Sampailah di tujuan, setelah
perjalanan menyenangkan versi sekertaris Han , dan perjalanan versi menyebalkan
menurut Daniah.
Mobil berhenti di depan sebuah
bangunan besar, sebuah dealer mobil terbesar di kota ini. Ketika mobil berhenti
sudah ada beberapa orang berdiri di dekat pintu, mereka mendekati mobil yang
ditumpangi Daniah. Gadis itu melihat, sepertinya mereka menyambut kedatangannya.
“ Siapa mereka, ini dealer
mobilkan. Kenapa anda membawa saya kemari?”
Han tidak menjawab, dia keluar dari
mobil lalu membukakan pintu. Menundukan kepalanya dan mempersilahkan Daniah
untuk keluar. Wajahnya tersenyum, seperti puas sudah membuat Daniah dihujani
penasaran.
Jangan tersenyum, tahu tidak kalau
kamu tersenyum seperti mengisyarakan kepadaku untuk hati-hati, karena kalau
salah melangkah sedikit saja kau bisa menebas leherku.
“ Kenapa anda membawa saya kemari?”
Daniah menunjuk dealer mobil yang berdiri kokoh di depannya. Orang-orang yang
tadi berdiri di dekat pintu sudah mendekat, menyapa sekertaris Han dengan
hormat. Orang yang paling depan memperkenalkan diri lalu menggangukan kepala
dan akan membantu apapun yang dibutuhkan sekertaris Han.
“ Bisa kita bicara sebentar.” Daniah
mendekat dan bicara dengan nada lirih di dekat telinga Han. Daniah melirik
orang-orang dari Dealer, meminta sekertaris Han agar membuat mereka
pergi. Hanya dengan mengerakan tangannya Han membuat semua orang di depan
Daniah kembali ketempatnya tadi.
Gadis itu merinding, tangan kanan tuan
Saga, sekertaris Han gerakan tangannya sungguh bisa membawa dampak yang luar biasa.
“ Kenapa anda membawa saya ke sini.” Setelah terpesona dengan kekuatan tangan laki-laki di depannya, dia tersadar kenapa meminta karyawan dealer untuk mundur.
Daniah bertanya dengan suara kecil, memastikan kalau orang-orang dealer tidak bisa
mendengarnya.
“ Untuk membeli mobil anda.”
“ Mobilku. Kenapa? Aku tidak mau beli mobil.”
memang siapa yang mau membeli mobil?
“ Ini perintah tuan Saga.” Memberi jawaban yang mempermudah langkah hidupnya, karena dia tahu jawaban mutlak itu sudah bisa membungkam mulut nona muda di hadapannya.
“ Berhenti menggunakan kalimat
menakutkan itu sebagai senjata anda sekertaris Han. Jawablah pertanyaan saya
sebagai seorang manusia.” Setengah berteriak, karena tidak mau kata-katanya
sampai di dengar oleh orang-orang dealer.
“ Tuan muda tidak mau anda naik
ojek lagi, hari ini hari terakhir anda untuk naik ojek.”
“ Memang kenapa dengan saya naik ojek, saya bahkan naik ojek setelah dia pergi, apa dia bilang dia sakit mata karena melihat saya naik motor?.”
Suruh tuan mudamu periksa mata sekaligus kejiwaan sana!
“ Tidak, Tuan muda tidak suka ada ojek yang masuk ke halaman rumahnya.”
“ Hei, kalau cuma begitu, aku akan
naik dari gerbang utama. Aku akan mengatakan pada Pak Mun agar jangan mengizinkan
ojek masuk ke halaman.” Gampangkan, begitu. Daniah menantang melalui sorot
matanya.
“ Tuan muda bahkan tidak suka semua yang berhubungan dengan ojek.” sudah malas menanggapi Daniah, dia tahu mulut Daniah pandai bersilat.
“ Jangan membuat alasan tidak masuk akal ya.”
Sekertars Han melihat jam
ditangannya, sepertinya dia merasa telah membuang banyak waktu dengan
perdebatan kecil itu. Lalu tangannya bergerak meminta manager tadi untuk
mendekat. Laki-laki itu tergopoh berlari mendekat.
“ Ada yang bisa saya bantu tuan.”
“ Kirim semua jenis mobil dengan warna yang berbeda ke rumah tuan Saga.”
“ Baik.” Manager dealer itu
menggangukan kepala, seperti tidak baru saja mendengar perintah tidak masuk
akal.
“ Tunggu.” Daniah mendekati
sekertaris Han, lagi-lagi memukul bahu sekertaris Han, sekarang tangan kanannya
mecengkram bahu itu. “ Kalaupun gila harus ada batasannya donk. Haha, kenapa
tidak sekalian anda bilang kalau saya minta dibuatkan pabrik mobil.”
