"Makhluk Super Kalajengking Ungu Berekor Dua dibunuh. Tidak mendapatkan jiwa binatang. Daging makhluk ini tidak bisa dimakan, tetapi kau bisa mengambil sari gen kehidupannya. Makan sari geno kehidupan untuk memperoleh poin geno super secara acak dari nol sampai sepuluh."
Han Sen mendengar pemberitahuan tersebut dan merasa sedikit kecewa. Dia ingin menunggu sampai makhluk itu melahirkan, tetapi kini setelah dia membunuhnya, dia bahkan tidak mendapatkan jiwa binatang. Yang dia miliki hanyalah sari gen kehidupan yang tidak berguna.
Kalajengking berekor dua pun menghilang dan meninggalkan sari gen kehidupan berwarna ungu gelap di lantai tempat dia terbaring sebelumnya. Tetapi selain itu ada sesuatu yang lain; sebuah telur ungu berukuran bola ping pong. Hal ini membuatnya bersemangat.
Melihat rubah perak dengan rahangnya yang terbuka, bersiap untuk melahap telur itu, Han Sen memerintahkan malaikat kecil untuk menangkap bajingan rakus itu.
Rubah perak merengek dengan sangat marah kepada malaikat kecil. Namun dia tidak menyerangnya karena dia tahu betapa kuat si malaikat kecil itu.
Malaikat kecil membawa telur ungu itu kepada Han Sen dan kemudian kembali ke Lautan Jiwa.
Rubah perak menggosokkan kepalanya ke kaki Han Sen, dan memandang Han Sen dengan tatapan penuh kasih sayang, dengan matanya yang terbuka lebar. Dia tampak seperti sedang memohon.
"Pergi dari sini; kau telah memakan tanaman itu sebelumnya. Ini punyaku!" Tidak mungkin dia akan memberikan telur itu kepada rubah perak, jadi untuk saat ini, dia hanya menyimpannya.
Han Sen sangat memahami betul rubah perak. Saat mereka pertama kali bertemu, rubah perak selalu bersikap manis dan elegan. Tetapi seiring waktu berlalu, setelah Han Sen mengakuinya sebagai peliharaannya, terbongkar bahwa mulutnya adalah mesin pengunyah yang kejam, jahat, dan kotor. Dia memakan apa saja yang dia bisa temukan tanpa henti, dan tidak meninggalkan sedikitpun bagian untuk tuannya.
Alasan satu-satunya dia bertingkah manis adalah karena dia menginginkan sesuatu, dan hal ini adalah sesuatu yang tidak ingin Han Sen relakan. Han Sen berpikir rubah ini bagaikan lubang tak berdasar untuk makanan, dan tidak peduli seberapa banyak kau memberinya makan, dia selalu bisa memasukkan makanan lebih banyak lagi.
Hati Zhou Yumei tampak hancur saat dia merawat luka Oranye Kecil. Peliharaannya telah disengat oleh ekor kalajengking itu dua kali, dan tempat yang telah diserangnya mulai tampak keunguan. Dia tampak seperti sedang keracunan. Hal ini membuat Zhou Yumei tampak cemas, dan air mata mulai merebak di matanya.
"Oranye Kecil, bertahanlah! Aku akan menyelamatkanmu, oke?" kata Zhou Yumei sambil merawat lukanya, pipinya bersimbah air mata.
Tetapi luka itu begitu dalam, dan tampaknya mustahil untuk memisahkan racun dari tubuhnya. Ada kemungkinan racun itu telah mencapai organ dalam Oranye Kecil.
"Aku mohon padamu; tolong kembali ke Aliansi. Kembali ke sana dan bawa kembali penawar racun untukku. Lakukanlah hal itu dan aku akan melakukan apa pun!" Zhou Yumei berseru dan memohon setelah berlari ke arah Han Sen.
"Apa pun?" Han Sen tersenyum ganjil pada Zhou Yumei saat dia bertanya untuk memastikan.
Zhou Yumei menggertakkan giginya dan memberinya jawaban yang dia inginkan, "Ya, apa pun."
"Tentu. Tunggu sebentar." Han Sen mengaduk-aduk isi tasnya untuk mencari pena dan kertas, dan kemudian menulis sebuah kontrak. Setelah dia selesai, dia menyerahkannya kepada Zhou Yumei dan berkata, "Jika artinya memang apapun, maka tanda tangani di garis titik-titik ini."
"Apakah ini kontrak perdagangan manusia?" tanya Zhou Yumei saat dia memeriksa detail dokumen milik Han Sen. Dengan mata terbelalak, dia menatap Han Sen. Jika dia menandatanganinya, dia akan menjadi pelayan Han Sen.
Dan ada juga ketentuan lain yang tertulis di kertas itu. Dia juga harus melatih Oranye Kecil untuk menuruti perintah Han Sen. Ini jelas-jelas kontrak beli-satu-gratis-satu, yang membuatnya mendapatkan dua pelayan.
"Semuanya terserah padamu apakah kau mau menandatanganinya atau tidak. Tetapi itulah kesepakatannya鈥攕atu-satunya tawaranku,"Han Sen dengan santai berkata padanya.
