Chapter 180 .episode 180

Di gedung Rahasrya group.

" Tuan saya sudah mempersiapkan untuk dinner nanti malam." Ucap Kevin.

" Baiklah." Ucap Ziko tidak semangat.

" Tuan apa anda ada masalah dengan dinner nanti malam?

Ziko yang tadinya melihat ke arah laptop langsung menoleh ke arah asistennya.

" Kenapa kamu berkata seperti itu?" Ucap Ziko cepat.

" Maaf Tuan anda seperti tidak bersemangat." Ucap Kevin pelan.

" Ini bukan urusanmu, urus saja acara dinner nanti malam." Ucap Ziko dengan sedikit emosi.

Kevin hendak melangkahkan kakinya keluar, tapi dia berbalik lagi karena ada suara Ziko yang menahan langkahnya.

" Hubungi Zira agar bersiap-siap, dan katakan padanya nanti malam langsung pergi ke restoran itu." Perintah Ziko. Kevin menganggukkan kepalanya sambil keluar ruangan itu.

Di dalam ruangannya Kevin menghubungi majikannya Zira. Panggilan terhubung.

" Selamat siang nona?" Ucap Kevin dari ujung ponselnya.

" Ya asisten Kevin ada apa?" Ucap Zira pelan.

" Apa anda baik-baik saja?" Ucap Kevin khawatir karena suara Zira yang agak bindeng.

" Aku kurang enak badan, dan sedikit flu." Ucap Zira pelan.

" Apa anda sudah meminum obat?" Ucap Kevin lagi.

" Aku kurang suka minum obat, dengan istirahat nanti flu ku akan sembuh." Ucap Zira lagi.

" Ada apa asisten Kevin?"

" Maaf nona, anda di minta Tuan muda untuk bersiap-siap untuk acara dinner nanti malam." Ucap Kevin pelan."

" Apa aku tidak salah dengar?" Ucap Zira kegirangan karena dia berpikir kalo rencana dinnernya akan gagal karena sikap suaminya yang berubah.

" Ya nona anda di suruh bersiap-siap. Dan anda diminta langsung berangkat ke restoran sendiri nanti malam."

" Baiklah asisten Kevin, aku akan berdandan secantik mungkin." Ucap Zira semangat.

" Selamat siang Nona." Ucap Kevin mengakhiri panggilannya. Dia merasa senang mendengar Zira semangat menyambut acara dinner nanti malam.

Di ruangan Presiden direktur.

Ziko masih melamun, dia banyak melamun memikirkan omongan Vita. Kevin mengetuk pintu ruangan bosnya. Ziko memberi sahutan mempersilahkan asistennya untuk masuk ke dalam ruangan.

" Tuan saya sudah menghubungi nona Zira, nona sangat bersemangat menyambut acara nanti malam, dan." Ucap Kevin menggantung.

" Dan apa?"

" Nona sepertinya sedang sakit. Apa tidak sebaiknya nona pergi bareng tuan." Ucap Kevin pelan.

Ziko diam mendengar istrinya sedang sakit.

" Suruh saja dia banyak istirahat nanti juga akan sembuh." Kevin menganggukkan kepalanya. Memang untuk flu bisa di sembuhkan dengan banyak beristirahat tanpa harus minum obat.

Sore hari.

Zelin dan Tia sudah menunggu di depan gedung Raharsya group. Mereka mengintai dengan menggunakan mobil Tia. Banyak karyawan yang keluar dari gedung itu, kebanyakan dari mereka menggunakan kendaraan sendiri seperti roda empat dan roda dua, hanya beberapa orang yang menggunakan angkutan umum.

" Mana sih kok enggak ada?" Gerutu Zelin sambil melihat jam di tangannya.

" Iya nih padahal sudah jam setengah enam, dan karyawan yang keluar juga sudah tidak ada lagi. Sepertinya dia tidak bekerja di sini." Ucap Tia.

Tia sudah menyalakan mesin mobilnya dan menekan pedal gas secara perlahan.

" Tunggu itu ada yang keluar." Ucap Zelin memegang lengan temannya.

