Saga masih berdiri setelah dia memakai sepatu, belum beranjak keluar. Dia malah berkaca pinggang, melihat Daniah dengan sorot mata kesal.
Apa lagi!
“ Ciuman selamat pagi. Bukannya kamu yang memohon kemarin.”
Menyeringai licik di bibirnya. “ Mau kutulis di keningmu supaya kamu mengingatnya.” Saga menuliskan ciuman di kening Daniah dengan telunjuknya. Gadis itu meringis geli.
“ Ia suamiku.”
Saga mencengkram dagu Daniah, melumat habis bibir gadis itu. Saat sudah menyadari lagi-lagi Daniah tersengal dia melepaskan ciumannya. " Bernafas bodoh!"
Daniah mengatur nafasnya pelan. sambil melihat Saga dengan kesal.
Bagaimana aku bisa bernafas normal kalau kau tiba-tiba mencium. Hei, hatiku yang bodoh kenapa kamu berdebar. Sudah gila ya. Diakan menciummu hanya untuk menyiksamu. Sadarlah!
“ Maaf Sayang, saya hanya belum terbiasa.”
” Sepertinya hukumanmu membuatmu ketagihan ya? Kamu sengaja lupakan? Biar aku menciummu.” Saga tergelak sambil mengusap bibirnya.
Mengelikan sekali, kenapa ada manusia seperti dia ini si.
“ Kembali sebelum jam 10 dari rumah orangtuamu.” Berhenti di depan pintu.
“ Baik.”
“ Kamu tidak mengajakku.” menarik ujung rambut Daniah.
Issh, kalau aku boleh mendorongnya. Bisa tidak si tidak berulah dengan tanganmu itu. Kenapa jatuh cinta dengan rambutku?
“ Sayang, apa anda mau datang. Ayah pasti sangat senang
kalau anda mau datang?”
“ Memang aku gak punya kerjaan.” menjawab ketus seperti yang sudah di duga.
Lantas kenapa masih bertanya. Apa misi hidupmu itu cuma
untuk membuatku kesal. Dasar menyebalkan.
Daniah mengikuti langkah kaki Saga tangannya ditarik. Mereka berjalan
bergandengan tangan menuruni tangga. Ibu dan adik ipar yang sudah ada di meja makan. Ibu terlihat
sangat masam, melihat pergelangan tangan Saga. Tapi tetap saja tidak ada yang
berani mengatakan apapun. Semua makan dengan tenang tanpa bicara. Kalau saja
suasana setenang ini adalah cara mereka berbahagia tentu saja ini lebih baik.
Selesai makan seperti biasa Daniah mengantarkan Saga sampai ke mobil.
Lihat bedebah sialan itu.
Saga masuk ke dalam mobil, dia menjentikan jarinya agar
Daniah menundukan kepalanya. “ Aku akan mengirim hadiah untuk ayahmu.”
“ Terimakasih sayang atas kebaikan anda.”
“ Berterimakasih dengan benar nanti.” Mengusap bibir Daniah
lembut dengan jemarinya. Sambil menyeringai. Daniah mengepalkan tangannya
geram.
Dasar gila! Mau apa lagi kamu?
“ Ahh, maaf
sekertaris Han. Saya tidak melihat kaki panjang anda.” Padahal sengaja lho, dia
sengaja. Wkwkw. Jelas-jelas sebenarnya kaki sekertaris Han jauh dari
jangkauannya. Tapi Daniah sengaja mendekat dan menginjak kaki Han. Han masih
tidak bergeming, seperti berkata. “Oh anda menginjak kaki saya ya, tapi kok gak
kerasa ya.” Membuat Daniah semakin jengkel saja.
“ Oh ya, sekalian
saya mau mengucapkan ribuan terimakasih karena sudah menganti model baju tidur
saya.” tapi sorot matanya seperti ingin melumat habis tubuh sekertaris Han.
“ Sama-sama nona, saya senang anda menyukainya.”
“ Haha, tentu saja saya senang sekali, saking senangnya saya
ingin mencium anda di depan tuan Saga. Dan kita mati sama-sama.” Tersenyum
cerah. Mengalahkan matahari yang bersinar di langit sana.