Oranye Kecil benar-benar tampak dalam situasi yang darurat, tetapi dia adalah makhluk super generasi kedua. Bahkan jika dia tidak mendapatkan penawar racun, dia pasti akan pulih dengan sendirinya.
Akan tetapi, Zhou Yumei tidak tahu tentang hal ini karena dia tidak tahu banyak mengenai sifat makhluk super. Kekhawatirannya pada Oranye Kecil juga membuatnya tidak bisa berpikir jernih. Dia sangat khawatir saat mengamati peliharaannya sedang menderita.
"Meong..." Zhou Yumei memandang Oranye Kecil dan melihat betapa lemahnya dia, mengeong kepadanya dengan tampak sangat kasihan.
"Aku akan menandatanganinya." Zhou Yumei menggertakkan giginya, mengambil pena itu, dan menandatangani kontrak. Dia tidak ingin Oranye Kecil menderita lebih lama, setelah apa yang pernah dia lakukan untuknya. Jika bukan karena peliharaan itu mengakuinya sebagai tuannya, dia tidak mungkin tetap hidup.
Ditambah lagi, Oranye Kecil hanya berada dalam kondisi seperti ini karena dia ingin melindunginya saat dia merasa Zhou Yumei dalam bahaya.
"Ini baru benar!" Han Sen menjulurkan tangannya untuk mengambil kembali kontrak itu, tetapi Zhou Yumei menjauh darinya.
"Penawar racun." Zhou Yumei menyodorkan tangannya yang kosong kepada Han Sen. Kemudian, dia membuka tasnya dan menaruh beberapa penawar racun di telapak tangannya. Dengan mengatupkan rahangnya sekali lagi, dia memberikan Han Sen kontrak yang ditandatanganinya dan dengan cepat berlari ke sisi Oranye Kecil untuk memberikannya penawar racun.
Han Sen sangat puas dengan hasilnya dan kontrak barunya.聽Zhou Yumei dan Oranye Kecil kini adalah miliknya. Saat dia kembali ke Aliansi, dia bisa membuat keluarga Zhou membayarnya dengan uang yang sangat banyak. Meskipun dia hanyalah putri dari anggota dewan, pria itu akan melakukan apa saja untuk membawanya kembali.
Akan tetapi, Han Sen tidak ingin melakukan sesuatu yang buruk kepada Zhou Yumei. Dia akan pergi meninggalkan area ini tidak lama lagi, dan dia berencana untuk membawa Zhou Yumei bersamanya. Han Sen membuat kontrak ini untuk mencegah adanya konflik yang muncul di perjalanan. Setiap keputusan yang dibuat adalah keputusannya, dan itu mencegah perdebatan yang tidak diperlukan.
Jika Zhou Yumei bersikap baik dan tidak menyebabkan masalah, setelah meninggalkan gurun, Han Sen tidak akan menjadikannya sebagai pelayan lagi. Dan di masa mendatang, jika dia membutuhkan bantuan Zhou Yumei, dia berpikir dia mungkin akan memanggilnya.
Han Sen tahu bahwa jika Zhou Yumei membawa Oranye Kecil pulang ke rumah, dia akan menjadi orang yang penting. Menjadikannya sebagai pelayan tidak terlalu tampak realistis.
Penawar itu bekerja, dan setelah dua hari, racun di dalam Oranye Kecil pun sepenuhnya lenyap.
Han Sen mendapati dirinya di pojokan, jauh dari yang lain, dan mencoba untuk membuka telur tersebut.
"Makhluk Super yang Belum Selesai Terbentuk dibunuh. Tidak mendapatkan jiwa binatang. Makan dagingnya untuk memperoleh poin geno super secara acak dari nol sampai lima.
Han Sen belum pernah mendengar hanya sampai lima poin geno super yang bisa didapatkan, dan pemberitahuan itu bahkan tidak menyebutkan nama makhluk tersebut. Telur itu pasti hanya sekedar fetus, dan makhluk di dalamnya belum terbentuk.
Tetapi satu poin geno super lebih baik dari tidak ada sama sekali. Han Sen memasaknya di atas api dan menambahkan sejumlah bumbu sebelum memakannya.
"Kau mengkonsumsi daging makhluk super; total poin geno supermu bertambah satu."
Sensasi aneh memasuki tubuh Han Sen, dan sel-sel tubuhnya terasa lebih hidup. Pemberitahuan tersebut berbunyi empat kali, menaikan jumlah poinnya sebanyak empat poin sehingga sejumlah tiga puluh enam.
Sebelum Oranye Kecil pulih total, Han Sen mengumpulkan persediaan untuk perjalanan mereka nanti. Dia siap untuk keluar dari penampungan itu dan mencoba untuk mencari jalan keluar dari Gurun Hitam.
Selama beberapa hari belakangan ini, dia tidak melihat sedikitpun batang hidung ataupun sehelai rambut si peri di sekitar penampungan, jadi dia berasumsi peri itu telah kembali ke bawah tanah.
Tetapi tidak lama setelah mereka meninggalkan penampungan, peri itu muncul entah dari mana. Dia mengepakkan sayapnya untuk menghasilkan salju dan dengan ganas menghampiri Han Sen.
Han Sen tidak menyangka peri itu sangatlah pendendam. Dia hanya memukulnya satu kali, dan sampai kini, dia masih menuntut pembalasan.