Saga dan sekertaris Han sudah masuk ke dalam mobil.
“ Katakan pada Pak Mun tidak perlu membangunkan gadis itu!”
“ Baik tuan muda.”
Sekilas Han melihat senyum samar
di bibir Saga. Mereka melajukan mobil kembali ke rumah. Sekertaris Han
mengirimkan pesan kepada Pak Mun. Lalu dia meletakan hp, dan fokus mengemudi.
“ Tuan muda.”
“ Hemm.”
“ Dua bulan lagi nona Helena akan
kebali.” Han melirik kaca spion. Saga masih terdiam sambil menyandarkan
kepalanya, memejamkan mata. “ Dia akan mengadakan pameran tunggal kepulangannya
ke tanah air. Apa anda mau saya mengurus semuanya.” Han melihat kaca spion lagi, Saga
belum bereaksi. “Sudah ada beberapa perusahaan yang mengajukan diri untuk
menjadi sponsor, tapi kalau mereka tahu tuan muda akan menjadi sponsor nona
Helena, mereka pasti akan mundur dengan sukarela.”
“ Lakukanlah. Aku ingin lihat sebaik apa dia hidup selama ini.”
“ Baik tuan muda.”
Mobil menyusuri jalanan yang mulai
lenggang. Mobil melaju dengan cepat masuk ke dalam gerbang besar, dan sampailah
di depan rumah utama. Saga keluar dari mobil sementara Pak Mun sudah menunggu
di depan pintu dan berjalan mendekat.
“ Selamat datang tuan muda.”
“ Pulanglah. “ Katanya pada Han.
Han yang sudah mau ikut masuk
menghentikan langkah kakinya. “ Baik tuan muda. Selamat istirahat.” Dia
menundukan kepala, menunggu sampai Saga masuk kedalam rumah. Baru berbalik menuju
mobil yang dia kendarai tadi. Keluar dari gerbang utama.
Pak Mun membatu Saga melepaskan
jas, dipegangnya pakaian itu seperti memegang sesuatu yang sangat berharga.
Saga duduk dikursi, sementara Pak Mun berjalan kebelakang mengambilkan sandal rumah.
Dia melepaskan sepatu Saga dan meletakan sandal di dekat kaki.
“ Ada kejadian apa hari ini di rumah?”
Pak Mun mendekat dan menyerahkan hp yang dia keluarkan dari kantong bajunya.
“ Nona muda bertengkar dengan nona Jenika, nona Sofia dan pagi tadi juga dengan nona Clarissa.”
“ Hebat sekali, siapa yang menang?”
“ Sepertinya nona muda yang menang. Anda bisa melihat dua vidio di hp ini.”
Saga membuka hp yang tadi diberikan
pak Mun. Adegan drama perkelahian tiga lawan satu. Wajahnya berkerut sebentar,
tapi tidak lama sudah terdengar gelak kecil setelah mendengar kata pamungkas yang
dikeluarkan Daniah untuk menjatuhkan Clarissa. Mental Clarissa sepertinya
langsung down setelah mendengar kalimat “Haha, ternyata wanita yang disukai tuan Saga bukan nona Clarissa ya.
Gadis ini ternyata benar-benar lumayan.
Seperti habis menonton pertunjukan
yang membuatnya puas. Sekarang Saga beralih melihat vidio yang kedua. Senyumnya
kembali terlihat apalagi saat adegan Daniah mengebrak meja dan meletakan
sendoknya.
" Rambutnya benar-benar lurus"
Mata Saga melihat vidio yang sedang diputar.
“ Apa kalian bisa berhenti bersikap mengerikan seperti ini?” Daniah bangun dari tempat duduknya, memandang ibu mertua dengan kesal. “ Bisakah kalian tidak menggangu ku, mari hidup di tempat
mengerikan ini tanpa saling menggangu.”
“ Beraninya kau bilang ini tempat mengerikan, kau tahu kau wanita beruntung yang bisa menikah dengan kak Saga.”
“ Ya, ya, aku wanita beruntung yang bisa menikah dengan tuan Saga.” Daniah terlihat mengigit bibirnya geram.
“ Apa kau pikir kalau kau meluruskan rambutmu kamu bisa seperti kak Helena”
Saga yang melihat vidio itu menatap
tajam, bibirnya bergetar. Pak Mun yang berdiri di sebelahnya sudah ingin
mengambil hp di tangan Saga, tapi tentu dia tidak berani melakukannya.
“ Aku tidak meluruskan rambutku karena ingin mirip dengan siapa pun.”
“ Haha benarkah, tidak tahu malu.
Kau itu licik sekali, apa itu yang diajarkan ibu mu pada mu.”
“ Hentikan! Jangan menghina ibu ku.
Kalau kau mau aku pergi suruh kakak mu itu menceraikan ku. Suruh dia mengusir ku
dari rumah ini. Aku akan pergi keluar dari rumah ini dengan bahagia. Aku akan
memeluk kalian dan berlutut di kaki ibu mertua karena bahagia.”
“ Kau!”
Saga menjatuhkan hp kelantai.
Beraninya kau mengucapkan kata
cerai dari mulutmu tanpa izinku. Sepertinya aku sudah terlalu baik padamu
sampai kau bisa berfikir kurang ajar begitu.
Saga bangun dari duduk. Pak Mun
mengambil hp yang tadi dijatuhkan Saga.
“ Apa dia belum makan malam.”
“ Nona makan malam dengan mi instan
bersama para pelayan di rumah belakang.” Saga menghentikan langkahnya. Menunggu cerita
lebih lanjut. “Nona muda menyapa para pelayan dan mengajak mereka bicara
terlebih dulu. Lalu mereka sudah makan malam bersama tadi.”
“ Tidak usah mengantar ku, istirahatlah.” Saga menyuruh kepala pelayan tidak mengikutinya.
“ Baik tuan muda, selamat istirahat.” Pak Mun menundukan
kepalanya, dan menunggu sampai Saga menaiki tangga dan hilang menuju kamarnya.
Lalu iapun beranjak juga, menuju kamarnya sendiri. Menghela nafas dalam. Tidak
tahu apa yang dipikirkan oleh tuan mudanya.
BERSAMBUNG........................