10 Harta Paling Berharga

( Perkampungan Kumuh, Kota Abbandonata, Roma, Kerajaan Romawi Modern )

[ 13 November 2096, 19:45 ]

Perkampungan Kumuh merupakan hal yang wajar disetiap negara, terdiri dari rumah-rumah bobrok yang hanya berlapiskan kayu, di zaman dimana hirarki sosial adalah kekuatan, orang-orang lemah seperti mereka hanya bisa bersyukur tinggal di tempat kumuh seperti ini.

Mereka hanya mengandalkan sedikit hasil dari memulung untuk memakan sepotong roti.

Di depan salah satu rumah berdiri seorang pemuda, pemuda itu memiliki kulit pucat, wajah yang cukup tampan namun terlihat sangat kotor dan kusam, dia memiliki Rambut Putih dengan gaya unik, dan mata Ruby miliknya menyala dimalam hari, seperti kristal yang sangat berharga, dia memiliki tanda lahir merah dikedua matanya, yang membuat fiturnya semakin aneh namun unik, pemuda ini adalah Hauver.

Setelahmengunjungi makam teman baiknya, ia segera pulang, karena sudah 24 jam ia tidak pulang dari memulung, ibu dan adiknya mungkin sudah sangat khawatir.

Di depan Hauver saat ini berdiri sebuah rumah yang terlihat kotor dan kumuh, ini merupakan rumah yang biasa dilihat diperkampungan kumuh ini. Ditengah Huru-hara kota besar, Rumah-rumah seperti ini terkumpul menjadi satu dan itulah perkumpulan kumuh.

Rumah yang seperti akan roboh jika tertiup angin ini, adalah rumah Hauver, rumah berluas hanya 15 m persegi ini, memiliki atap yang terbuat dari susunan kulit monster, dan disanggah dengan tulang-tulang monster.

" Aku Pulang " Kata Hauver sambil membuka pintu rumahnya.

Setelah dia membuka pintu, ia dikejutkan oleh pelukan dari adiknya, yang terbang kearahnya dengan cepat.

" Kakak ! " Ucap adik perempuannya itu.

" Liz, ada apa ? " Hauver bertanya kepadaadiknya yang ia sebut Liz itu, walaupun dia sudah tau kenapa adiknya bertingkah seperti ini.

Eliza atau biasa dipanggil Liz oleh kakaknya itu, adalah seoarang yang sangat cantik, walupun tampak kumuh seperti kakaknya, Hauver. Memang gen tidak membohongi hasil, Jika Hauver memiliki rambut berwarna putih yang merupakan dampak dari penyakit yang ia derita saat kecil, adiknya memiliki rambut yang berlawanan dari kakaknya, yaitu rambut.berwarna hitam pekat yang sangat indah, ia juga memiki mata indah berwarna emas, dan tinggi badan yang cukup tinggi namun pas untuk anak seusianya yaitu 165 cm, dia merupakan definisi yang pas dari berlian yang belum dipoles.

" Aku sangat khawatir denganmu kak, kemana saja kau ? Tidak pulang 24 jam, aku dan ibu sangat khawatir kau tahu. " Ucap Liz masih memeluk kakaknya itu.

" Maafkan aku, ada urusan mendadak tadi."

kata Hauver dengan tatapan sedih.

" Urusan apa ?" tanya Liz saat melihat ekspresi kakaknya itu.

" Kau tahu Seth kan ? " tanya Hauver kepada adiknya itu.

" Tentu saja aku tahu, mana mungkin aku tidak mengenal satu-satunya orang yang mau berteman dengan kakakku yang penyediri ini." Ucap Liz sambil memberi pandang mengejek pada kakaknya.

Namun Hauver sedang tidak dalam mood untuk menyela ejekan adiknya itu, dan malah berkata kepada adiknya dengan pandangan serius.

