" Aku sebaiknya ke toilet dulu , memastikan apakah ada cabe atau lipstik di gigi ku " , guman Zira pelan .
Zira menghampiri seorang pelayan , yang sedang menata meja hidangan .
" Permisi , toilet di mana ya " , tanya Zira .
" Lurus aja , kemudian belok ke kiri , lalu lurus di sebelah kanan toilet nya ", ucap si pelayan .
Zira mengangguk kan kepalanya dan segera pergi menuju toilet .
Setelah sampai di toilet Zira melihat Sisil juga berada di tempat yang sama .
Sisil mengetahui kedatangan Zira .
" Nona Sisil kamu ada di sini juga , atau jangan - jangan kita berdua berada di acara yang sama ", tanya Zira .
" cih apa yang kamu lakukan di sini ," tanya Sisil jutek .
" Main bola ," jawab Zira , sambil menunjuk kan gigi nya di depan kaca .
" owh gak ada cabe kok apa lagi lipstik ", guman Zira pelan.
" apa mereka semua menatap ku ada hubungannya dengan penampilan ku ", guman Zira lagi .
" hey Zira seperti nya ini rencana kamu ya ," bentak Sisil .
" Rencana apa nona ", Zira masih melihat kaca .
" kamu sengaja menjual gaun ku dengan orang lain agar yang menjadi pusat perhatian adalah kamu , benar kan ", tanya Sisil sambil menunjuk ke dada Zira .
Zira menepis tangan Sisil .
" wah terimakasih atas kejujuran nya, ternyata benar mereka semua melihat kearah ku karena penampilan ku , " guman Zira pelan .
Sisil yang merasa di acuh kan Zira mulai emosi .
" Hey jawab aku , cepat ", teriak Sisil .
" Nona - nona soal gaun mu kan kamu sendiri yang membatalkan secara sepihak , apakah kamu masih ingat ", tanya Zira santai .
Sisil merasa dirinya di pojokan Zira .
" Ah kenapa kamu tidak memberikan gaun ini kepada ku ", tanya Sisil .
" oh itu jawaban yang gampang nona , karena gaun ini tidak akan cukup untuk mu , kan kamu bisa lihat , tinggi badan kita aja beda , " Zira menunjukkan ke arah cermin .
Sisil mempunyai badan yang tinggi bak seorang model , sedang kan Zira mempunyai badan yang tidak terlalu tinggi .
" Ah kamu mencari alasan saja , sejak kapan kamu punya gaun ini ", bentak Sisil .
" Sejak lahir , bye nona Sisil , " Zira melambaikan tangan nya.
Zira berjalan ke luar toilet meninggal Sisil yang masih mencak - mencak .
" hey tunggu aku belum selesai dengan mu ", Sisil teriak .
Zira berjalan menyusuri ruangan menuju tempat acara yang sedang berlangsung .
" Aduh semua mata melihat ke arah ku , aku jadi risih ", guman Zira pelan .
" aih itu kan si ubi kayu , aduh aku takut , melihat tatapan nya , lebih baik aku menghindari nya ", guman Zira pelan .
Zira berjalan mengendap-endap menghindari tatapan ziko .
Zira berjalan menuju meja hidangan , beraneka ragam makanan di sajikan di meja , dari makanan lokal , sampai makanan western .
" Ah makanan nya menggugah selera ku , sebaiknya aku makan saja , perutku sudah memanggil - manggil ", guman Zira .
Zira memilih makanan yang ringan dulu , dia sangat menikmati makanan itu .
Beberapa saat kemudian .
" hey mulut micin ", teriak ziko .
" hemmmmm tuan bicara dengan ku ", tanya Zira sambil celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri .
" owh iya tuan bicara dengan ku , ada apa tuan muda ziko yang terhormat ," tanya Zira santai , sambil tetap mengunyah cake nya .
" duh tuan jangan melihat aku seperti itu , aku takut ," Zira berekspresi seperti orang takut .
" Kenapa kamu takut ," tanya ziko .
" Mata mu ada laser nya , hahahaha ", Zira tertawa kecil .
" hemmmmm kamu ya ," ziko sedikit marah .
" Tenang tuan tenang jangan marah - marah , mari kita nikmati makanan ini sejenak ," rayu zira .
" hello readers like dan komen yang banyak ya, dan jangan lupa vote biar tambah semangat author update nya ", terimakasih .