Han sedikit tergelak, dia membungkukkan kepalanya. “
Hati-hati dengan kata-kata anda nona.”
“ Tentu saja saya akan hati-hati, Haha. Tapi bisakah anda tidak
seenaknya mulai sekarang.”
“ Saya hanya menjalankan perintah tuan muda nona.”
Kurang ajar! Lagi-lagi memakai mantra itu untuk membuatku
diam.
“ Haha, selamat pagi sekertaris Han, semoga hari anda
menyenagkan. Silahkan pergi sekarang, wajah anda membuat saya kesal.” Tertawa
ceria.
Han membungkukan kepala lalu masuk ke dalam mobil, sementara
Saga tergelak mendengar perdebatan dua orang itu. Dia sengaja tidak menutup kaca mobil.
“ Apa dia masih mengancam mau menciummu?” Saat Han sudah
masuk dan duduk di belakang kemudi.
“ Maafkan saya tuan muda, saya akan berhati-hati.” Han mulai menghidupkan mobil, dan melajukan kendaraan.
“ Biarkan saja dia, bukankah itu imut saat melihatnya geram.
Tapi kalau dia benar-benar menciummu habis kamu Han.”
Ancaman Saga tidak main-main.
“ Baik tuan muda.”
Terserah anda tuan muda, selamat menikmati rasanya jatuh cinta untuk kedua kalinya.
Gedung pusat Antarna Group di akhir pekan setiap akhir bulan
akan beraktivitas seperti hari biasa. Karena hari ini adalah laporan kinerja
para petinggi anak perusahaan Antarna Group. Para CEO dari masing-masing
perusahaan akan berkumpul setiap akhir bulan untuk mendapatkan evaluasi dari
pemilik tertinggi Antarna Group.
Di loby sudah terlihat beberapaa pimpinan, mereka sudah mau
mendekat, tapi saat Han mengangkat tangannya mereka menahan langkah dan hanya
menundukan kepala memberi hormat dari kejauhan. Sementara Saga langsung menuju
lif.
“ Jaga ini seperti menjaga nyawamu.” Saga menyodorkan hpnya
ke dada Han, dia menerimanya. Sambil memperhatikan. Benda mungil berbentuk
bintang menempel. “ Hadiah dari Daniah, itu benda pasangan. Dia juga ada
menempel di hpnya. Kamu tahu, dia bisa menyala kalau hp kami berdekatan.”
Apa ini, kalau orang lain yang mendengar anda bicara pasti bisa langsung
pingsan, anda menyuruh saya menjaga bintang kecil ini dengan nyawa saya. Baiklah
tuan muda saya akan menjaga agar semuanya berjalan dengan baik bagi anda dan nona
Daniah.
Staff sekertaris berdiri saat Saga dan Han mendekat.
“ Selamat pagi tuan, tuan Noah sudah menunggu di ruang tunggu.”
“ Noah?” Saga melirik Han
“ Tuan Noah meminta untuk bertemu dengan anda, kalau anda
keberatan saya akan menemuinya.” Han menjawab.
“ Biarkan dia masuk, sudah lama juga tidak bicara serius
dengannya.”
“ Baik.”
Saga masuk ke dalam ruangan, sementara Han menutup pintu kembali tanpa bersuara.
Lalu berjalan menuju ruang tunggu untuk menemui Noah. Saat dia membuka pintu Noah langsung bangun, mengambil tas kertas yang ada di atas meja.
“ Selamat pagi Han. Apa kabarmu?”
“ Saya baik tuan, maaf membuat anda menunggu. Silahkan, tuan
Saga ada di ruangan.”
Noah berjalan di depan diikuti oleh Han. Mereka tidak terlibat pembicaraan apapun. Bisa dibilang hubungan mereka tidak terlalu baik. Han hanya menghormatinya sebatas Noah adalah teman Saga tidak lebih. Berbeda dengan dokter Harun.
“ Apa yang membuatmu kemari.” Noah sudah duduk dan meletakan tas kertas di meja.
“ Aku bawakan sandwich dan jus buah kesukaanmu.” dia mengambil gelas jus untuk Saga, dan kopi untuk dirinya sendiri.
