Langkah kaki lia terasa berat meninggalkan rumah ayahnya. Tapi... tak ada yang bisa mengizinkan lia untuk kembali lagi ke rumah keluarga fanz.
Sedikit demi sedikit lia menjauh dari rumah fanz, sampai kini lia berada di pinggir jalan, dengan membawa koper dan tasnya, lia kini kebingungan kemana di akan tinggal?
Dan dari mana dia akan memulai hidupnya.
Mana mungkin lia akan kembali kerumah lelaki gila itu! Lelaki yang telah merampas seluruh kebahagian lia.
Percuma pula lia menemui manajer nya, yaitu mia. Karena mungkin saat ini, berita itu sudah tersebar luas, dan reputasi lia sebagai model terkenal yang lia bangun dari nol mungkin sudah hancur lebur tanpa sisa!
Aku bukan lah seseorang yang lemah! Jika bukan karena aku terlalu percaya dengan omong kosong mu,ini semua tidak akan terjadi!
Lia mengepalkan jarinya, mata nya menatap tajam, pupil mata lia yang berwarna biru yang biasanya mencerminkan keanggunan dan kecantikan, kini berubah menjadi kobaran api kemarahan yang menuntut pemabalasan!
Lia ingin menjerit sejadi jadinya, tapi sebagai seorang yang cerdas lia harus tahu cara membalas dendam yang baik, tapi dapat membuat musuhnya merasa tersiksa dari apa yang lia rasakan saat ini.
"Mulai hari ini! Lia yang lemah sudah mati! Aku lia yang baru, akan menjadi seseorang yang tak akan di anggap enteng oleh siapa pun! Aku akan membuat mu merasakan, penderitaan ku kini aedeline! Bahkan lebih!"
Lia mebulatkan tekadnya, bagai seseorang yang sudah kehabisan kesabarannya lia berjalan dengan penuh kebencian!
Emosi lia kini mulai meredup, lia
memejamkan matanya, seperti sedang memulihkan ketenangannya, pupil lia yang berwarna biru indah kini sudah kembali, di mata lia kini hanya ada sebuah ke anggunan yang biasa lia tunjukan. Api kemarahan yang tadi berkobar pun kini sudah hilang, hanya dengan sekali pejaman mata dan sebuah kenyamanan.
Memulai hidup baru lia tidak lah mudah, yang pertama kini lia harus nencari tempat tinggal.
Sulit untuk lia berjalan jalan santai, dimana saat ini lia sedang jadi bahan perbincangan, lia mengambil syal[1]di dalam tasnya,melingkarinya ke bagian kepala lia dan juga sedikit menutupi wajah lia.
Matahari pun sudah tak terlalu terang, menandakan kini hari mulai malam, hari ini berjalan dengan begitu cepat, tapi membuat banyak kesibukan bagi semua orang. Termasuk lia yang sedang di timpa banyak kesialan hari ini.
Lia menatap dengan matanya, tempat lia berada sekarang, jalanan yang tampak ramai lalui oleh banyak kendaraan.Lia memperhatikan setiap mobil yang melintas dengan seksama, sambil mengistirahatkan tubuhnya di halte bus.
Semua kendaraan yang melintas, melaju begitu kencang, tak memperdulikan siapapun yang sedang berada di jalanan.
Sampai sebuah mobil Limousin keluaran terbaru, berhenti tepat di hadapan lia. Lia mengeritkan alisnya, tanda bingung dan heran, namun lia tidak terlalu memperhatikan.
Setelah itu keluar 2 orang lelaki bertubuh kekar, menggunakan kacamata dan berpakaian serba hitam. Mendekat ke arah lia, tanpa menyapa dan berbicara kedua lelaki itu menarik tangan lia, memaksa lia masuk kedalam mobil.
Tapi lia berusaha menarik tangannya, dan berteriak sekencang kencangnya meminta tolong pada semua orang yang berada disekitar jalan.
Namun apa! Semua orang acuh seakan tak mendengar suara teriakan lia. "Ayo masuk!" Lelaki itu berteriak menarik lia lebih kuat.
