Chapter 73 Permintaan Noah (Part 2)

Apa aku salah strategi ya, kenapa

sepertinya apa yang aku pikirkan sepanjang jalan tadi salah. Kenapa

kelihatannya Saga benar-benar menikah karena menyukai wanita itu. Tidak, jelas-jelas

aku jadi saksi makian dan sumpah serapah istrinya Daniah. Sial, seharusnya aku

merekamnya.

“ Saga, apa kau mencintai Daniah?” Bertanya langsung saja pikirnya.

“ Hemm.” Menjawab seperti biasanya.

Apa! Dia memastikan perkataanku.

“ Lalu, apa istrimu Daniah juga

menyukaimu?” Noah menatap lekat Saga, seperti tidak mau sedikitpun melewatkan

perubahan air muka Saga.

“ Memang ada perempuan yang tidak

menyukaiku.”

Haha, kenapa rasa percaya dirimu

membuatku gila. Tapi benar juga, mana ada perempuan yang tidak menyukaimu.

Kamukan tipe ideal semua wanita dari segala lapisan masyarakat. Kamu menantu idaman yang diimpikan semua orang tua. aku saja pasti jatuh cinta padamu kalau aku perempuan. puas kau, aku tidak akan mengatakan kalimat tercela itu, pasti bisa membuatmu tambah besar kepala.

Noah menoleh pada Han, dia sama

sekali tidak bergeming. Luar biasa, orang itu begitu gumamnya kesal. Dia

beralih pada Saga lagi, laki-laki itu mengetuk tempat duduknya beberapa kali. Sepertinya

sedang menyusun serangan menyerang.

“ Noah bagaimana kau hidup selama

ini?” Lihat, Noah memicingkan mata. Dia kesal dengan pertanyaanku tadi tentang

istrinya. Sekarang dia ingin menjatuhkan lawan bicaranya. Begitu Noah mengambil

ancang-ancang perlawanan.

“ Apa?” Jawaban Noah datar.

“ Kamu mencintai Ele, tapi

membiarkanku bersamanya. Sekarang aku melepaskannya dan kamu minta aku kembali

padanya. Kenapa tidak sekalian kamu buat buku paling menyedihkan di dunia ini.

Tulis pengalaman hidupmu di sana. Kalau banyak yang iba padamu, aku akan

berikan salah satu rumahku padamu.” Saga mendesah karena mencela kebodohan

orang di depannya. “Tapi kalau lebih banyak yang mencelamu, kau harus lakukan

satu hal permintaanku.”

Dia benar-benar gila!

Noah memilih tidak meladeni ide

gila yang dilontarkan Saga, karena dia pasti kalah. Ya, dia tidak pernah menang

dalam hal apapun dengan laki-laki yang ada di depannya. Waktu mereka kecil,

dulu ataupun sekarang. Hingga akhirnya terakhir kalinya Noah merasa harus menyerah

bersaing dengan Saga adalah saat dia harus melepas Helen yang lebih memilih

Saga daripada dirinya.

“ Helen gadis yang baik Saga.”

Mengalihkan pembicaraan. Atau tepatnya kembali kemisi utamanya datang ke tempat

ini.

Eh kenapa malah si Han mengeram dan

terlihat sangat kesal begitu. Dia memang aneh, dulu atau kapanpun aku memang

tidak bisa akrab dengannya.

“ Kalau begitu nikahi saja dia!”

Saga menjawab dengan kalimat mematikan. Telak menghujam Noah.

“ Saga, apa ini sudah tidak

berlebihan. Aku tahu kamu marah, tapi kamu juga tahukan kenapa Helen pergi. Dia

hanya ingin mengejar impiannya sebagai pelukis.” Noah berapi-api membela Helen.

“ Hentikan! Aku tidak perduli

dengan semua alasan bodohnya meninggalkanku 2 tahun lalu. Sekarang aku tidak

perduli dengannya. Kau bisa ambil dia.” Saga menunjukan sikap dinginnya. Jangan

melebihi batas begitu dia ingin mengatakan.

“ Aku juga sudah punya pacar!”

berteriak kesal. Saga tertawa mendengarnya, ternyata kamu tidak semenyedihkan

itu pikir Saga.

“ Benarkah? Aku pikir kamu masih

laki-laki bodoh dan menyedihkan.” Lagi-lagi telak menancap di dada Noah. Sakit,

walaupun tidak berdarah.

“ Hei.”

“ Kapan kalian menikah?” Bertanya

lagi. Noah terdiam. “ Jangan bilang kau akan menikah setelah melihat Ele

bahagia. Haha, ayolah Noah, ternyata tidak ada yang berubah darimu.”

“ Kalau kau tidak mau menerima

Helen, paling tidak maafkanlah dia.”

Saga jengah sendiri mendengar

permohonan Noah, dengan wajah kesal dia bersandar di kursi sambil meraba

tengkuknya sendiri. Lalu menarik nafas.

“ Kenapa kau yang memohon

mengantikannya. Dia saja masih sepercaya diri itu. Sudahlah! Kapan kamu mau

menikah.” Ntahlah, Saga merasa malas membahas perihal Helen. Gadis itu sudah

menghilang di hatinya. Sejak hari itu, sejak dia memutuskan mempertahankan

Daniah di sisinya. Dia sudah membuang satu nama dari hatinya. Menghapus tanpa

meninggalkan jejak sedikitpun.