“ Huh! Kalian benar tidak tahu apa-apa ya, aku sudah dua
tahun tidak pernah makan itu.” Saga menunjuk makanan di atas meja dengan matanya. " Aku tidak perlu mengatakan alasannyakan?"
Noah terlihat terkejut, untuk mengusir canggung dia meraih
gelas kopinya. Lalu menenguknya perlahan.
“ Han, bisakah tinggalkan kami, aku ingin bicara dengan Saga berdua.” Noah mendongakan kepala memandang Han.
Han tidak bergeming tetap berdiri di tempatnya.
“ Jangan perdulikan dia. Apa yang mau kamu bicarakan. Apa
ini tentang Ele?” Saga yang menjawab.
Noah masih melirik Han, berfikir apa dia tidak setahu malu
itu masih berdiri di tempatnya. Apa dia tidak punya pekerjaan selain menjaga
tuannya.
“ Apa kau lupa kalau kau pernah memukulku.” Saga bicara lagi untuk menyudahi upaya Noah mengusir Han.
“ Apa! Itukan sudah lama sekali. Bukankah kita juga sudah
impas” Berteriak karena merasa tidak masuk akal, peristiwa beberapa tahun lalu diungkit lagi.
“ Urusanku dengamu memang sudah selesai. Tapi dia pasti
masih ingat itu.” Saga menunjuk belakang kepalanya dengan jarinya. “
Hati-hatilah, Han itu pendendam lho.” Saga tergelak saat melihat wajah Noah
yang mulai pias. “ Sudahlah jangan hiraukan Han, apa yang mau kamu katakan
tadi.”
“ Apa kamu belum bisa memaafkan Helen?” Akhirnya terlontar juga. kedatangannya kemari semata-mata hanya untuk Helena. Karena beberapa hari gadis itu menelfon dengan menangis kalau dia mendapatkan perlakuan buruk dari Saga.
“ Noah, apa perasaanmu pada Ele belum berubah sampai
sekarang.” Bukannya menjawab malah balik bertanya.
“ Apa?”
“ Masih mencintai seseorang dengan cara menyedihkan seperti
ini.” Kata-kata Saga walaupun benar, tapi tetap terasa mencekik. Tangannya terkepal geram.
“ Aku hanya ingin melihat orang yang aku cintai bahagia,
karena aku tahu yang bisa membuat Helen bahagia adalah kamu Saga. Makanya aku
tidak tahu malu dan datang kepadamu.”
Saga Tertawa mendengarnya sekaligus merasa prihatin, waktu yang sudah mengubah banyak hal pada dirinya ternyata sama sekali tidak berlaku untuk Noah. Dia masih sama seperti dulu, laki-laki menyedihkan yang rela melakukan apapun untuk membuat wanita yang dicintainya bahagia. Walaupun harus rela melepaskannya untuk orang lain.
" Bodoh! Kalau kau mau kejar dan ambil dia sekarang."
" Apa!"
" Aku sudah melepaskan Ele, jadi kejarlah dia."
Kenapa? tidak mungkin karena Daniahkan. aku jelas-jelas tahu bagaimana hubungan menyedihkan antara kalian.
" Kenapa? Apa kamu sudah tidak mencintai Helen."
" Aku sudah menikah." Jawaban sederhana yang membuat Noah tidak terima.
" Saga, berhentilah membohongi dirimu sendiri. Kamu menikahi gadis itu hanya untuk membalas Helenkan? Lagipula Daniah juga tidak menyukaimukan. Ya aku tahu itu, hari pertama aku bertemu dengannya di danau hijau waktu itu adalah saat dia memaki-maki dengan penuh kebencian padamu."
" Benarkah? Apa kamu merekamnya?" Saga antusias, wajahnya berbinar penuh harap.
" Apa!" Tidak hanya Noah yang terkejut, tapi juga Han.
Tuan muda, saya mohon jangan tunjukan kebodohan anda sekarang.
" Pasti mengemaskan sekali kalau kamu merekamnya, aku bisa melihatnya memakiku dengan bibirnya yang mungil itu."
Tuan muda hentikan saya mohon. Tuan Noah sudah merinding dan ketakutan melihat sikap anda.
BERSAMBUNG...........