Chapter 181 episode 181

Mobil Zira berhenti di depan sebuah restoran. Restoran yang mahal, tapi tidak ada mobil di area parkir hanya ada mobilnya. Zira agak ragu untuk turun. Dia masih menimbang-nimbang apakah dinnernya jadi apa tidak.

Lebih baik aku turun untuk memastikan lebih lanjut.

Zira turun dari mobil melangkahkan kakinya perlahan. Pada saat sampai di depan pintu restoran, seorang pelayan membukakan pintu untuknya.

" Nona Zira?" Ucap Pelayan wanita ramah. Zira menganggukkan kepalanya.

" Silahkan." Ucap Pelayan sambil mengantarkan Zira ke tempat reservasi.

Zira memandang sekeliling restoran.

Di dalam restoran itu tidak ada orang lain selain dirinya dan pelayan. Restoran itu di sewa oleh Kevin untuk acara dinner. Pelayan mengajak Zira menaiki anak tangga. Tempat reservasi yang sudah di pesan Kevin berada di balkon atas. Sehingga nuansa malam terlihat dengan jelas dari atas. Tempat itu di sulap Kevin jadi nuansa bunga. Banyak bertebaran bunga mawar di sepanjang anak tangga. Dan di dekat meja sengaja di letakkan bunga mawar yang memutari meja, bunga mawar itu sengaja di bentuk dengan bentuk hati ♥️.

Zira merasa senang dengan dinner yang di siapkan dengan matang dan sempurna. Walaupun dia tau yang membuat nuansa dinner ini adalah Kevin.

Zira masih belum duduk, dia masih menunggu suaminya datang. Hampir 20 menit Zira menunggu tapi tidak kunjung datang juga. Zira masih bersabar dan berpikir positif.

Mungkin jalanan lagi macet.

Beberapa menit kemudian ada suara sepatu menaiki anak tangga. Zira menoleh ke arah anak tangga. Dan yang di tunggu akhirnya pun tiba. Ziko datang dengan membawa sebuket bunga mawar merah. Ziko memberikan buket bunga itu kepada istrinya.

Zira menerimanya dengan tersenyum lebar. Kevin berdiri di anak tangga, walaupun dia sudah mendapatkan instruksi dari bosnya untuk menjauh, tapi dia ingin mendengar percakapan dua orang tersebut. Ziko menarik kursi untuk Istrinya. Zira duduk dengan anggunnya. Seorang pelayan datang memberikan minuman kepada mereka. Dan memberikan daftar menu ke atas meja.

" Letakkan saja itu di sini." Ucap Ziko kepada pelayan sambil menggerakkan tangannya agar pelayan tadi pergi.

" Zira." Ucap Ziko pelan sambil menunduk.

" Iya suamiku." Ucap Zira dengan hati yang berdebar-debar.

" Terimakasih telah menjadi istriku selama satu tahun ini, terimakasih telah membuat berwarna hidupku, terimakasih telah menerima kekuranganku." Ucap Ziko tertunduk.

Zira masih menunggu kalimat selanjutnya. Dia menunggu dengan hati yang berdebar-debar. Ziko masih terdiam belum melanjutkan kalimatnya.

" Apa sudah selesai?" Ucap Zira di dalam keheningan itu.

Ziko mengangkat kepalanya dan kembali menatap istrinya. Dia menghembuskan nafasnya dengan kasar.

" Selama satu tahun pernikahan kita, aku aku belum ada perasaan kepadamu." Ucap Ziko pelan.

Zira masih tetap bisa tersenyum tapi batinnya sudah menangis sejadi-jadinya.

" Dan menurutku pernikahan kita harus berakhir." Ucap Ziko lagi pelan.

Zira tetap menyunggingkan senyum di bibirnya. Walaupun hatinya hancur berkeping-keping. Kevin yang mendengar di dekat anak tangga sudah merasa kecewa dengan tindakan bosnya. Ingin rasanya dia naik ke atas sambil menyadarkan tindakan bosnya yang gegabah. Zira membuka mulutnya.

" Apa hanya itu atau ada yang lain yang menyebabkan kamu mengambil keputusan ini." Zira berbicara dengan suara bergetar karena menahan tangisnya.

Ziko menatap ke wajah istrinya lagi.