Mencengkram bahu lebih keras lagi. Ini adalah bentuk pelampiasan emosi yang
sudah tidak terbendung lagi.
Sekertaris Han mundur dua langkah,
membuat tangan Daniah terjatuh di samping pinggangnya.
“ Baik nona, saya akan menyampaikan kepada tuan muda.”
“ Menyampaikan apa?” berteriak sekaligus merasa kuatir.
Dia tidak akan melaporkan kalau aku membangkang padanya dan bahkan minta dibuatkan pabrik mobilkan?
“ kalau anda ingin dibuatkan pabrik mobil.”
“ Jangan bercanda, siapa yang mau minta pabrik mobil!” suara Daniah sudah semakin tidak terkontrol. dia tidak perduli kalau manager dealer mendengar, dan wajahnya terlihat mulai pias.
“ Bukankah anda baru saja mengatakannya.”
Aku ingin mencekiknya, apa dia
tidak melihat aku sedang sangat marah sekarang. kenapa kata-kata bercandaku dia anggap serius. Jangan bilang hanya dengan sekali
bicara dia bisa langsung mengakuisisi pabrik milik orang lain. Dan dalam sekejab mata
dia bisa melemparkan sertifikat kepemilikan ke mukaku.
“ Lupakan kata-kata saya yang tadi!”
“ Apa anda ingin memakai nama anda
sebagai merek salah satu mobil. Atau anda ingin nama anda menjadi brand utama
perusahaan.”
“ Bukan itu! Lupakan kata-kata saya tentang pabrik mobil.”
Sekarang aku tahu, Tuan Saga bahkan
bisa membeli separuh negri ini dengan kekayaannya. Kenapa aku harus menikah
dengan laki-laki mengerikan itu.
“ Lupakan kata-kata saya tentang
pabrik mobil, jangan pernah bicara tentang pabrik mobil. Saya akan memilih satu
mobil, apa itu membuat anda dan tuan Saga puas.”
“ Tentu saja nona, saya akan senang kalau tuan muda juga senang.”
Sorot mata Han mengikuti setiap langkah Daniah. Seorang SPG membantunya menjelaskan tentang tipe dan keunggulan mobil. walaupun tidak nyambung dia tetap tersenyum dan berterimakasih.
" Antarkan hari ini ke rumah Tuan Saga."
" Baik sekertaris Han, semoga hari anda menyenangkan."
Mereka sepertinya bernafas lega dengan kepergian kami. tentu saja si, siapa yang ingin berlama-lama dengannya.
Di dalam kendaraan, mobil sudah melaju, kembali ke ruko milik Daniah.
“ Saya tidak punya SIM.” Masih berusaha menggagalkan kepemilikan mobil. Bukannya dia menolak karena dia tidak suka barang mewah, tapi baginya benda bernama mobil masih diluar daya belinya. lagipula untuk apa mobil, kalau angkutan kota sudah sangat nyaman.
“ Lalu SIM siapa yang ada di dompet anda?”
Darimana dia tahu aku punya SIM, akukan belum pernah mengendarai mobil di depannya.
“ Sekertaris Han apa anda memeriksa kehidupan pribadi saya.” kesal sekaligus merasa ngeri.
“ Saya memeriksa kehidupan calon istri tuan muda.”
Apa-apaan dia, apa dia mau bilang kalau yang dia lakukan bukan kejahatan. bahwa dia menerobos sampai kehidupan pribadi untuk melindungi tuannya. Enak sekali jadi kamu.
“ Sejauh apa anda memeriksa saya?” walaupun ingin jawaban, sekaligus tidak mau tahu jawabannya. karena kalau sampai dia tahu jawabannya, sepertinya akan membuatnya merinding.
“ Apa anda mau saya memberitahu
siapa nama mantan pacar anda yang berjumlah tiga orang.”
Daniah terperanjak.
“ Tidak! Saya percaya anda bisa
melakukan hal luar biasa dalam tingkatan.” gila, gumam-gumam kecil. " tingkatan kecil sekalipun, hingga hal sepele begitu saja anda sampai tahu."
Daniah membisu sepanjang perjalanan, tidak mau bertanya lagi apa-apa. semakin dia tahu sesuatu sepertinya semakin banyak ancaman untuk nyawanya. sekertaris Han menurunkan Daniah diruko seperti tadi dia menjemputnya.
" Anda bisa menyampaikan terimakasih kepada tuan muda nona, dia pasti sangat senang sekali."
" Terimakasih sudah mengantar saya. sekarang kembalilah pada tuan Saga. sampaikan terikasih saya kepadanya."
" Anda bisa menyampaikannya sendiri, ditempat tidur nanti."
Apa! dia bilang apa? tempat tidur!
bersambung