Ada motor gede yang keluar dari gedung itu, dan motor itu adalah motor yang sama dengan motor yang menabrak Zelin.

" Itu dia." Ucap Zelin ceria. Dia bisa bernafas lega karena Koko telah berkata jujur kepadanya.

Mobil langsung melaju bukan untuk mengikuti Koko, tapi mobil melaju untuk mengantarkan Zelin ke rumahnya.

Zira sudah bersiap-siap, dia mengenakan gaun panjang berwarna ungu, warna ungu adalah warna favoritnya dan menurutnya dengan memakai warna itu dia terlihat sangat cantik.

Zelin sudah sampai di mansion dan melihat kakak iparnya sedang menuruni anak tangga. Zelin membulatkan matanya merasa takjub dengan penampilan kakak iparnya yang luar biasa cantik.

" Kakak cantik banget sih." Memuji.

Zira tersenyum merekah mendapatkan pujian dari adik iparnya.

" Kakak mau kemana?" Ucap Zelin sambil melihat sekelilingnya.

" Kakak mau dinner dengan kakak kamu." Ucap Zira antusias.

" Tapi di mana kak Ziko?" Ucap Zelin masih melihat sekeliling ruangan.

" Kakak kamu lagi di kantor nanti dia langsung menyusul ke sana. Sudah ya, nanti kita bicara lagi, kakak enggak mau telat nih." Ucap Zira sambil mengelus pipi adik iparnya. Zelin menganggukkan kepalanya.

" Semoga dinnernya sukses ya kak, dan hati-hati di jalan." Teriak Zelin.

Zira melambaikan tangannya sambil tetap berjalan keluar mansion. Dia langsung menaiki mobil pelanginya dan meluncurkan mobilnya menuju restoran.

Di gedung Rahasrya group.

" Tuan sudah waktunya kita berangkat." Ucap Kevin mengingatkan.

Ziko beranjak dari kursinya. Dan langsung keluar gedung Rahasrya group di ikuti asisten Kevin dari belakang. Kevin mengambil mobil di area parkiran dan Ziko menunggunya di depan pintu loby. Ziko langsung menaiki mobilnya ketika sudah berada di depannya. Mobil langsung meluncur ke tempat tujuan.

" Tuan apa anda tidak membawa bunga untuk nona Zira." Ucap Kevin mengingatkan karena dia tidak melihat bosnya membawa atau mempersiapkan sesuatu.

" Baiklah mampir dulu ke toko bunga."

Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Kevin membawa mobil menuju daerah pedagang bunga. Di mana sepanjang jalanan terdapat banyak pedagang bunga. Dan bunga yang di tawarkan di situ masih sangat segar di bandingkan toko bunga yang ada di tempat lain. Kevin memberhentikan mobilnya tepat di pinggir jalan. Kevin turun dari mobil dan membuka pintu mobil dan mempersilahkan bosnya untuk turun.

" Kamu saja yang pilih." Ucap Ziko dari dalam mobil.

" Baik tuan, apa ada kriteria khusus tentang bunga yang di sukai nona Zira." Ucap Kevin lagi agar tidak salah dalam membeli bunganya.

" Terserah yang penting jangan rumput." Ucap Ziko cepat. Kevin tersenyum karena dialah yang pernah memberikan ide untuk membelikan rumput kepada istri majikannya.

Kevin memilih buket bunga mawar. Bunga yang berwarna merah darah. Bunga itu mengeluarkan aroma wanginya. Kevin memberikan bunga itu kepada bosnya. Ziko menerima bunga itu dan mencium aroma yang ada dari bunga tersebut.

" Bagaimana pilihan saya tuan." Ucap Kevin bangga.

Ziko manggut-manggut.

" Kenapa kamu memilih warna merah." Penasaran dengan pilihan warna asistennya.

" Merah artinya berani tuan, sama halnya dengan nona Zira, dia wanita yang berani dan pantang menyerah. Jadi menurut saya warna ini sesuai dengan karakter nona Zira." Ucap Kevin cepat.

Ziko tidak berkata-kata lagi. Di pikirannya dia harus mengatakan semuanya. Karena malam ini adalah waktu yang tepat untuk semuanya.

" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."