“ Apa? Kenapa malah membahasku. Kita

selesaikan dulu perihal Helen.”

“ Hentikan bicara tentang Ele! aku

sama sekali tidak tertarik. Kapan kau akan menikah, aku akan memberimu rumah,

kalau kau menikah.”

“ Benarkah?” mendengar kata rumah

dan syarat yang tidak begitu berat membuatnya antusias.

“ Hemm.”

Tapi Saga tahu, laki-laki bodoh ini

tidak akan menyerah tentang Helena. Walaupun jelas-jelas dia tergiur dengan

hadiah rumah yang dia tawarkan.

“ Seperti katamu, akupun akan

menikah kalau Helen sudah bahagia. Saga, bagaimana kalau kita pergi makan malam

bertiga. Aku akan mengatur semuanya.”

“ Hentikan!” Mendesah keras,

menatap Noah dengan sebal. Gigih sekali kamu begitu batinnya.

“ Kumohon ini permintaan pertama

dan terakhirku padamu. Berikan kesempatan Helen dan maafkan dia. Kalau kau

memang tidak mau kembali padanya biarkan dia melepaskanmu dengan hati yang

lapang.”

“ Hati yang lapang, apa kau

bercanda. Dia pergi dua tahun lalu tanpa bicara apapun padaku, dan sekarang

kembali bukannya memohon pengampunan tapi dengan percaya dirinya. Ahh,

sudahlah. Aku sudah menikah sekarang.” Saga tak ingin membuat alasan apapun. Yang

ia yakini hatinya sudah berpaling. Waktu sudah membalikan hatinya.

“ Saga.” Berusaha sampai titik

terakhir.

“ Han, antar Noah keluar.

Sepertinya pembicaraan kami sudah selesai.” Saga mendongakan kepala menatap

Han.

“ Baik tuan muda.” Han mengerakan

tubuhnya, mendekati Noah.

“ Saga dengarkan aku sebentar.”

Han sudah mendekat dan

mempersilahkan Noah untuk keluar dengan tangannya. Noah masih sempat bicara

meminta Saga untuk membuka pintu maaf terakhir kalinya. Tapi dia malah

memejamkan mata, dan menutup telinga dari teriakan Noah.

Sudah di luar ruangan, Noah menepis

tangan Han yang menyeretnya. Menatap kesal sekertaris berbadan tinggi itu

dengan sorot mata menghujam. Muak, teramat sangat.

Sialan, laki-laki ini benar-benar

kuat.

Noah menghentikan langkahnya menuju

lif, dia berbalik berdiri tepat di hadapan Han, Han pun menghentikan

langkahnya. Dia menunggu, tidak bergeming ketika Noah menatapnya dengan tajam

dan pandangan tidak bersahabat.

“ Kenapa? Dulu bukannya kamu

mendukung hubungan Helen dan Saga.” Karena Noah benar-benar penasaran dengan

perubahan sikap Han pada Helen. Apa benar suasana hati sekertaris dihadapannya

ini hanya mengikuti suasana hati majikannya.

“ Maaf tuan, sepertinya anda salah

paham. Saya tidak mendukung hubungan tuan muda dan nona Helena, saya hanya

mendukung wanita yang dicintai tuan muda.”

“ Maksudmu?”

“ Kalau dulu nona Helena adalah

wanita yang dicintai tuan muda, tapi sekarang karena tidak lagi, maka sayapun

tidak perduli dengan keberadaan nona Helena selama dia tidak menggangu tuan

muda.”

Wajah Noah benar-benar menunjukan

rasa tidak suka pada kalimat Han barusan.

“ Jadi karena itu kamu sampai

mengancam Helen.” Mulai berkata keras, emosinya terpancing mendengar jawaban

Han yang tidak masuk akal barusan.

“ Huh!! Merepotkan sekali.” Celaan

yang keluar dari mulut Han.

“ Apa!” Noah mencengkram lengan

baju Han. Dia tersinggung mendengar ketidak sopanan Han barusan.

“ Maaf tuan, saya menghormati anda

karena tuan muda menggangap anda teman, tapi hubungan kita tidak sampai sejauh

itu sampai saya harus menahan diri pada anda.” Han menarik tangan Noah yang

mencengkram bajunya dan mengibaskannya. “ Tolong jaga sikap anda kedepannya,

untuk tidak menyebut nama nona Helena di depan tuan muda. Karena tuan muda

sudah tegas mengatakan kalau dia melepaskan nona Helena.”

“ Kau.”

“ Kalau saya boleh memberi saran,

buka mata dan telinga anda dengan benar jika bicara dengan nona Helena.” Senyum

tipis di bibir Han muncul, seperti menertawakan Noah dengan sifat pengorbanan

dan kegigihannya membantu Helen.

“ Apa?”

“ Silahkan, saya akan mengantar

anda. Tuan muda akan ada rapat setelah ini.” Han lagi-lagi mempersilahkan Noah

berjalan di depannya. Mengusirnya secara halus, agar segera pergi dari gedung

Antarna Group. Rapat yang akan berlangsung hari ini pasti melelahkan, harus

ditambah mengurusi orang menyedihkan, tidak tahu malu dan bodoh seperti Noah. Membuatnya

semakin kesal saja.

BERSAMBUNG