Zira berjalan menuju ruangan Presiden direktur Ziko , dia sudah mengerti di mana letak ruangan tersebut karena sudah beberapa kali datang ke kantor nya .
Zira menemui sekertaris Ziko . Sekertaris Ziko berdiri begitu melihat kedatangan Zira sama hal yang di lakukan nya ketika bertemu dengan Bos nya .
Sekertaris nya terlihat sangat ramah dan sopan .
" Pagi mbak , saya ada janji dengan Tuan muda ziko , apakah tuan muda ziko ada " , tanya Zira .
" Pagi juga nona Zira , Maaf Tuan muda sedang ada meeting , nona di persilahkan untuk menunggu beliau di dalam ", ucap sekretaris .
Zira mengangguk sambil mengikuti sang sekertaris dari belakang . Sekertaris tersebut menuntun zira menuju ruangan Presiden direktur .
" Nona silahkan tunggu di sini , pesan dari tuan muda silahkan Nona makan makanan di meja ini ", ucap sekertaris sambil menunjuk beberapa hidangan di meja .
" baik mbak terimakasih ", ucap Zira sambil tersenyum .
Tinggal Zira sendirian di ruangan itu sekertaris tersebut kembali melakukan aktivitas nya .
Zira berkeliling dan memperhatikan setiap pajangan yang ada di dalam ruangan ziko .
Zira mengelilingi meja ziko , dan dia penasaran dengan kursi ziko .
" Bagaimana rasanya kalo duduk di sini ya ", guman Zira pelan sambil menduduki kursi kebesaran ziko .
Zira berputar - putar layak nya seorang anak kecil . Dia memperagakan gaya bicara seorang ziko .
" Hey mulut micin , apa yang kamu lakukan di sini ", ucap Zira sambil cekikikan .
Dia masih berputar - putar dengan kursi ziko dengan mata tertutup , dia tidak mengetahui kalo ziko sudah berdiri di depan nya .
" Tuan oh tuan kursi mu empuk sekali beda dengan kursi ku di butik , apa kita tukaran aja ya biar kamu merasakan gimana susah nya aku cari duit ", ucap Zira dengan mata yang masih tertutup .
Melihat Zira melakukan hal konyol seperti itu ziko merasa gemes , tingkahnya sangat kekanak-kanakan dengan mulut baweel nya apalagi dengan ceplas-ceplos nya semua membuat ziko tersenyum simpul .
Tapi dia merasa kasihan dengan kalimat terakhir yang di ucapkan Zira . Zira membuka mata nya perlahan betapa kagetnya dia seorang ziko sudah berdiri di depan nya sambil tersenyum - senyum .
" Eh tuan udah datang ", ucap Zira gugup sambil berdiri dari kursi ziko .
Ziko masih senyum - senyum .
apa dia mendengar semua celotehan ku , aduh kalo dia dengar gimana ini mulut kenapa sih , batin zira sambil menepuk mulut nya sendiri .
" Udah puas mutar - mutar nya ", ucap ziko sambil tersenyum .
nah kan dia udah dari tadi di sini pasti dia sudah mendengar semuanya , semoga dia tidak mendengar semua nya .
Zira tidak menjawab pertanyaan ziko , dia berjalan menuju sofa dan dengan segera menduduki nya .
Ziko yang tadi nya masih berdiri ikut duduk di sofa di sebelah Zira .
" Kalo kamu mau aku bisa membelikan kursi seperti ku untuk mu ", ucap ziko sambil membuka minuman air mineral dan menuangkan nya ke dalam gelas .
Mendengar ucapan ziko , Zira langsung menoleh dengan cepat .
" Nggak tuan terimakasih tadi aku hanya bercanda ", ucap Zira gugup .
" Kenapa kamu tidak makan malah main
putar - putaran ", tanya ziko lagi .
Bagaimana aku mau makan tuan , sebenarnya aku masih kenyang , batin zira .
" Makan cepat jangan sampai kamu sakit lagi dan jangan sampai kamu kurus ", ucap ziko cepat .
Nih ubi kayu perhatian juga , dia masih ingat tentang sakit ku , owh ubi kayu kamu kenapa seperti bunglon sih kadang galak kadang baik , gerutu Zira dalam hati .
Zira mengambil beberapa potong lauk dan nasi hanya sedikit . Karena dia masih kenyang .
" Kenapa sedikit sekali makanan nya ", ucap ziko cepat .
" Aku gak bisa makan banyak - banyak tuan ", ucap Zira cepat .
" cih kemaren di pesta kamu makan sangat banyak kamu bilang lambung mu punya anak cabang sekarang kenapa , ada apa lagi dengan lambang mu ", ucap ziko cepat .
Zira mengingat kembali ketika dia makan - makanan yang cukup banyak .
" owh tuan ya memang kemaren aku makan nya banyak karena anak cabang lambung ku minta makan , tapi sekarang anak cabang nya udah tutup bangkrut ", ucap Zira santai .
Ziko menggeleng - gelengkan kepala nya , menurut nya ada aja alasan yang di buat Zira .
Ziko mengambil piring dari tangan Zira kemudian dia mengambil nasi dengan porsi cukup besar dan lauk juga .
Zira yang melihat langsung melotot dengan makanan segitu banyak dalam piring nya .
" Kenapa banyak sekali , aku kan bukan gorila mana bisa menghabiskan sebegitu banyak nya ", ucap Zira cepat sambil menunjuk piring makanan .
" yang bilang kamu gorila siapa , aku juga mau makan ", ucap ziko santai .
" Kalo mau makan nih ", ucap Zira sambil memberikan satu buah piring .
Ziko menepis piring yang di kasih Zira .
" Aku mau makan satu piring dengan mu ", ucap ziko santai .
Aih satu piring dengan ku berarti satu sendok , habis dia makan aku yang makan begitu seterusnya , bisa - bisa aku ketularan penyakitnya dingin nya , gerutu Zira dalam hati .
" Kenapa apa kamu gak mau satu piring dengan calon suami mu , kamu harus membiasakan diri di awal satu piring , yang kedua satu kasur yang ketiga satu selimut yang keempat satu handuk ", ucap ziko santai sambil tersenyum licik .
Zira yang mendengar merasa jijik sambil menggoyangkan tubuh nya .
" Kenapa gak sekalian bilang satu celana dalam " , ceplos Zira .
" Bagus juga ide kamu , nanti akan kita lakukan kalo kamu sudah resmi jadi istri ku ", ucap ziko santai sambil memegang hidung Zira .
Ziko membuka mulutnya meminta Zira menyuapinya begitu pun seterusnya mereka makan satu piring berdua dan satu gelas berdua .
" like komen dan vote yang banyak ya " terimakasih .