Setelah sampai di rumah Daniah
berpisah dengan Maya, dia mengucapkan banyak terimakasih lalu meninggalkan
Daniah menuju rumah belakang. Leela sendiri ikut masuk ke dalam rumah. Tidak tahu
apa yang dibicarakannya dengan pak Mun. Daniah memilih masuk ke dalam kamar.
Dia bahkan memilih makan malam di kamar, karena semua orang belum kembali dari urusannya. Dari pada makan di meja makan besar sendirian dia memilih makan sambil nonton tv. sebenarnya dia tidak terlalu lapar, tapi karena pak Mun akhirnya dia makan juga.
Berganti pakaian setelahnya lalu
menjatuhkan diri di sofa.
Kenapa semua orang berfikir kalau
tuan muda itu mencintaiku si. Dia bahkan tidak pernah mengatakan kalau dia
mencintaiku. Aku malah yang sudah ratusan kali mengatakannya.
Daniah menyalakan tv, tapi dia mengambil hpnya.
Melihat foto-foto mereka tadi saat di spa dan makan dan juga jalan-jalan
sebentar di sekitaraan mall. Daniah terpingkal melihat ulang karyawannya yang
ada di dalam foto.
Aaahh, mereka ini manis-manisnya. Semoga
kalian selalu hidup bahagia nantinya ya.
Sedang mengeliat di sofa, dengan
gaya seenaknya. Suara pintu terbuka mengejutkan Daniah. Dia sedang mengangkat
kakinya ke atas, sementara kepalanya berada di bibir sofa. Membuat rambut
bergelombangnya terburai, bahkan hampir menyentuh lantai. Dia mendongak melihat kedatangan Saga.
“ Sayang.” Meringis malu, sudah mau
berubah posisi.
“ Jangan bergerak. Diam di
posisimu.”
“ Apa!” walaupun malu campur kesal
dia tidak berani bergerak. Lebih sialan lagi saat sekertaris Han masuk dan
tergelak tanpa suara.
“ Han, berikan hpku.”
“ Baik tuan muda.”
Hei, hei, kalian mau apa!
Cekrik, cekrik, cekrik. Ntah berapa
puluh kali dia memfoto dengan berbagai posisi. Daniah mengeram kesal.
“ Sudah, kau bisa duduk sekarang.”
Apa dia sudah gila!
“ Lihat rambutmu.” Membantu Daniah
merapikan rambut yang terburai. “Sedang bosan ya sampai jungkir balik begitu.” Mengulung
rambut, mengulung rambut malah membuat semakin berantakan.
“ Sayang apa yang kamu laakukan si,
biar aku saja.”
Tidak akan selesai sampai kapan
kalau dia sudah main-main dengan rambutku. Kau tergila-gila dengan rambutku ya.
Han tersenyum tipis lalu melangkah
membawa setelan baju yang terbungkus plastik. Menuju ruang ganti baju. Daniah
bisa melihat punggungnya yang bergoyang.
Apa dia masih menertawakanku!
“ Maaf aku tidak turun menyambutmu.
Biasanya paak Mun datang dan memberitahuku kalau kau kembali.” Beralih pada
Saga yang masih duduk di sampingnya. Mengulung-gulung rambut tidak ada
habisnya.
“ Berikan aku ciuman selamat datang
sebagai ganti kau tidak menyambutku.” Melepaskan tangannya dari rambut, berganti
menjentikan telunjuknya di dagu Daniah.
Apa sekarang! Ada pak Mun di dekat
pintu dan sekertaris Han yang muncul dari ruang ganti.
“ Tidak mau!” kesal.
“ Siapa yang tidak mau, tentu saja
aku mau. Selamat datang sayang.” Ciuman hangat menyambut Saga. Sekertaris Han
melewati mereka tanpa bergeming, berjalan menuju pintu. Lalu berdiri disana.
Sudahkan, puaskan! Senang sekali
menjahili orang.
Saga melepaskan tangannya setelah
mendapatkan apa yang diinginkannya.
“ Apa mau kusiapkan air untuk
mandi.” Daniah menyentuh dasi Saga dan mau membantu melepaskannya. Saga malah
meraih jemari Daniah lalu menciumnya dua kali.
“ Tidak usah, pak Mun yaang akan
membantuku. Turunlah, Jen dan Sofi ada di bawah. Sudah lama kalian tidak
berbincang karena Jen sibukkan?” mengulung rambut lagi.
Orang ini benar-benar sudah
tergila-gila pada rambutku ya. Makanya jangan pernah menghina sesuatu, kena
hukumannyakan kamu sekarang.
