Chapter 224 episode 223 (S2)

Pasangan suami istri itu sama-sama keluar dari mansion. Ada perasaan bahagia ketika mereka bisa melakukan aktivitas itu lagi bersama.

Di depan sudah ada asisten Kevin yang siap sedia mengantarkan majikannya.

" Apa kamu juga kembali bekerja bersama suamiku?" Ucap Zira melihat pria tersebut membukakan pintu untuk mereka.

" Nona, tidak ada alasan saya untuk pergi lagi. Sekarang kalian telah kembali bersama." Ucap Kevin.

Ziko memerintahkan Istrinya untuk masuk ke mobil. Tapi Zira enggan untuk masuk.

" Sayang aku nyetir mobil sendiri ya?" Rayu Zira sambil melingkarkan tangannya di lengan suaminya.

" Enggak, mulai sekarang kamu tidak boleh nyetir mobil lagi." Masih ingat di benak Ziko ketika Istrinya mengemudikan mobil layaknya pembalap Rosa.

Zira tidak mau berdebat apalagi membantah omongan suaminya. Menurutnya ini adalah rasa sayang suaminya. Mobil sudah melaju meninggalkan mansion. Ziko meluruskan tangannya dan meletakkan di sandaran kursi mobil. Zira bersandar di dada suaminya dan Kevin memperhatikan dari balik kaca mobil.

" Bagaimana tidur anda berdua apakah nyaman?" Goda Kevin.

" Hemmmmm." Ucap Ziko cepat.

" Nona bagaimana dengan anda apakah anda betah dengan pria di sebelah anda?" Ucap Kevin menggoda lagi.

" Hei apa maksud kamu betah. Jadi kamu pikir selama ini istriku tidak betah berada di sampingku." Ucap Ziko sewot.

Kevin tertawa mendengar penjelasan bosnya yang sedikit emosional. Dia kembali fokus mengemudikan benda bergerak tersebut. Dan Zira masih saja lengket dengan bersandar pada dada suaminya.

" Vin, kamu tau enggak?" Ucap Ziko cepat.

Kevin menggelengkan kepalanya cepat.

" Sekarang micin bukan hanya ada di mulut istriku, tapi juga ada di sini." Ucap Ziko tertawa sambil menunjuk keteknya. Zira memukul lengan suaminya. Menurut Ziko istrinya mulai dari semalam suka bersandar pada dadanya atau lebih jelas mencium keteknya, dia berpikir kalau istrinya ketagihan dengan aroma tubuhnya.

" Kamu tau enggak, kalau deodorant suamiku udah berganti merek menjadi micin." Ucap Zira cepat.

Buahahah... Kevin tertawa lepas membayangkan kalau micin jadi deodorant.

" Wah sepertinya bagus juga itu idenya, mana tau dengan menaburkan micin ke ketek saya, cewek-cewek pasti akan mengantri." Ucap Kevin asal.

" Bukan cewek aja, banci kalengpun ikut ngantri." Ucap Zira cepat. Mereka tertawa bersama ada saja candaan yang mereka buat kalau sudah kumpul seperti itu. Masih ingat di dalam benak mereka ketika Koko mengincar Kevin.

" Betul tuh, Koko aja sampai ngincar kamu." Ucap Ziko cepat.

" Iya tuan, tapi saya tidak pernah di sentuhnya. Tidak dengan tuan dapat sentuhan mendadak dari dia." Ucap Kevin sambil tertawa menggoda bosnya balik.

" Hahaha, iya betul ketika kaki mereka berdua perang di bawah meja." Ucap Zira tidak membela suaminya.

Ziko yang tadinya ketawa ketika dapat mengerjai asistennya. Sekarang dia hanya bisa tutup mulut karena yang jadi bahan candaan adalah dirinya. Ziko menatap wajah istrinya karena terlalu bebas tertawanya.

" Sttt, udah Vin jangan tertawa lagi." Zira memberikan kode kepada Kevin agar menutup mulutnya. Kevin melirik kaca mobil, dari situ bisa di lihat kalau Ziko tidak suka dengan candaan yang mereka buat. Mungkin karena berhubungan dengan banci makannya dia agak sedikit esmosi.

Setelah itu mereka tidak ada yang tertawa lagi. Walaupun masih agak geli membayangkan cerita itu tapi Zira dan Kevin berusaha untuk menahan tawanya.

" Sayang." Ucap Zira masih tetap bersandar pada dada suaminya.

" Hemmmmm." Ucap Ziko singkat.

" Aku boleh minta sesuatu enggak?" Ucap Zira memainkan kancing kemeja suaminya.

" Apa?"

" Aku ingin bertemu Alia Bhatt." Ucap Zira pelan.

" Siapa Alia Bhatt? Pembantu kamu?" Zira langsung mencubit dada suaminya karena telah menghina idolanya.

" Aw sakit tau. Ya siapa dong?" Ucap Ziko memegang dadanya yang sakit karena di cubit.

