Perjalanan jauh antar bintang sangat membosankan. Banyak orang yang memilih pergi ke ruang olahraga atau masuk ke Jaringan Langit untuk menghabiskan waktu.
Walaupun tempat tujuan Han Sen Planet Elang tidak terlalu jauh, tetap memerlukan waktu beberapa hari.
Han Sen merasa cukup bosan duduk sendirian dan sedang mempertimbangkan untuk pergi ke ruang olahraga. Tiba-tiba dia melihat seorang gadis di seberangnya menggunakan jaringan komunikasi untuk bermain sebuah permainan yang terlihat seperti Tangan Dewa online.
Han Sen mengira itu mirip dengan Tangan Dewa karena permainan yang dia mainkan di stasiun teleportasi melalui perangkat holografis yang memantau seluruh tubuh seseorang, sedangkan permainan yang dimainkan gadis ini adalah permainan jaringan komunikasi yang dapat dimainkan dengan satu tangan.
Jari jemari gadis itu panjang dan lentik, memukul titik-titik di dekat tangannya dengan kecepatan yang mempesona.
Yang tidak dipahami Han Sen adalah hal yang terlihat berbeda antara permainan ini dan yang dia pernah dia mainkan.
Selain titik-titik lampu itu, juga ada gambar holografis sebuah telapak tangan, yang memukul titik-titik di dekatnya seolah-olah mencoba untuk mengalahkan gadis itu bagi mereka.
Han Sen melihatnya sebentar dan kira-kira memahami bahwa itu ada versi mini online dari permainan Tangan Dewa. Permainan yang pernah dia mainkan adalah versi pemain tunggal.
Setelah menyelesaikan rondenya, gadis itu melihat Han Sen sedang menatap dirinya dan memandangnya dengan dingin.
Han Sen kemudian menyadari bahwa gadis itu mempesona. Dia mungkin seumurannya atau lebih tua. Mengenakan pakaian yang terlihat seperti seragam, wajah manisnya seperti boneka porselen dengan bibir merah kecil dan rambut hitam.
Gadis itu melihat Han Sen masih menatapnya dan sengaja memutarkan badannya, meneruskan bermain.
Han Sen berdiri, berjalan ke samping gadis itu, dan berkata sambil tersenyum. "Kau juga pergi ke Elang Hitam?"
Gadis itu membalikkan badannya dan menatap Han Sen, sedikit heran. "Kau juga pergi ke Elang Hitam?"
"Belum, saya akan mendaftar," kata Han Sen.
Setelah mendengar jawabannya, gadis itu tampaknya tidak tertarik lagi dengannya. Ada banyak sekali orang yang mendaftar ke Elang Hitam setiap tahun dan tingkat penerimaannya kurang dari satu per seribu.
Dia berpikir Han Sen hanya mencoba untuk membuka pembicaraan. Dia telah terlalu banyak melihat orang sepertinya dan tidak merasa heran lagi.
"Kakak, permainan apa yang kau mainkan? Tampaknya seperti Tangan Dewa," Han Sen duduk di samping gadis itu dan meneruskan percakapan.
Gadis itu tidak punya pilihan lain selain membalikkan badan dan menatap Han Sen. Tiba-tiba bibirnya mengembangkan senyuman nakal. "Jangan tanya dan mainlah melawan aku. Jika kau menang. Aku bahkan akan kencan denganmu."
Gadis itu mengira semua orang mengetahui Tangan Dewa versi Jaringan Langit, terutama kandidat yang mendaftar ke akademi militer. Han Sen pasti memanfaatkan ini untuk menarik perhatiannya.
"Jadi, jika aku menang, kau bersedia menjadi pacarku?" Han Sen melihat gadis itu dengan heran, tidak mempercayai apa yang dia katakan itu benar.
Gadis ini berwajah manis dan badannya lebih bagus lagi. Kaki panjangnya dan payudara yang berisi semakin jelas diperlihatkan oleh pinggang kecilnya. Dia memang seorang gadis yang cantik.
