Chapter 53 Menjemput Daniah

Pekerjaan harian yang dilakukan

Daniah, dalam ruko dua lantai di kawasan perkantoran. Profesi yang dia jalani

dengan sepenuh hati, baik sebelum dia menikah atau sampai hari ini setelah dia

menikah dengan Saga. Dia menggantungkan impiannya di tempat ini, berharap setelah

bisa melarikan diri dari Saga tempat inipun yang akan menjadi pegangan

hidupnya.

Tumpukan pakaian sudah dipisahkan,

sesuai dengan status orderan. Sudah menempel dimasing-masing tumpukan, kertas

bertuliskan nama pemesan. Dipisahkan ke dalam boks yang sudah transfer dan baru

sekedar keep barang, alias menunggu transferan. Di setiap lantai ruko melakukan

aktivitas yang Sama. Daniah sebagai penanggung jawab pakaian anak di lantai atas,

dan lantai bawah Tika sebagai penanggung jawab pakaian dewasa.

Daniah sedang membalas chat orderan.

“ Kaos ogree size s sama l yang

motif mobil, sama motif superhero.” Karyawannya sigap mengambilkan stok, lalu

menempelkan kertas di atasnya begitu seterusnya.

Daniah menguap beberapa kali,

menutup dengan tangan. Mengusap airmata yang muncul di ujung matanya.

Kenapa sekarang aku gampang lelah

begini si, biasanya juga sekuat baja. Gara-gara harus berjuang bertahan hidup

menghadapi tuan Saga sepertinya energi kehidupanku makin hari makin berkurang

saja. aku bisa mati bukan karena dia membunuhku, tapi karena aku tidak punya sisa energi untuk bertahan hidup.

Daniah melirik hpnya, ketika sebuah

pesan masuk. Dia lalu menyerahkan hp toko dan berjalan menuju tempat tidur,

benda ini ternyata berguna juga, gumamnya sambil ambruk dan menjatuhkan diri.

Daniah membuka pesan.

“ Nak ini ibu, apa kamu bisa pulang

ke rumah waktu ulang tahun ayahmu, dan bisakah kamu mengajak tuan Saga untuk

makan malam di rumah?”

Daniah langsung terbahak setelah

membaca pesan di hp. Ibu penyihir mengirimi pesan.

Dia memanggilku apa? Nak? Aku sampai merinding. ini pertama kalinya dia menyebutku dengan panggilan nak. sepertinya hari ini akan hujan deras di bumi.

Daniah meraba tangan dan tengkuknya

sendiri, wanita itu telah kehilangan harga diri yang ia jaga dengan baik selama

ini. Demi bisa membawa tuan Saga dia bahkan mengirim pesan dengan bahasa yang

baik pada Daniah. Walaupun tidak tahu bagaimana rautnya saat mengetikan pesan.

Tapi demi memikirkan itu berhasil membuat Daniah terpingkal diatas tempat

tidur.

Daniah bangun dari tiduran karena

mendengar Tika memanggil dari lantai bawah, gadis itu turun dengan tergesa.

Mematung di tangga, saat melihat siapa yang sudah berdiri di depan pintu kaca.

Kenapa dia kemari lagi, mana tuan

muda yang selalu merasa benar itu. Apa dia sedang bersembunyi di mobil dan

menunggu untuk memberi kejutan.

Han menggangukan kepalanya sopan.

“ Selamat siang nona muda, saya datang untuk menjemput anda.”

Semua penghuni toko sudah

berkerumun antusias, yang dari lantai atas sudah menuruni tangga, sementara

Tika dan yang lainnya sudah berbisik penuh spekulasi dengan sok tahunya.

“ Mbak Niah keren ya.”

“ Ia, dia dipanggil nona muda.”

“ Bagaimana tidak, suami mbak Niahkan tuan Saga.”

“ Ahh, ia, ia. Luar biasa ya, kita bahkan menghirup nafas yang sama dengan wanita yang dicintai oleh tuan Saga.”