“ Ahh mereka sudah pulang juga.
Baiklah.” Melepaskan tangan Saga dari rambut. Kecupan lembut Daniah di pipi
Saga sepertinya bisa jadi hadiah yang membuatnya senang. Saga terlihat terkejut,
meraba bibinya. Wajahnya terlihat sangat senang. Dia mencium pipi Daniah juga
beberapa kali. “ Ia, ia sudah. Hentikan.” Mendorong tubuh Saga agar bangun.
Daniah menunggu Saga masuk ke dalam
ruang ganti baju yang di ikuti pak Mun. Akhir-akhir ini sifatnya memang agak
melunak. Sekarang jarang menyuruh Daniah menyambut atau melepaskan sepatunya.
Diapun sudah bisa mandi tanpa di siapkan air. Pokoknya standar pembantu yang
dulu melekat dalam tubuh Daniah berangsur berkurang, walaupun belum sepenuhnya
hilang.
“ Sekertaris Han!” memanggil Han
yang sudah duluan menuruni tangga, laki-laki itu berhenti. “ Besok peresmian
danau hijaunya?” mereka berhenti di tengah tangga.
“ Ia nona.” Mengalihkan pandangan
setelah beberapa detik.
“ Apa Helen juga akan datang?”
“ Kenapa? Apa anda juga mau datang.
Saya akan siapkan semuanya kalau anda mau menemani tuan Saga.”
Daniah mengibaskan tangannya panik.
Siapa juga yang mau datang, akukan
hanya tanya.
“ Tidak! Aku hanya tanya apa Helen
juga akan datang?”
“ Apa nona cemburu?”
Memukul bahu Han kesal. “ Berhenti
menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan.”
“ Maafkan saya nona, kalau anda
cemburu itu akan mempermudah semuanya.”
Apa! maksud dia ini apa si?
“ Kalau begitu saya permisi nona.” Sudah
mau berbalik. “ Masih ada beberapa pekerjaan yang harus saya selesaikan.” Seperti
bilang, berhenti mengganguku.
“ Tunggu!”
Lihat, lihat matanya sudah mulai
kesal. Mau apa lagi kamu? Begitukan yang ada dipikiran mu. Biarin, memang kamu
aja yang bisa buat orang kesal dengan jawaban-jawabanmu.
“ Ternyata Leela itu adik sepupumu
ya.” Tersenyum, seakan sudah menemukan kelemahan sekertrais Han. Padahal
laki-laki itu tetap tenang, bahkan air mukanya saja tidak berubah. “ Aku banyak
bicara dengannya tadi.”
“ Benarkah, saya senang kalau anda
bisa akrab dengannya. Kalau anda punya keluhan tentangnya katakan saja.”
Keluhanku adalah dia tidak mau
membuka mulutnya saat aku bertanya tentangmu.
“ Tidak, aku tidak punya keluhan
apa-apa kok. Dia bekerja dengan baik. Dia juga banyak bercerita tentangmu.”
Ayo terpancinglah, terpancinglah.
“ Bernahkah?” Han tersenyum tipis
“ Kenapa? Tidak percaya.”
Menantang, padahal Daniah hanya sok-sokan. Dia sama sekali tidak punya modal
apa-apa untuk bisa dipakai mengertak sekertaris Han dari sudut manapun.
“ Tidak.” Tergelak kecil, lalu
membungkukan kepala. “Usaha yang bagus nona, lain kali berusahalah lebih keras
lagi.”
Apa! dia sedang mengoda dan
mempermainkanku juga!
Daniah menendang udara di depannya
tepat di tempat tadi sekertaris Han berdiri. Dia mengerutu kesal sambil
menuruni tangga. Melihat sekertaris Han masuk ke dalam ruang kerja Saga.
Dia bahkan bisa masuk ke sana
seenaknya.
“ Kakak ipar!” menyambut Daniah
yang turun dari tangga. Jenika muncul dari dapur membawa sekotak stroberi.
Menarik Daniah duduk di kursi, lalu dia memeluk Daniah dan menyandarkaan
kepalanya di dada gadis itu.
Apa-apaan anak ini.
“ Hei, kenapa, ada apa denganmu
jen?” sedikit kuatir karena kelakuan manja Jen yang tidak biasanya.
Huuuu. Huuu. Malahan tersedu.
Walaupun tangisannya palsu.
“ Kakak ipar, kak Jen sedang galau,
gara-gara cowok.” Sofia tertawa sama sekali tidak bersimpati, dia rebahan di
sofa sambil menaikan kaki dan bermain hpnya.
Puk, puk, di tepuknya bahu Jenika yang
memeluknya.
