Semua tim dokter Diki pergi meninggalkan ruangan VVIP mereka kembali ke rutinitas nya , hanya tinggal satu dokter yang masih di kamar.
Ceklek .
Pintu kamar terbuka seorang dokter keluar dari kamar . Semua mata tertuju kepada dokter tersebut .
Dokter tersebut menjelaskan semua nya kepada Tuan muda ziko dengan detail , dokter tersebut dan dokter Diki pamit pulang untuk melakukan tugas nya kembali .
Di luar kamar ziko sudah uring -uringan , dia merasa di permainan kan , dia merasa harga diri nya di injak - injak oleh Zira .
Kevin memperhatikan tuannya dengan seksama , setelah emosi tuannya sudah mulai stabil Kevin memberanikan diri untuk bicara kepada nya .
" Tuan selanjutnya apa yang akan kamu lakukan ", tanya Kevin .
" Aku ingin menghancurkan nya ", teriak ziko .
" Tuan menurut saya sebaiknya jangan , pasti nona Zira melakukan hal ini karena dia merasa shock dengan pertunangan mendadak ", ucap kevin .
Ziko mendengar kan dengan cermat .
" Tidak ada seorang wanita yang mau menikah karena paksaan dan tekanan , mohon di pertimbangkan tuan ", ucap Kevin .
Ziko masih diam dengan tatapan yang jauh , wajahnya yang dingin dan penuh amarah sudah berubah menjadi lebih tenang .
Di dalam kamar .
Zira sudah mengetahui maksud dari kedatangan dokter Diki dan tim , dia merasa yang di lakukan nya akan membuat diri nya dan karirnya hancur .
Wajah Zira yang tadi nya ceria karena akan batal nikah tapi wajah nya sekarang berubah menjadi sendu karena perbuatannya , Zira tidak mempunyai keberanian untuk bertemu dengan ziko , dia masih duduk di pinggir kasur dengan kepala tertunduk .
Ceklek pintu kamar di buka .
Zira tidak menoleh sedikit pun ke arah pintu , dia sudah menduga siapa yang datang , dia menerima konsekuensinya apapun yang terjadi .
Ziko duduk di sebelah Zira di pinggir kasur . Mereka masih diam tanpa ada yang memulai pembicaraan , Ziko melirik Zira yang tertunduk ada rasa kasihan melihat Zira yang biasanya ceria dan bawel tapi tidak dengan Sekarang .
" Maafkan aku tuan ", ucap Zira pelan sambil tetap menunduk kan kepalanya .
Ziko masih diam hanya terdengar helaan nafas nya saja .
" Aku melakukan ini karena aku belum siap menikah ", ucap Zira lagi pelan masih tertunduk .
Ziko hanya mendengar kan belum bicara .
" Aku terima apapun hukuman yang akan tuan berikan ", ucap Zira pelan .
Ziko menghela nafas nya . Ziko masih diam dan beberapa saat kemudian .
" Aku tau kamu melakukan ini semua karena kamu merasa terancam dan tertekan , mungkin wanita lain jika di posisi kamu pasti akan melakukan hal yang sama ", ucap ziko pelan .
Zira mendengarkan dan masih dengan posisi yang sama tanpa berani menatap Ziko , Ziko berhenti sebentar kemudian melanjutkan ucapannya .
" Aku memang marah setelah mengetahui kebenaran nya tapi ", ziko menggantung ucapan nya .
" Aku memaklumi nya ", ucap ziko pelan .
Zira yang mendengar ucapan ziko langsung melirik ziko .
" Apakah kamu memaafkan ku tuan ", tanya Zira sambil melihat ke samping ke arah ziko .
Ziko hanya mengangguk kan kepalanya .
" Apakah kamu gak akan membunuhku dan tidak akan menghancurkan usaha ku ", tanya Zira lagi .
Ziko mengangguk . Zira yang melihat anggukan ziko merasa senang dan girang secara spontan dia memeluk ziko .
" Terimakasih tuan ", ucap Zira masih memeluk ziko .
Ziko yang mendapat pelukan dari Zira ada merasa kaget . Dia tidak menegur sama sekali dia menikmati momen ini .
Zira yang tersadar dengan kelakuan nya , langsung melepaskan pelukannya dengan cepat .
" Tapi sebagai hukuman kamu tetap akan menikah dengan ku ", ucap ziko santai .
Zira mendengar langsung membulat kan mata nya melihat ke arah ziko .
" Tuan kamu kan sudah memaafkan ku , kenapa aku tetap harus menikah dengan mu ", ucap Zira cepat.
" Hemmmmm aku tidak bisa membatalkan rencana mama ", ucap ziko .
" Kenapa tuan ", ucap Zira pelan .
" Pertunangan kita di umumkan dan di lakukan di depan semua tamu undangan , saya harap sampai sini kamu paham ", ucap ziko .
Zira yang mendengar ucapan ziko hanya diam , dan dia juga merasa ada yang beda dari diri ziko .
Kenapa aku merasa ada yang beda dari dirinya , dan perkataan nya juga beda , batin zira .
Zira masih berpikir mencari perbedaan dari perkataan ziko dan mencoba memahami maksud dari ucapan ziko .
mengapa perkataan nya menjadi beda , apa perbedaan nya , oh dia menyebutkan kata saya untuk dirinya , oh tuan kenapa kamu jadi lembut begini , batin zira .
" Tuan saya mengerti maksud anda tapi apakah tidak ada jalan lain ", tanya Zira , Zira yang biasanya bersikap kasar sama ziko juga merubah ucapan .
Zira bisa menempatkan posisinya dengan baik , dia bisa berbicara sopan dan santun dengan siapa pun tetapi tidak dengan ziko , mungkin karena dari awal dia sudah tidak suka dengan tindakan ziko sebelum nya .
" Akan aku pikirkan lagi nanti , persiapkan dirimu , sebentar lagi kita akan konferensi pers ", ucap ziko sambil mengelus rambut Zira dengan lembut .
Ziko keluar kamar meninggal Zira yang masih bengong dengan perlakuan ziko yang tidak biasanya .
" Dia mengelus rambut ku , tuan tuan kenapa kamu gak dari kemaren - kemaren bersikap seperti ini , pasti aku tidak akan melakukan perbuatan hal yang tadi , aduh bisa - bisa aku jatuh cinta sama kamu ", guman Zira pelan .
" like komen dan vote yang banyak ya terimakasih " .