Formasi makan malam hari ini
berubah. Ibu mengeser tempat duduknya supaya Helena bisa berdekatan dengan kursi
Saga. Selepas keluar dari ruangan kerja Saga tidak bicara apapun, Helena hanya
mengikutinya dari belakang. Juga tidak bicara kecuali dengan ibu dan adik ipar.
Daniah berusaha menebak lewat sorot mata laki-laki itu, tapi sial, dia
benar-benar susah dicari tahu isi hatinya.
Daniah yang sudah mau mengambilkan
lauk, mengantung sendoknya tepat di depan piring Saga. Helena sudah lebih
cepat, dia sudah meletakan lauk dan sayur ke dalam piring Saga. Ibu tersenyum
senang dan menepuk bahunya.
“ Ayo Helen juga makan yang
banyak.” Tersenyum seperti memenangkan hadiah lotre undian pertama. Begitu juga
Helena, tersenyum malu-malu.
Daniah meletakan lauk yang tadi
akan ia letakan di piring Saga ke piringnya sendiri. Lalu mulai makan.
Kenapa aku sekarang berfikir Helena
agak sedikit jahat ya. Baiklah, dia memang wanita yang dicintai Tuan Saga. Tapi
bukankah aku ini istrinya, ya, istri yang cuma seperti pembantu si. Tapi paling
tidak bukankah dia seharusnya sedikit saja berempati padaku. Aku ada
di hadapannya lho.
“ Hei.”
“ Ia suamiku.” Terkejut karena sedang memikirkan banyak hal.
“ Ambilkan ikan pedas.” Saga menunjuk piring ikan pedas yang ada di depannya.
“ Biar aku yang ambilkan.” Helen
sudah menyentuh sendok di piring ikan pedas. Tangannya terhenti ketika Saga
bicara lagi.
“ Tidak dengar aku menyuruhmu apa?” Saga menatap Daniah.
“ Eh, ia.”
Helena melepaskan sendok di piring
ikan pedas. Lalu dengan tertunduk ia menghabiskan makanannya lagi. Ibu dan adik
ipar saling lirik, tapi menahan diri untuk bicara. Mereka tentu mencari
keselamaatan diri masing-masing. Daniah mengambilkan lauk yang diminta.
Perasaannya sedikit merasa tidak enak.
Aku bukannya mau mengambil
kesempatan Helena, tapi dia yang menyuruh, kalau aku tidak menurutinya aku yang
mati. Maafkan aku ya.
Mereka sejenak makan dalam pikiran masing-masing.
Sial! Lihat dia masih bisa
tersenyum. Padahal aku membawa wanita lain masuk ke ruang kerjaku. Jangankan
cemburu sepertinya dia sama sekali tidak sedih. Sialnya kenapa ini membuatku
semakin kesal saja. Saga
Kenapa tuan Saga begitu ya? Apa dia
sedang membalas kepergian Helena. Cih, pendendam sekali. Seharusnya kau
memperlakukannya dengan baik, jelas-jelas masih suka. Apa dia ingin Helena
berlutut dan memohon. Benar-benar, waktu itu akukan berlutut sambil mencengkram
kakinya. Apa perlu kuberitahu Helena. Walaupun sepertinya dia bukan gadis
seperti malaikat hatinya, tapi akukan harus baikin dia untuk menjalankan misi.
Daniah
Saga aku akan kembali merebutmu.
Coba lihat gadis ini, benar-benar bukan seleramukan, kamu menikahinya memang
hanya untuk membalasku. Helena
Ibu memecah kesunyian.
“ Saga, Helen boleh menginapkan?”
“ Ibu saya pulang.” Helena
menyentuh lengan ibu. Karena sepertinya akan memalukan kalau sampai Saga
menolak.
“ Terserah.” Saga meletakan
sendoknya, menatap Daniah yang masih mengunyah dan belum selesai makan. “ Ikut
aku!”
Daniah sudah panik sendiri, dia
melihat semua orang yang ada di meja makan. Sambil mengangkat bahu. “hehe, maaf
saya permisi dulu. Selamat malam semuanya.” Dia bangun lalu menyusul Saga yang
sudah menaiki tangga. “ Padahal aku belum selesai makan.”