“ Kenapa? Bukannya kamu juga sudah
punya pacar?”
“ Ia, karena itulah aku galau kakak
ipar.” Merengek tidak jelas. “ di kantor ada teman magangku, dia baik sekali.
Aku sepertinya jatuh cinta padanya.”
Lepaskan aku dulu!
Daniah berusahaa melepaskan diri,
tapi sia-sia. Dia kalah tenaga, akhirnya menyerah melepaskan diri dia
membiarkan Jen memeluknya.
“ Jen, kamu tahu apa yang paling
penting dalam sebuah hubungan selain cinta?”
“ Apa?”
Tepukan lembut di bahu Jen lagi.
“ Banyak sekali selain cinta Jen.
Menjaga kehormatan, menjaga kepercayaan, kejujuran adalah rantai pengikat dalam
sebuah hubungan. Tidak akan berjalan baik kalau kesemuanya itu rapuh. Kalau kau
memang menyukainya sudahi dulu hubunganmu yang satunya. Jangan bersandar di dua
tubuh, karena bukan hanya kamu yang akan terluka nanti tapi kau juga akan
melukai dua orang yang lainnya.”
“ Tapi bagaimana?” merengek lagi.
“ Apanya?” mengusap-usap bahu Jen
lembut.
“ Laki-laki di tempat magangku itu
memang baik, tapi masalahnya dia baik sama semua orang. Hiks, hiks. Dia bukan
hanya baik padaku dalam artian menyukaiku. Itu masalahnya. Huaaaa, aku jengkel
sekali. Saat di kantin semua orang membahasnya, bahkan senior-senior pekerja
perusahaan juga.” Jen menjejakan kaki.
Saga muncul, berdiri di dekat
kursi.
“ Apa yang kau lakukan Jen? Kenapa
memeluk kakak iparmu?” duduk, dia memberi isyarat agar pak Mun
meninggaalkaannyaa. Laki-laki itu menganguk dan pergi. Sementara Jen melepaskan
pelukannya pada Daniah. Cemberut pada Saga.
Apa! akukan hanya memeluk kakak
ipar sebentar.
Sofi langsung menurunkan kakinya
saat mendengar suara Saga.
“ Kemarilah!” Saga menjentikan
jarinya. Daniah mendekat, tangannya ditarik dipaksa melingkar di tubuh Saga. Seperti
yang jen barusan lakukan padanya.
Apa-apaan dia, jadi dia mau aku
memeluknya.
Jenika tergelak, lalu mengambil
kotak stroberi yang belum di sentuhnya di atas meja. Jen melirik kakaknya yang
sedang memberi ciuman di wajah Daniah.
Cih, segitu tergila-gilanya pada
kakak ipar, sampai pamer pada kami.
Sofia langsung kembali pada hpnya
saat dia ikutan melirik, bergumam hal sama dengan jen. Pamer. Begitu katanya.
“ Besok peresmian danau hijau ya?”
Daniah menyenderkan kepalanya di dada Saga, agar laki-laki itu menghentikan
bibirnya.
“ hemm.” Sambil mengusap-usap
rambut Daniah dengan dagunya.
“ Iklannya sudah banyak di sosial
media kak, mau live di tv ya.” Jen nimbrung, Sofi juga sudah membalikan badan.
“ Besok kalian jangan kemana-mana,
temani kakak ipar kalian di rumah. Nonton saja di tv”
Aaaaaa, gagal deh. Bersamaan
dipikiran jen dan Sofi.
Gagal sudah semua rencana mereka,
tadinya dua beradik itu mau live sosial media di depan danau hijau.
“ Jen, mungkin sudah ada acara?”
Saga menarik lagi kepala Daniah yang terangkat, membenamkan lagi di dadanya. Tidak
mau Daniah bergeser satu sentipun dari sampingnya.
Apa-apaan si dia ini.
“ Gak ada kakak ipar, besok kami
akan nonton tv lihat kak Saga di peresmian danau hijau bersama kakak ipar di
rumah.” Jen mencari aman dalam hidupnya. Ini jauh lebih baikan, dari pada live
sosial media tapi di amuk di rumah.
Saga bangun dan menarik Daniah. “
Ayo tidur, aku sudah mengantuk.”
Baiklah, baiklah pergilah kalian
pasangan yang dimabuk cinta.
Craus-craus, Jen mengunyah
stroberinya. Menatap Saga dan Daniah menaiki tangga.
Aaaaa, bagaimana ini teman magangku
itu wajahnya terngiang-ngiang di kepalaku terus.
BERSAMBUNG