Tawa masih memenuhi ruangan. Mereka bicara diselingi sesekali nyanyian dari para wanita.
Sekertaris Han bangun dari tempat
duduknya karena mendengar keributan di balik pintu, belum dia bangun karena
ingin mencari tahu, pintu sudah terbuka lebar. Muncul seorang wanita dan dua
penjaga di belakangnya.
“ Maafkan kami tuan, nona Clarissa
memaksa untuk masuk.” Dua pengawal terlihat takut saat melihat wajah Han. Mereka
bicara sambil menundukan kepala.
“ Kalian berdua mengurus satu
perempuan saja membuat keributan tidak berguna seperti ini.” Han berjalan
mendekat.
“ Maafkan kami tuan.”
“ Minggir.” Clarissa mendorong
tubuh penjaga, dia menatap Han sebal ketika melewatinya. Sekarang dia sudah
berdiri di dekat kursi, dimana pesta berpusat. Matanya menatap ke arah dua
wanita yang duduk di samping Saga. Ia ingin menarik rambut kedua wanita itu dan
mencakar wajah mereka. “ apa kalian bisa pergi, wanita rendahan seperti kalian
kenapa bisa duduk di samping kak Saga?” Semua orang yang duduk di ruangan itu
tahu siapa Clarissa, mereka ciut menatap Saga, tidak tahu bagaimana laki-laki
itu akan bereaksi. Mungkin dulu Clarissa bisa berbuat sesukanya, tapi sekarang
tentu semuanya sudah berbeda.
“ Nona Clarissa silahkan pergi dari ruangan ini.” Han sudah mendekat. " Anda hanya membuat suasana menjadi canggung."
“ Benar Clariss pergilah, jangan membuat keributan. Ini pesta tuan Saga.”
" Ini pesta tuan Saga, tolong jaga sikap mu."
Semua bicara menyuruhnya pergi, namun gadis itu seperti tidak mengenal takut. Dia mendekat ke kursi Saga,
menarik tangan dua wanita yang duduk di sampingnya.
“ Apa kak Saga akan pura-pura
menikmati ini, mereka bahkan tidak diizinkan menyentuh kakak, lantas apa
gunanya mereka di sini!”
“ Nona!” Han rasanya ingin menarik tangan gadis muda di hadapannya.
“ Keluar semua!” mendengar Saga yang berbicara semuanya terdiam, saling
memandang, lalu satu persatu bangun dari tempat duduk. Para wanita juga
demikian, mereka mengikuti tamu yang keluar ruangan. Tanpa bicara. Hanya Han
yang masih berdiri di tempatnya. “ Kau juga keluar Han!”
“ Baik tuan muda.” Han menunduk hormat sebelum melangkah pergi, dia menatap tajam Clarissa.
Seringai muncul di bibir Clarissa.
“ Ambilkan aku minum!” Saga bicara setelah Han menutup pintu.
Clarissa mengambil botol soda
di dalam wadah es. Menuangkan ke dalam gelas lalu menyerahkan kepada saga. Dia
sudah duduk di samping Saga.
Saga menerima minuman itu dan menghabiskannya.
“ Jangan bersikap melebihi batas.” Suara Saga terdengar lebih lembut.
“ Kak Saga.”
“ Kau tahukan Han tidak akan menahan diri kalau kamu melebihi batas mu lebih dari ini.”
“ Kak Saga, kenapa kakak menikah
dengan wanita kampungan itu, kakak tidak mencintainyakan? kakak menikah
dengannya hanya untuk membalas kakak ku kan?”
Airmuka Saga berubah. Dia menarik
nafas panjang lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi.
“ Kemarilah.” Dia menjentikan
jarinya agar Clarissa mendekatkan wajahnya. Gadis itu patuh. Lalu dalam
sekelebat mata, wajah Saga juga sudah ada di depannya. Hanya tersisa ruang
beberapa centi meter. “Apa kau mau mengantikan kakak mu?” Bahkan saat bicara, gadis
itu bisa mencium aroma soda dari mulut Saga. Sekarang Saga menyusuri bibir
gadis itu dengan jemarinya.
Deg, deg. Clarissa merasa
jantungnya ingin meledak. Saat ini yang di pikirkannya bukan lagi kakaknya, tapi
dirinya sendiri. Bahwa ia ingin berada di samping Saga. Tanpa sadar ia
memejamkan mata, membayangkan saga mencium bibirnya.
“ Masuklah Han!” Saga bicara agak keras agar Han yang berada di luar pintu mendengarnya.
Eh, Clarissa membuka matanya,
wajahnya merah karena malu. Saga sudah duduk bersandar pada kursi. Dari pintu
yang terbuka muncul sekertaris menyebalkan itu.
“ Antar Clarissa pergi!”
“ Kak Saga.” Clarissa menolak, dia
menarik tangan Saga, mengenggamnya erat. “ Kak.”
“ Hentikan ketidaksopanan anda nona!” Sekertaris Han sudah tidak bisa menahan dirinya. dia bahkan ingin mengendong wanita ini dan melemparnya keluar.
“ Hei, lepaskan aku sekertaris bodoh, jangan sentuh aku!”
Tapi, tangan Han benar-benar
mencengram lengannya dengan kuat. Ia tidak bisa melawan. Clarissa berteriak
memanggil Saga, namun laki-laki itu hanya melihatnya, lalu menuangkan minuman
dan menghabiskannya.
“ Lepaskan aku!”
Han melepaskan tangannya, mendorong tubuh gadis itu keluar pintu.
“ Antar dia pulang ke rumahnya, dan jangan biarkan dia masuk ke tempat ini lagi kedepannya!”
“ Baik Tuan.” dua penjaga sigap menjawab, sambil membentangkan tangan saat Clarissa mau memaksa masuk lagi.
“ Hei Han kurang ajar, kalau
kakak ku kembali dengan Kak Saga, aku pastikan kamu yang akan ditendang dari
sisi kak Saga.”
“ Saya menantikan hari itu nona.”
Han membungkukan kepalanya, tapi
bibirnya tersenyum sinis sebelum dia berbalik meningalkan Clarissa yang masih
berteriak marah memaki namanya.
BERSAMBUNG.......................