Apa! Gila, kenapa pagi-pagi aku harus berada di neraka
berulang kali. Aku ini masih perawan laki-laki gila, kenapa aku harus melihat mu
telanjang di depan ku.
Tubuh Daniah bergetar, ia sudah mau melangkah keluar dari kehinaan ini.
“ Kau mau ke mana? Cuci rambut ku!” Saga sudah masuk ke dalam bak mandi.
“ Baik.”
Daniah duduk di belakang bak mandi. Mulai membasahi rambut
Saga. Ia melihat leher dan bahu suami yang ada di depannya. Bahunya sangat bidang. kulitnya juga putih bersih. Bagaimana laki-laki bisa punya kulit semulus ini. Daniah menatap punggung suaminya sambil memijat kepalanya. Sepertinya ia menghabiskan malam yang melelahkan, pikir Daniah.
Saat ia meletakan pakaian Saga semalam ke dalam keranjang, ia bisa mencium
parfum wanita dari sana. Tidak hanya satu, ada tiga aroma parfum yang berbeda.
Jika satu miliknya, maka sisanya kalian pasti bisa menebak berapa wanita yang
menemaninya semalam.
Tidak ada yang bicara satu sama lain. Saga tengelam dalam
kebisuan, sementara pikiran Daniah ke mana-mana. Memikirkan sampai hal terburuk
tentang suaminya. Daniah terperanjak ketika Saga tiba-tiba berdiri, sementara
dia masih memijat kepalanya. Laki-laki itu berjalan menuju shower dan membilas
tubuhnya. Daniah memalingkan wajah. Menunduk sambil membuka pembuangan air bak
mandi. Setelah ia yakin Saga sudah keluar dari kamar mandi dia terduduk lemas
sambil menarik nafas kuat.
Kenapa? Kenapa aku harus mengalami ini untuk membayar
kehidupan mewah keluarga ku. Ayah, seharusnya kau menjualku sebagai pelayan
di rumah ini. Aku akan merasa lebih berterima kasih dan tidak akan membenci mu
sebesar ini. Kenapa? Kenapa? Kau begitu kejam pada anak kandung mu sendiri. Ibu rasanya
aku ingin menyusul mu. Agar lepas dari kehinaan ini.
Daniah keluar dari kamar mandi, dia mengeringkan tangannya
dengan handuk kecil. Mendapati Saga yang sedang duduk sambil memegang hpnya.
“ Keringkan rambut ku.” Dia melemparkan handuk menempel tepat
di wajah Daniah. Gadis itu melakukan apa yang dimau Saga tanpa sepatah bicara sepatah kata pun.
Ia hanya mengigit bibirnya menahan semua penghinaan ini.
- - -
Semua orang sudah menunggu di meja makan. Kepala pelayan
menarik kursi utama di meja dan Saga duduk disana. Yang lain pun ikut duduk,
sepertinya inilah posisi mereka makan sebelum Daniah masuk ke rumah ini.
“ Pindah kursimu Jen!” Saga menatap adiknya.
Jenika adik ipar pertama terperanjak. Dia menatap Daniah
penuh kebencian.
“ Baik kak.”
Dia bangun, lalu menyenggol Sofia agar pindah ke kursi sebelahnya
lagi. Daniah duduk di samping suaminya. Dia tahu kenapa dia duduk di sini, tentu
saja untuk berperan menjadi istri laki-laki di hadapannya ini.
Daniah meletakan dua potong sanwich sayuran dan telur di
atas piring di hadapan suaminya.
“ Silahkan dimakan suami ku.”
Daniah melihat semua orang menatapnya merinding dan penuh
kebencian. Bagaimana wanita gila ini berani bicara seperti itu. Seperti itulah
yang terbaca di wajah mereka.
“ Saga, apa kamu mau pergi ke kantor hari ini?”
“ Ia.” Saga makan sanwich sebelumnya dia meminum jus jeruk
di sampingnya.
“ Kenapa tidak libur sehari, kamu kan baru sehari menikah.”
“ Aku tidak punya waktu bu, banyak hal yang harus ku kerjakan.”
“ Baiklah nak, ibu tahu kamu sangat sibuk. Makanlah.”
Semua membisu setelahnya. Daniah menghabiskan makannya tanpa
ingin melihat orang-orang disekitarnya. Biarlah, ia dianggap tak terlihat. Itu
akan menyelamatkan kehidupannya, hari-hari masih sangat panjang. Tidak tahu
sampai kapan ia akan berada di rumah ini.
Setelah selesai sarapan, Saga sudah mau berangkat. Mobil
sudah siap, seorang sopir membuka pintu dan berdiri di samping pintu. Sekertaris
Han juga sudah berdiri dekat mobil. Dia memungkukkan kepala dan mengucapkan
selamat pagi pada Saga dan Daniah. Hanya Daniah yang menjawab sapaan itu.
“ Maaf Tuan saga.”
“ Kenapa?”
“ Hari ini saya juga akan kembali bekerja seperti biasa.”
“ Terserah, aku tidak perduli dengan apa yang kamu lakukan. Aku sudah pernah mengatakannyakan.”
“ Eh iya.”
“ Yang harus kamu lakukan hanya pastikan sudah ada di rumah
sebelum aku kembali. Karena kau harus menjalankan tugas mu sebagai istri ku.”
“ Ba, baik Tuan.”
Saga masuk ke dalam mobil. Sopir pun sudah beranjak masuk
mengikutinya. Sekertaris Han juga akan masuk, namun Daniah memanggilnya.
“ Permisi sekertaris Han, apa saya bisa minta no telfon anda.” Dia terlihat berfikir. “ Bolehkah saya mengirimkan pesan untuk menanyakan jam
berapa suami saya kembali ke rumah. Agar saya tidak melakukan kesalahan.”
Sekertaris Han mengeluarkan dompetnya, menyerahkan selembar
kartu nama.
“ Nona bisa menghubungi saya di nomor ini.”
“ Ah, terimakasih.”
“ Jangan sungkan kepada saya nona, saya hanya pelayan tuan
muda dan nona termasuk majikan saya.”
Eh, dia menunduk sopan kepada Daniah sebelum masuk ke dalam
mobil.
Saga menoleh tadi, saat melihat istrinya bicara dengan
sekertaris Han. Tapi apa yang dibicarakan mereka ia tidak bisa mendengar.
BERSAMBUNG...................