Jadi ini tempat anda bersenang-senang. Han mengerutkan kening.
Mobil sudah berhenti di area parkir
ruko berlantai dua. Sekarang mereka tepat berdiri di depan ruko dengan pintu kaca
hitam di depannya. Ya, ini tempat kerja Daniah. Han menoleh kebelakannya, sudah
ada dua pengawal berdiri siaga. Tidak tahu kenapa, tapi tuan Saga meminta
membawa mereka. Mungkin ini adalah caranya bersenang-senang melihat nona Daniah
panik dan kebinggungan. Level penyiksaanya sepertinya naik satu tingkatan
setiap hari gumam Han.
Han masih merasa bingung dengan apa
yang dilakukan Saga, tapi dia tetap mengikuti apapun yang dimau tuannya ini.
Dia membukakan pintu kaca.
“ Permisi” Han memberi salam.
Ketiga wanita yang ada diruangan
itu terkejut. Mereka berdiri, bahkan ada yang menjatuhkan hp yang masih dia
pegang. Siaga terlihat dari wajah mereka.
“ Maaf siapa ya?” mereka bertanya
dengan nada curiga dan tubuh yang siaga. Biasanya tidak pernah ada yang datang
ke ruko ini kecuali para kurir paket. Dan dilihat dari tampilan tamu tidak
diundang ini. Mereka memakai setelan jas lengkap dengan dasi. Terlihat bukan
seperti orang biasa.
“ Apa Daniah ada?”
Saga yang menjawab dengan
pertanyaan, Han sampai terkejut dibuatnya. Ini benar-benar diluar kebiasaan
Saga. Wajah dingin dan tidak bersahabatnya tiba-tiba memudar begitu saja.
“ Mbak Niah sedang keluar membeli makanan.”
Dari lantai atas turun dua orang, ikut berkerumun dengan yang lainnya.
“ Eh bukannya itu Saga Rahardian Wijaya.”
“ Apa kalian mengenal ku?” Lagi-lagi Saga yang menjawab.
Dunia benar-benar mau kiamat. Han memekik dalam hati. Saga meladeni pembicaraan orang lain. Dengan bahasa manusia lagi. Tahu artinya bahasa manusia. Artinya dia bicara tanpa sorot mata tajam
dan bibir yang tersenyum sinis.
“ Siapa dia?” gadis di sebelahnya menyenggol.
“ Presdir Antarna Group.” Wajah yang lainnya terlihat sangat terkejut. tentu siapa yang tidak mengenal kalau di sebutkan Antarna Group.
Han maju menjelaskan, sementara
Saga sudah duduk di kursi plastik yang ada dilantai satu. Mengedarkan
pandangannya keseluruh ruangan. Tumpukan pakaian di rak stenlis, rapi berjajar.
Beberapa kertas berserak, dan ada paket yang sudah terbungkus dengan rapi.
Daniah menenteng dua kantong
plastik di tangannya, begitu juga Tika di sampingnya. Mereka berjalanan
beriringan, sambil bercerita hal remeh. Diselingi dengan tawa kecil.
“ Mbak siapa mereka?”
Tika menunjuk dua orang yang berdiri tepat di depan
ruko. Daniah langsung terperanjak, dia melihat dua mobil terparkir. Satu mobil
yang ia kenali milik Saga. Dan satunya tidak tahu tapi saat ia melihat dua
penjaga, dia benar-benar yakin ada tamu tidak diundang yang datang ke tempatnya.
Bergegas dia berlari mendekat menghampiri salah satu penjaga.
“ Nona muda.” Dia mengganguk sopan.
“ Kenapa kalian di sini?” Daniah
panik, Tika di belakannya menyusul mendekat. “ Apa tuan Saga ada di dalam.”
Pengawal itu menggangukan kepala. Rasanya kaki Daniah seperti kehilangan penopang,
dia ingin ambruk saja atau tidak, dia ingin kabur. Tapi bagaimana dengan
karyawannya yang ada di dalam.
Daniah membuka pintu kaca perlahan,
yang pertama dilihatnya tentu saja sekertaris sialan itu. Bagaimana dia bisa
membawa Saga ke tempat ini, tanpa pemberitahuan pikirnya.
“ Nona muda.” Han menyapa dengan masih bisa tersenyum seperti itu.
Para karyawan sudah berisik berdiri
di sudut berbeda. Daniah mengangkat bahunya pura-pura binggung. Daniah mencari
di mana dia, di mana suaminya. dia duduk di kursi, bahkan tanpa melepas sepatu.
Ya, ya, kau rajanya bisa melakukan apapun yang kau mau.
Daniah mendekat, Saga bangun dari tempat duduknya.
“ Apa yang anda lakukan di sini tuan?”
Daniah bicara dengan suara sangat pelan. Berharap karyawannya tidak mendengar
apa yang terucap dari mulutnya.
Hal yang diluar dugaan siapa pun
terjadi, bahkan Hanpun terkejut. Saga melingkarkan tangannya di bahu Daniah.
Lalu menyandarkan kepalanya di bahu gadis itu.
“ Apa kau tidak mau mengenalkan suami mu pada teman-teman mu?”
Brug! Tika yang baru masuk
menjatuhkan plastik makanan yang dia pegang. Wajahnya terlihat sangat terkejut.
Daniah melihat yang lain, ekspresi mereka tidak jauh berbeda. Kalau saja dia
bisa membungkam mulut laki-laki yang menyandarkan kepala di bahunya ini.
“ Tika, ajak yang lain makan di luar
dulu ya.” Daniah memberi sorot mata memohon padanya. Untung Tika cepat tanggap,
dia segera mengambil plastik yang dia jatuhkan tadi. Dan menarik yang lainnya
untuk keluar.
Setelah semua orang keluar Saga melepaskan tangan yang melingkar di bahu Daniah.
“ Apa tidak ada tempat duduk yang nyaman disini?”
Apa! Setelah melemparkan bom dasyat
kau bisa berwajah tanpa dosa begitu. Lihat itu, bagaimana nanti aku menjelaskan
pada karyawan ku. Wajah panik, kuatir dan penuh tanda tanya itu, bagaimana aku
menjelaskan pada mereka.
“ Ada sofa di atas, apa...” Daniah
belum menyelesaikan kalimatnya Saga sudah berjalan naik meninggalkannya
mematung. Sekertaris Han sudah menyusul naik ke lantai dua berjalan patuh di belakangnya.
Kenapa kalian datang kesini bedebah
gila!
BERSAMBUNG............