Sampai akhirnya lia kehabisan tenaga dan menyerah, berusaha pun tidak ada gunanya, diri lia kini hanyalah sebuah sampah! yang dengan mudah dapat di injak injak.
Tubuh lia di lempar masuk kedalam mobil, lia berteriak sekali lagi semoga ada yang berhati murah dapat menolongnya. Namun usahanya kali ini juga sia sia, lia hanya bisa memukul mukul jendela mobil, berusaha untuk terakhir kalinya. Namun mobil sudah membawanya jauh dari tempat ia berdiri tadi.
Lia menyerah, lia berhenti seperti sudah kehabisan cara.
Kenapa di saat seperti ini masih ada saja orang yang ingin membuatku jatuh! lia menjerit di dalam hatinya, air mata lia menetes, kini mata lia sudah menjadi lautan air mata, berwarna biru cerah tersorot sinar pupil lia yang berwarna biru.
Lia menatap sekeliling mobil dan disampingnya lia melihat seorang lelaki bertubuh tinggi besar dengan menggunakan setelan jas berwarna hitam putih, terlihat elegan dan tampan. Lelaki itu sedang asyik membaca sebuah novel, sampai lelaki itu sadar lia memeperhatikannya segera ia menatap kembali lia dengan pupil mata nya yang berwarna hitam pekat seperti tinta tapi terlihat begitu bersinar, membuat lia terasa terhipnotis sejenak memandang keindahan mata lelaki itu. Namun kemudian lia tersadar lelaki itu adalah orang yang telah merampas segala kebahagiaannya yaitu johnson lei!
"Kenapa? Menatap ku seperti itu" Johnson menarik tangan lia menuju dekapannya, lia mengalihkan pandangannya.
"Apa lagi yang kau inginkan! Aku sudah tidak mempunyai apa apa lagi! Popularitas ku pun sudah hilang! Jadi kamu sudah puas bukan!" Lia mendongakan kepalanya menatap langsung wajah john dari dekat.
"Aku ingin kau!" John menjawab dengan spontan dengan lugas dan jelas. "sudah ku bilang kau tidak akan bahagia hidup denganku! Karena kau lah yang membuatku menjadi seperti ini! Jikalau kau mau menolak tawaran aedeline saat itu mungkin aku tidak akan membencimu!" Lia berbicara sambik berteriak berusaha melepaskan diri dari dekapan orang gila ini.
Seperti biasa ekspresi datar dan dingin di tampilkan lagi oleh lelaki itu sehingga membuat siapa yang melihat ekspresi itu merasa sangat jengkel!
"Begitukah.. Kau berfikir aku bersekongkol dengan adik jelekmu yang bodoh itu?" John semakin kuat memeluk pinggang lia, seperti sedang memeluk boneka yang sangat di sayangi.
"Selain adiku siapa lagi orang yang ingin mengahancurkan hidupku! Tak usah banyak berbicara, aku sudah cukup berasabar aku bisa melaporkan ini sebagai sebuah kasus penculikan dan pemerkosaan!" Lia mengancam john dengan gayanya yang baru ini, lia kini lebih terlihat tenang dan lebih santai dalam mengahadapi sebuah masalah, tatapan lia pun terlihat tenang dan tak ada lagi api kemarahan.
John tersenyum dingin, ekspresinya sungguh sangat santai.
Mendengar itu lia menjadi sedikit emosi sejak kapan lia menyetujui untuk menikah dengan lelaki gila seperti dia! Sungguh memalukan! Tapi lia tak kehabisan akal, lia tahu bahwa itu hanyalah sebuah alasan kini lia membuat pertanyaan yang berbaur menantang.
"Apa buktinya kalau aku sudah menikah denganmu! Kau pikir aku bodoh! Semua orang membuat alasan itu untuk kepentingan pribadinya! Jikalau memang benar tunjukan lah padaku!" Lia sedikit memeperlihatkan sisi ganas dengan menunjukan muka dingin tanpa ekspresi.
"Apa imbalannya jika aku menunjukkan bukti bahwa kita telah menikah, apakah kamu mau menyerah kan dirimu untukku?"
[1]kain panjang terbuat dari wol untuk menghangatkan