Han Sen menggunakan Badai Pedang untuk menebas pedang berlian pada mahkluk itu.
Tombak dan pedang itu berbenturan. Han Sen terpelanting dengan pedang di tangannya oleh kekuatan yang luar biasa dari makhluk itu.
Han Sen termasuk orang hebat dalam Tempat Suci Para Dewa. Namun, dia tidak dapat menghalangi serangan dari mahkluk berdarah sakral. Setelah terlempar sejauh beberapa kaki ke udara, dia berguling di padang rumput yang berair beberapa saat sebelum dapat menghentikan dirinya.
Lu Weinan yang mencoba untuk menyerang kuda bertanduk tunggal diam-diam tercengang. Dia mengetahui kekuatan Han Sen dengan baik. Bahkan Han Sen bisa terpelanting.
Lu Weinan cepat-cepat kabur ketika dia melihat mahkluk berdarah sakral sudah mengincarnya. Sambil kabur, dia berteriak, "Kakak Han, ayo kari. Ini di luar kemampuan kita."
Mahkluk berdarah sakral itu cepat-cepat berusaha menantap Lu Weinan, namun gerakan kaki Lu Weinan menakjubkan. Dia menggeliat seperti ikan dan memanggil burung berbulu besi untuk membawanya ke angkasa.
Mahkluk berdarah sakral itu tidak mengejar Lu Weinan, tetapi beralih ke Han Sen. Kuda bertanduk tunggal itu sangat cepat sehingga tiba-tiba dia sudah berada di depan Han Sen dan tombak hampir mengenai pria itu.
Bum!
Han Sen tiba-tiba memanggil pembunuh berdarah dan cepat-cepat berubah wujud.
Pedang berlian sekali lagi berbenturan dengan tombak dan menimbulkan suara kencang dan percik api. Walaupun menggunakan jiwa binatang perubahan wujud, Han Sen tetap harus melangkah mundur sebelum dapat menstabilkan dirinya.
Kedua monster yang galak itu memulai pertarungan sengit. Lu Weinan yang berada di angkasa merasa kaget. Dia tidak pernah menyangka bahwa mahluk berdarah sakral itu begitu kuat.
Dollar memang selebriti di Tempat Penampungan Baju Baja. Baru beberapa saat lalu, dia membunuh mahkluk berdarah sakral di Pulau Misteri sendirian dan mengalahkan Anak Surga.
Pria sekuat itu sama sekali tidak dapat mengalahkan mahluk itu, hal itu di luar dugaan Lu Weinan.
Han Sen juga terkejut. Mahkluk berdarah sakral ini sama sekali tidak lebih lemah daripada Malaikat Suci. Keahliannya menggunakan senjata juga sangat menakjubkan sehingga Badai Pedang terlihat lebih lemah.
Walaupun Han Sen telah bertemu raja rubah yang licik dan raja binatang berbulu hitam, juga Malaikat Suci yang sangat kuat, dia tetap merasa takjub dengan keahlian tombak mahluk berdarah sakral ini. Dia yakin bahwa hanya beberapa orang dalam Tempat Suci Para Dewa yang dapat sepadan dengan keahlian tombak mahkluk itu.
"Kakak, ayo pergi sekarang!" Lu Weinan berteriak pada Han Sen dari angkasa.
Walaupun Han Sen bukan tandingan mahkluk itu, dia tidak mau mundur. Mahkluk itu tidak akan dapat membunuhnya dengan terlalu mudah, maka dia ingin menguji apa kelemahan mahkluk ini.
Han Sen segera merasa tertarik dengan keahlian tombak aneh dari mahkluk itu. Walaupun tampaknya mahkluk itu hanya dapat menancap dan menyapu dengan tombak, Han Sen menemukan bahwa kedua gerakan tersebut membawa kekuatan perputaran yang besar.
Ketika mahkluk itu menancap, kekuatan perputaran akan merubah tombak menjadi bor yang dapat menembus apapun, bahkan pakaian baju baja berdarah sakral.
Ketika tombak digunakan untuk menyapu, dia akan menjadi perisai yang sempurna, apapun yang mengenainya akan terpelanting.
"Keahlian tombak yang luar biasa." Han Sen mengamati ketika dia bertarung. Namun, dia tetap tidak dapat mengetahui bagaimana cara mahkluk berdarah sakral melakukannya.
Karena Han Sen tidak dapat meneruskan bertarung dengan mahkluk itu, dia memanggil Meowth dalam bentuk transformasi. Meowth melemparkan dirinya pada mahkluk itu, sementara itu kuda bertanduk tunggal menendang hewan piaraan itu. Meowth tidak mengantisipasinya sama sekali dan terpelanting ke udara.
Untungnya, Meowth sangat kuat dan tendangan itu tidak mengakibatkan luka parah. Dengan sedikit darah di pinggir mulutnya, dia menggeram dan berlari ke arah kuda bertanduk tunggal.
Han Sen menyimpan kembali Meowth dan mengepakkan sayapnya untuk terbang tinggi, meninggalkan mahluk itu sendirian.
"Ya Tuhan, tadi sangat menakutkan! Bagaimana mungkin ada mahkluk berdarah sakral yang begitu hebat dalam Rawa Gelap!" Kata Lu Weinan sambil mengedalikan burung berbulu besi untuk terbang di dekat Han Sen.
"Aku benar, tidak hanya ada satu mahkluk berdarah sakral, tetapi ada dua." Han Sen masih menatap mahkluk-mahkluk berdarah sakral itu dari atas.
"Maksudmu tunggangan itu adalah mahkluk berdarah sakral yang independen?" Lu Weinan tiba-tiba memahami apa yang dimaksud dan berteriak, "Lalu, bagaimana kita dapat menang?"
Han Sen menatap mahkluk berdarah sakral dan tetap diam, Itu memungkinkan. Dia memilii Meowth, yang dapat digunakan untuk mengalihkan perhatian kuda bertanduk tunggal.
Namun, Han Sen bukan penunggang yang baik, dan tiadk dapat bertarung sambil menunggangi Meowth. Selain itu keahlian tombak mahkluk itu sangat aneh sehingga Han Sen belum menemukan solusinya.
Dia hanya dapat bertarung selama itu dengan menggunakan Sparticle, yang membantunya untuk menghindari banyak serangan kunci dari mahkluk itu.
Jika dia menunggangi Meowth, dia tidak dapat menggunakan Sparticle, sehingga dia akan rentan terhadap serangan mahkluk itu.
Selain itu, dia harus meminjam tenaga pembunuh berdarah, sehingga dia tidak dapat menggunakan tunggangan.
Dia mempertimbangkan hal-hal di atas dan memutuskan untuk hanya menggunakan Meowth untuk mengalihkan perhatian dan dia sendiri yang harus bertarung.
"Kau tidak dapat terbang, maka kau tidak dapat berbuat apa-apa terhadapku. Jika aku tidak dapat mengalahkanmu kali ini, aku akan kembali sepuluh kali lagi. Suatu hari, aku pasti akan membunuhmu," pikir Han Sen. Dia kemudian menemukan tempat untuk beristrirahat dengan Lu Weinan sampai mereka siap untuk bertarung dengan mahkluk itu lagi.
Ketika mereka pulih, Han Sen pergi ke padang rumput air.
Sebelum dia sampai di destinasi, Han Sen melihat mahkluk berdarah sakral muncul dari dalam danau, dan membuat Han Sen merasa heran.