" Kamu gitu aja enggak tau." Ucap Zira memalingkan wajahnya ke arah lain. Dia melihat ke arah luar jendela mobil. Zira ngambek, hormonnya ketika hamil naik turun seperti roller coaster.

" Vin, apa kamu tau siapa Ali. Ali apa tadi?" Ucap Ziko lupa.

" Ali baba." Ucap Kevin menjawab asal. Ziko langsung menendang belakang kursi Kevin.

" Kalau ngomong yang benar." Ucap Ziko kesal sambil melihat istrinya yang ngambek.

Ziko mencoba mengingat nama yang di sebutkan Istrinya.

" Sayang Ali apa tadi namanya?" Ucap Ziko merayu istrinya.

" Aha saya tau, nona Zira pasti mau bertemu dengan pemain tinju legendaris yang bernama Muhammad Ali, benarkan nona?" Ucap Kevin merasa benar.

Sekarang Zira yang memukul belakang kursi Kevin. Zira tidak terima kalau idolanya di plesetkan namanya.

" Sayang apa permintaan kamu ini juga termasuk dalam kategori ngidam?" Ucap Ziko khawatir. Zira langsung menganggukkan kepalanya cepat.

" Siapa tadi namanya?" Ucap Ziko penasaran.

" Alia Bhatt." Ucap Zira cepat.

" Siapa dia, dan apa hubungan kamu dengannya." Ucap Ziko penasaran karena nama yang di sebutkan Istrinya seperti nama laki-laki. Zira belum menjelaskan tapi Kevin menyerahkan ponselnya kepada bosnya. Ziko membaca dan melihat gambar di dalam aplikasi guuuling tersebut. Dia membelalakkan matanya enggak percaya. Istrinya ngidam pingin ketemu dengan artis India.

" Sayang jangan yang ini ya? Aku enggak tau bisa apa enggak mempertemukan kamu dengannya. Secara dia artis papan catur pasti jadwalnya padat dan penuh bodyguard di sebelahnya." Ucap Ziko sedikit menyerah.

Zira mencubit lagi lengan suaminya secara berulang.

" Enak aja kamu bilang idolaku artis papan catur. Artis papan atas tau." Ucap Zira komplen.

" Atas apa?" Ucap Ziko lagi.

" Atas kamu." Ucap Zira sambil memonyongkan mulutnya. Ziko langsung mengecup lembut bibir Istrinya. Dan pria yang mengemudikan mobil hanya bisa gigit stir mobil.

" Uhuk, uhuk." Kevin berakting agar pasangan tersebut menyudahi aksi mereka mereka. Aksipun berhenti karena mereka baru sadar kalau ada cicak di depan mereka.

" Sayang bagaimana?" Ucap Zira lagi. Ziko memikirkan sesuatu tentang ngidam Istrinya yang betul-betul unik dan penuh perjuangan.

" Aku akan pikirkan caranya." Ucap Ziko asal agar Istrinya tidak merengek terus. Zira bersorak gembira ketika suaminya mengatakan hal itu.

" Sebelum itu terpenuhi, kamu ngidam apa lagi?" Ucap Ziko cepat. Dia sengaja bertanya agar Istrinya melupakan ngidam ketemu artis papan cucian tadi.

Zira memikirkan sesuatu sambil mengelus-ngelus perutnya.

" Aha, aku pengen kamu membawakan preman pasar ke hadapan aku." Ucap Zira semangat.

" Aih, untuk apa pula aku harus membawa mereka kehadapan kamu, kamu kalau ngidam jangan aneh deh. Kamu bisa membayangkan wajah suami kamu yang ganteng ini. Ini mintanya ketemu preman. Apa kamu mau anak kita nanti berwajah sangar seperti mereka." Gerutu Ziko.

" Siapa lagi yang membayangkan wajah mereka. Aku itu cuma pengen menjitak kepala preman yang pernah mengganggu aku. Entah kenapa kalau aku menjitak kepalanya pasti dia enggak akan bertingkah lagi di pasar." Ucap Zira membayangkan yang aneh-aneh.

Ziko menepuk jidatnya dengan telapak tangannya. Dan Kevin yang mendengar hanya bisa melongo. Seumur-umur dia baru sekali ini melihat dan mendengar permintaan orang ngidam yang di luar akal manusia.

" Sayang apa ini juga ngidam atau hanya hasrat ingin menjitak saja?" Ucap Ziko cepat.

" Iya aku ngidam?" Ucap Zira cepat.

" Waduh sayang kalau hanya hasrat menjitak saja, dengan ikhlas aku akan memerintah Kevin memberikan kepalanya kepada kamu agar kamu bisa melampiaskan hasrat menjitak. Tapi karena ini ngidam mau enggak mau aku harus memenuhinya." Ucap Ziko sedikit lemas.

" Ye ye ye." Ucap Zira bersorak gembira. Sedangkan Kevin bisa mengelus dadanya karena kepalanya aman dari jurus baru pasukan Avengers yaitu jurus jitak menjitak.

" Like, komen dan Vote yang banyak ya terimakasih."