Dia masih terlalu muda saat ini, tetapi dalam waktu beberapa tahun, setelah dia menjadi seorang wanita, dia pasti akan semenarik, atau lebih menggoda daripada Qin Xuan.
Seorang gadis sepertinya akan menjadi pacarnya jika dia dapat mengalahkannya dalam Tangan Dewa. Bagaimanapun juga, ini sangat menguntungkan baginya.
"Tentu saja, Ji Yanran selalu menepati kata-katanya. Jika kau diterima di Elang Hitam, kau dapat bertanya ke yang lain dan semua orang akan berkata yang sama." Ji Yanran menyeringai.
Dia adalah junior di Elang Hitam dan presiden dari Perkumpulan Tangan Dewa. Dia pasti berada dalam 10 besar pada permainan ini dalam Elang Hitam. Bahkan tidak terlalu banyak pemain profesional yang mempunyai kepercayaan diri untuk dapat mengalahkannya, apalagi Han Sen yang bahkan belum masuk ke sekolah militer.
"Bagus sekali. Mari kita mulai sekarang." Han Sen merasa dia tidak dapat menyia-nyiakan kesempatan sebaik ini, untuk mendapatkan seorang pacar yang cantik bahkan sebelum masuk sekolah. Dia tidak akan sering menemui kesempatan seperti ini.
Ji Yanran memberikannya senyuman manis, "Karena ini adalah kesepakatan dan kau mungkin akan menjadi pacarku, apa yang dapat kau tawarkan jika kalah?"
"Jika aku kalah, aku akan menjadi pacarmu. Apakah itu adil?" Han Sen berkata dengan sungguh-sungguh.
Ji Yanran menatapnya dengan dingin dan berkata, "Sudahlah. Kata-katamu tidak ampuh untukku. Jika kau kalah, kau tidak akan menunjukkan wajahmu lagi di hadapanku mulai dari sekarang dan sampai pada saat kita tiba di Planet Elang."
"Sepakat." Han Sen mengangguk.
Dia melihat Ji Yan ran bermain dan menduga dia jauh lebih lamban daripada dirinya. Dia merasa percaya diri bahwa dirinya dapat menang.
"Apa identitas permainanmu? Aku akan menambahkanmu dan mengundangmu ke dalam kelompokku." Ji Yanran ingin menyingkirkannya secepat mungkin.
"Maaf kakak, aku tidak pernah bermain Tangan Dewa versi ini. Dapatkah kau menunjukkan padaku cara bermainnya dulu?" Han Sen menjulurkan kedua tangannya dengan tak berdaya dan berkata.
Dia pernah memainkan peralatan ini di stasiun teleportasi dan tidak pernah mencobanya di jaringan komunikasinya.
"Kau benar-benar tidak tahu cara bermainnya?" Ji Yanran tidak mempercayainya.
"Apa nama yang harus aku cari?" Han Sen menyalakan jaringan komunikasinya.
"Aku mau lihat berapa lama kau dapat bertahan seperti ini." Ji Yanran sama sekali tidak mempercayainya, tetapi dia juga tidak marah. Dia ingin melihat berapa lama dia dapat terus berpura-pura, maka dia memberitahunya bagaimana masuk ke permainan.
Dia melihat Han Sen menggunakan nomor jaringan komunikasi untuk masuk ke dalam permainan dan cukup terkejut, karena yang muncul di jaringan komunikasinya adalah tutorial, yang hanya muncul ketika permainan ini dipasang untuk pertama kalinya.
"Kau sungguh-sunguh tidak pernah bermain Tangan Dewa?" Ji Yanran menatap Han Sen dengan heran.
"Tidak pernah versi ini. Aku hanya pernah bermain versi pemain tunggal," balas Han Sen.
"Kedua versi sangat berbeda, dan kau berani bermain melawanku ketika kau tidak pernah bermain versi tanding?" Ji Yanran merasa kaget dan geli, karena dia berpikir pria ini memang murni terpancing oleh nafsu.