen diam-diam sangat kegirangan. Karena makhluk itu bisa menandingi kura-kura, sangat memungkinkan bahwa itu juga makhluk super. Jika benar, mungkin dia benar-benar sangat beruntung.
Saat Han Sen membayangkan membunuh dua makhluk super sekaligus, memakan sari kehidupan mereka dan menjadi bangsawan super, dia segera menyadari mimpinya mungkin tidak akan tercapai.
Dua makhluk itu berhasil menghancurkan tanah batu vulkanik sampai terbuka. Lava menyembur dari sela-sela dan bertemu dengan air. Asap abu sekali lagi mengisi udara. Sambil meraung dan berguling, makhluk itu meneruskan pertarungannya, menggetarkan seluruh gua bawah tanah.