Di meja makan, Helena menitikan
airmata setelah Saga pergi meninggalkannya.
“ Maaf ya bu, aku membuat semua
jadi canggung.” Gadis itu mengusap airmatanya.
“ Helen, berusahalah lebih keras.
Kamu tahukan kalau Saga masih sangat mencintaimu. Dia hanya sedang marah
memohonlah.” Ibu menepuk bahu gadis itu agar lebih kuat.
“ Benar kak, kak Saga masih sangat mencintai kak Helen.” Sofia menimpali.
“ Kalau tidak , gak mungkinkan Danau hijau dibangun seperti sekarang.” Jenika juga mencoba menghibur.
“ Kak Helen lihat beritanyakan, gimana danau hijau sekarang.”
“ Benar Helen. Berusahalah, memohonlah padanya. Kalau perlu berlututlah di kakinya supaya dia mau
memaafkanmu.”
Helena jemarinya dibawah
meja. Benarkah dia memang masih punya kesempatan untuk kembali merebut hati
Saga.
Dengan wajah kemenangan dia masuk
ke dalam ruangan kerja Saga, tadi dia sempat melihat wajah terkejut Daniah. “
Apa kau pikir dengan wajah seperti itu bisa mengalahkanku. “ Dia membawa nampan
berisi buah. Saga duduk di sofa yang ada di dekat rak buku. Terdiam.
“ Saga.” Helena meletakan nampan di
meja lalu duduk di samping Saga, dia melingkarkan tangannya di lengan laki-laki
itu.
“ Apa hanya ini cara yang bisa kau
pikirkan untuk dekat denganku lagi.” Sebenarnya dari cara bicaranya Saga masih
masuk kategori lembut.
“ Saga.” Gadis itu cukup tahu diri,
dia melepaskan tangannya. “ tidak bisakah kamu memaafkanku. Aku akan memohon
padamu.”
Saga mengambil sepotong buah lalu
memakannya. Mengambil lagi, lagi dan lagi. Dia hanya fokus makan belum bicara.
Sekarang dia sudah meletakan sendok.
“ Kau tahu apa kesalahanmu dua
tahun lalu?” Helena menundukan kepalanya. “ Kau pergi tanpa izin dariku.”
Lanjutan kalimatnya.
“ Kalau aku izin padamu, apa kamu
akan mengizinkan?” Helena jemarinya.
“ Tidak!”
“ Karena itu aku pergi tanpa
mengatakannya padamu, kalau aku mengatakanyapun kamu tidak akan mengizinkan.”
Menyentuh lengan Saga.
“ Itulah kesalahanmu, walaupun tahu
aku tidak mengizinkan, setidaknya cobalah memohon padaku. Memohon padaku agar aku mengizinkanmu. Kamu tahukan, kalau dua tahun lalu aku adalah laki-laki yang akan melakukan apapun
untukmu. Aku akan memberikan apapun yang kamu mau, bahkan seluruh isi dunia
ini.”
“ Saga.” Helena mulai berlinang, tahu titik kesalahannya dimana. Kebodohannya.
“ Sekarangpun kamu tidak menyesalinyakan?” Saga melanjutkan kalimatnya, suaranya sudah terdengar dingin.
“ Saga, aku menyesalinya. Aku masih mencintaimu, sangat mencintaimu.”
“ Benarkah? Lalu cuma ini caramu
untuk memohon pengampunanku. Sepertinya kamu masih terlalu percaya diri ya.
Bahwa waktu dua tahun tidak mengubahku.”
Saga bangun dari duduk, namun
segera Helena meraih tangannya.
“ Saga.”
“ Memohonlah yang benar.”
Seperti terjatuh dari ketinggian Helena
mengepalkan tangannya, terguncang dengan kata-kata Saga. Kenapa dua tahun lalu
dia begitu bodoh. Bodoh sekali dirinya yang berfikir kalau dia kembali Saga
akan menyambutnya dengan hangat. Karena dulu dia tahu, bagaimana Saga
mencintainya.
BERSAMBUNG..........