“ Tuan Saga lho, pemilik hampir separuh kekayaan negri ini.”

“ Aku iri.”

Tidak! Tidak seperti itu wahai

karyawanku yang berhati polos, kehidupan rumitku tidak akan pernah masuk dalam

pikiran kalian. Berhentilah bicara yang tidak-tidak. Aku tidak mendapatkan

anugrah kemulyaan dari baginda raja Saga Rahardian. Aku hanya gadis penebus

hutang keluargaku. Hiks, andai aku orang yang tidak tahu malu menceritakan

kisah hidupku, kalian pasti akan manangisi nasibku. Dan kita bisa bercucuran airmata bersama. Tapi aku bukan makhluk tidak tahu malu, jadi aku hanya bisa menangis sendirian.

Daniah mengisyaratkan agar semua

kembali keperjaan mereka masing-massing, walaupun tampak kecewa karena harus

melewatkan tontonan luar biasa. Tapi mereka menurut, dan kembali dengan hp

dan stok barang. Sementara Daniah menarik lengan Han keluar dari pintu kaca.

“ Apa yang membuat anda datang

kemari. Eh, tuan Saga tidak adakan?” Daniah mengedarkan pandangan, melihat

mobil yang terparkir, sepertinya benar tidak ada orang di sana. Mobilnya

kosong. Tapi demi meyakinkan diri dia meninggalkan Han dan mendekati mobil,

menempelkan wajah di kaca.

“ Saya datang sendiri nona.” Ketika

Han mulai paham apa yang dilakukan Daniah. Gadis itu celingak celinguk

mengintip dalam mobil, dan mengedarkan pandangan di halaman ruko.

“ Apa yang membawa anda kemari?” berkacak pinggang. Sok menantang.

“ Saya akan menjemput nona.” Menjawab tanpa wajah bergeming.

“ Kenapa?” Suara Daniah masih

terdengar sok, kapan lagi aku bisa bicara semauku padanya kalau dia tidak sedang

sendirian. Gumam-gumam hati Daniah.

“ Membawa nona kesuatu tempat, nona akan tahu nanti.”

Apa! Kau pikir kau siapa heh.

Kamukan sekertaris Han bukan tuan Saga, apa aku harus patuh juga padamu. Tidak

kan. Daniah menatap sekertaris Han. Yang ditatap tajam, sama sekali tidak

terganggu. Dia memang ahlinya menyembunyikan perasaan begitu sorot matanya

mengisyaratkan.

“ Silahkan ambil tas anda nona.” Kata

Han, setelah lama mendapat sorot mata sebal dari Daniah.

“ Tidak mau!”

Apa kamu! Aku berani kalau

menentangmu. Kamu pikir aku takut padamu, ya walaupun sedikit takut si, soalnya

kadang matamu tajam dan menusuk. Tapi akukan tidak terikat kontrak hidup dan

mati denganmu.

“ Ini perintah tuan Saga nona.”

“ Haha.” Plak, Daniah memukul bahu

sekertaris Han, membuat lelaki itu menatap tangan Daniah yang menempel pada

tubuhnya. “ Baiklah Saya ambil tas sebentar ya. Permisi.”

Seharusnya aku tidak menantangnya,

betapa bodohnya aku. Dia pasti datang karena perintah tuan Sagakan, dia tidak mungkin melakukan sesuatu atas inisiatifnya sendiri apalagi urusannya denganku. Aku tidak mau membangkitkan singa yang tidak berperasaan sepertinya. benar, dia menampar tiga pelayan tanpa bergeming. aku memang harus berhati-hati padanya.

Sementara Han berjalan mendekat

ke mobil.

Kenapa anda mudah sekali menyentuh

tubuh orang lain nona, apalagi yang anda sentuh adalah laki-laki. Cih, kedepannya

pasti akan sangat merepotkan, kalau anda tidak bisa menjaga tangan anda.

BERSAMBUNG