Mobil memasuki pintu gerbang utama
yang sangat besar. Daniah melihat sekeliling. Taman yang ia lewati terang
berpendar, terkena sinar lampu-lampu taman. Dia bisa melihat beberapa penjaga
berdiri siaga. Melihat para penjaga itu terasa sudah mengikat seluruh tubuhnya.
Dia sudah kehilangan semua kebebasannya ketika mobil ini memasuki pelataran
halaman rumah.
Pelayan menyambutnya di depan pintu
masuk. Dia sendiri tidak melihat ibu atau kedua adik iparnya. Mungkin mereka
sudah pulang dan masuk ke kamar mereka masing-masing, atau melanjutkan pesta
di tempat lain seperti suaminya.
“ Selamat datang nona muda.” Mereka
menundukan kepala dan memberikan salam. “ Selamat atas pernikahannya.”
Lagi-lagi Daniah hanya bisa merasa tercengang.
Tolong jangan perlakukan aku seperti nona muda kalian. Aku hanyalah gadis penebus
hutang. Aku bahkan tidak memiliki kehormatan apa-apa. Posisi kalian jauh lebih
terhormat daripada aku.
“ Anda pasti lelah, saya akan menunjukan kamar anda.”
Seorang laki-laki menuntun Daniah
untuk mengikutinya. Gadis itu pun menurut di belakangnya. Menaiki tangga,
sampailah dia di sebuah kamar.
“ Silahkan masuk, ini kamar anda dan tuan muda.”
Ragu, Daniah belum melangkahkan
kaki ke dalam pintu yang sudah terbuka. Tidak bisakah ia tinggal di kamar yang
berbeda. Ia bisa tidur di mana saja, kecuali bersama laki-laki itu.
“ Silahkan masuk nona.” Kata lelaki itu lagi, saat Daniah tidak bergerak dari tempatnya berdiri.
“ Ba, baik. “ Daniah tidak punya pilihan lain selain masuk. Kamar yang sangat mewah dan indah gumamnya.
“ Kalau anda ingin ke kamar mandi anda bisa masuk melaui pintu ini, ini adalah lemari pakaian. Pakaian anda sudah tersedia di dalam.”
Apa! Pakaian apa. Koperku saja masih ada di lantai bawah.
“ Dan kamar mandi ada di dalam juga. Silahkan anda beristirahat, saya permisi.”
“ Terimakasih pak.”
“ Anda tidak perlu sungkan nona.”
Ketika pelayan itu sudah keluar
Daniah menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa, lelah. Menghela nafas panjang.
Meyakinkan diri bahwa yang ia alami hari ini bukanlah mimpi. Dia sudah jatuh ke
dalam sebuah lubang besar yang sudah tidak memungkinkan untuk merangkak lagi.
Kini ia hanya tinggal berdoa, tidak ada buaya di dalam lubang itu.
Seletah lama tergeletak dia bangun
dari tidurnya, Daniah berjalan masuk melalui pintu yang ditunjukan laki-laki pelayan rumah
tadi. Melihat-lihat isi lemari pakaian ganti.
Wahhh! Apa ini. Ini bukan toko baju?
Lemari pakaiannya dan milik suaminya
terpisah. Semua tertata dengan sangat baik. Pakaian yang ada di lemarinya semua
adalah pakaian baru. Dia mengambil satu setel pakaian tidur, lalu masuk kekamar
mandi untuk berganti pakaian. Dia sangat lelah.
Daniah mencari-cari selimut di dalam lemari. Dia menemukannya. Lalu mengambil bantal diatas tempat tidur, dan berjalan ke sofa. Kursi besar inilah yang akan menjadi tempat tidurnya. Tidak
perlu menunggu lama dia sudah terlelap.
- - -
Sementara itu di sebuah pesta.
Sekertaris Han duduk tidak jauh dari Saga. Ia sedang memeriksa pesan di hpnya.
“ Nona muda sudah sampai di rumah dan masuk ke dalam kamar.”
Setelah membaca pesan itu, ia kembali memasukan hp ke dalam saku jasnya.
“ Tuan saga bagaimana apa anda
menyukai pesta pernikahan anda?” seorang teman, sekaligus pengusaha muda
bicara.
Saga menunjuk gelas minumannya,
wanita yang ada di sampingnya sigap mengambil, dia menyerahkan gelas itu
ketangan Saga dengan hati-hati. Saga tidak minum alkohol, jadi walaupun
di ruangan ini yang lainnya minum alkohol dia hanya minum minuman dingin.
“ Kenapa kau tidak menikah saja kalau mau tahu rasanya.”
“ haha.”
Malam semakin larut, gelak tawa
di mana-mana. Saga menyentuh rambut wanita di sampingnya, gadis itu tersentak.
Dia menatap lembut pria yang diinginkan semua wanita ini. Ia ingin
menyentuhnya, ia ingin mencium bibir laki-laki ini. Tapi ia tidak punya keberanian,
ia hanya bisa memandangi keindahan di depannya. Saga tidak suka disentuh oleh
wanita-wanita yang menemaninya. Jadi tidak tahu rumor yang beredar yang
mengatakan ia tidur dengan wanita yang berbeda tiap malam. Karena kenyataannya,
wanita-wanita yang menghiburnya hanya bisa duduk di sampingnya, mengambilkan
minumannya, menemaninya tertawa itu saja.
BERSAMBUNG.................