" Aku tidak mungkin melanjutkan pernikahan ini karena kamu tidak ada tanda-tanda kehamilan. Aku tidak mau melanjutkan pernikahan ini dengan wanita mandul." Ucap Ziko cepat.

Zira langsung melempar air yang ada di dalam gelas ke wajah suaminya. Zira beranjak dari kursinya. Melangkahkan kakinya beberapa langkah sambil menginjak buket bunga mawar tersebut, kemudian dia menoleh lagi.

" Terimakasih atas penghinaan yang kamu berikan kepadaku. Aku akan mengurus perceraian ini secepat mungkin, jangan pernah kamu perlihatkan wajahmu di depanku. Untukku kamu sudah mati." Ucap Zira tegas sambil menuruni anak tangga. Ada Kevin yang berdiri di situ.

" Nona." Ucap Kevin bingung.

" Jangan halangi langkahku." Ucap Zira tegas. Kevin ragu sambil melihat ke atas kalo-kalo bosnya mengejar istrinya. Tapi tidak ada sama sekali pergerakan dari atas.

" Jangan halangi langkahku." Teriak Zira lagi. Kevin langsung menggeser badannya memberikan ruang untuk Zira agar bisa berjalan.

Zira melangkahkan kakinya lebar. Dan Kevin mengikuti Zira dari belakang sambil berlari.

" Nona aku mohon mungkin ini hanya salah paham." Ucap Kevin berteriak.

" Pergilah, tidak perlu kamu mengasihani aku, aku masih bisa berdiri dengan kedua kakiku tanpa bantuan siapapun." Ucap Zira sambil mengusap air matanya yang sudah jatuh.

Zira langsung naik ke dalam mobilnya dengan derai air mata yang tak bisa terbendung lagi. Dia mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang.

Kevin kembali berbalik dan berlari ke atas menghampiri bosnya.

" Tuan apa yang anda lakukan?" Ucap Kevin teriak.

" Bukan urusanmu." Ucap Ziko ketus sambil mengacak-acak rambutnya.

" Tuan kenapa anda tega menghina nona Zira seperti itu, apa semua karena nona Vita." Ucap Kevin cepat.

" Ini atas kemauan ku sendiri tidak ada sangkut pautnya dengan Vita. Memang aku berkaca dari rumah tangganya. Lima tahun dia menjalin rumah tangga tapi ternyata di mandul dan kalo aku melanjutkan pernikahanku sama saja aku seperti rumah tangga Vita. Aku tidak mau menunggu lebih dari satu tahun." Ucap Ziko dengan penuh emosi.

" Tuan kenapa anda berkaca pada rumah tangga yang hancur kenapa anda tidak berkaca pada rumah tangga kedua orang tua anda." Kevin pun ikut teriak.

Ziko memang salah dalam mencari penilaian atas rumah tangganya.

" Aku tidak akan menikah dengan perempuan mandul." Ucap Ziko teriak.

" Tuan ini masih satu tahun, apa anda tau ada yang menikah sampai 8 tahun tapi belum di kasih momongan, rumah tangga mereka tetap bahagia." Ucap Kevin teriak.

" Mungkin anda yang mandul." Ucap Kevin pelan.

" Apa kamu bilang."

Bag! Sebuah pukulan mendarat di mulut Kevin.

" Jaga omonganmu." Ucap Ziko marah.

Kevin memegang mulutnya yang agak bengak.

" Saya kecewa sama anda, begitu cepat anda membalikkan keadaan semuanya. Terimakasih telah menjadi bos saya selama ini. Mulai hari ini saya berhenti dari Raharsya group." Ucap Kevin tegas sambil meninggalkan bosnya sendiri.

" Kamu lebih membela dia di bandingkan aku." Ucap Ziko teriak.

" Saya tidak membela siapapun, saya hanya berdiri di atas kebenaran." Ucap Kevin tegas sambil meninggalkan Ziko.

Hari ini dua orang yang selalu berperan dalam kehidupannya meninggalkannya. Ziko frustasi dia merusak semua fasilitas yang ada di depannya. Tidak ada lagi candaan atau rengekan dari seorang Zira dan tidak ada lagi orang yang bisa di andalkannya dalam segala hal. Semua telah pergi karena kecerobohannya.

" Hai-hai, gimana dengan episode ini pasti kesal dan nyesek banget kan? Sama author juga gereget dan nyesek membuat ceritanya. Jangan lupa vote yang banyak ya."