" Dia meninggal hari ini, jadi aku harus mengurus jenazahnya lalu memakamnya, jadi butuh waktu sedikit lama untuk pulang. " Ucap Hauver sambil duduk lalu membuka sepatu rusaknya dan membelakangi adiknya.

" Eh ? " Liz tidak bisa berkata-berkata.

" Dia terbunuh dan aku tidak bisa melakukan apa-apa saat itu, jadi setidaknya aku dapat membayar sedikit dari kesalahan besarku kepadanya dengan mungurus jenazah, dan menguburkan mayatnya. " Ucap Hauver masih tetap melanjutkan membuka sepatunya.

" Maafkan aku Kak, kau baru saja pulang dan lelah, dan ke-kehilangan seorang temanmu, ta-tapi aku ma- . Sebelum Liz menyelasaikan perkataanya.

Hauver berdiri dan mencubit hidung kecil Liz dengan kedua jarinya, lalu berkata, " Untuk apa kau meminta maaf bodoh, ini bukan salahmu "

" Ta-tapi, " Ucap Liz dan Hauver memotongnya lagi.

" Tidak ada tapi, ayo ke ruang makan, kita makan bersama ibu, tapi daritadi aku tidak melihat ibu, dimana dia, apa dia sedang tidur ? " Kata Hauver, sambil menyerahkan bungkusan makanan kepada adiknya.

" Um, dia sudah tidak tidur 16 jam karena menunggumu, saat aku pulang dari sekolah, aku menyuruhnya untuk tidur, tapi dia tidak kunjung tidur, jadi aku meminumkannya obat tidur ringan agar dia tidak sakit, sebentar lagi dia akan bangun mungkin . " kata Liz sambil membuka bungkusan makanan dari kakaknya, dan menyiapkan piring untuk mereka bertiga makan.

" Jadi aku benar-benar membuat kalian semua khawatir, ya. Aku akan membangunkan ibu kalau begitu. " Kata Hauver, lalu berjalan menuju kamar ibunya, tapi sebelum dia membuka sehelai kain yang menutupi ruang tidur ibunya dan Liz, Seorang wanita paruh baya keluar dari kamar, ia memiliki rambut hitam seperti Liz, dan mata Ruby seperti Hauver, ia adalah ibu dari Hauver dan Liz, Arresa.

" Hau, apa kau benar-benar Hau ? " Arresa bertanya sambil mengusap-usap wajah anaknya itu.

" Ini Hau kecilmu, bu " kata Hauver tanpa berusaha menyingkirkan tangan ibunya dari wajahnya.

" Hau, darimana saja kau, aku dan Liz sangat khawatir kau tahu"kata ibunya memeluk Hauver dengan erat, karena dia senang anaknya pulang, dia sangat khawatir dengan keadaan anaknya.

" Aku Pulang bu " kata Hauver membalas pelukan ibunya.

" Selamat datang dirumah, Hau " kata Ibunya.

Liz yang melihat itu hanya tersenyum, ini adalah momen yang sangat menghangat Hatinya, setelah mereka berdua selesaj berpelukan, Liz berkata.

" Ibu, Kakak, ayo kita bertiga Makan bersama "Kata Liz.

" Baik gadis kecil ibu " kata ibunya sambil tersenyum dan berjalan ke meja makan, lalu duduk, diikuti oleh Hauver dan Liz yang juga duduk.

mereka bertiga lalu berkata bersama, " Selamat Makan " dan mulai makan bersama.

Saat semua piring sudah Habis, Hauver memberi pandang serius kepada Ibu dan Adiknya.

" Ibu, Liz ada yang ingin kubicarakan dengan kalian. " kata Hauver

" Ada apa Kak ? tiba-tiba serius seperti itu ? " tanya Liz namun Ibunya hanya diam dan bersiap mendengarkan.

" Mulai besok kita akan pindah, jadi persiapkan diri kalian, dan berberes, hanya membawa barang yang diperlukan saja." Kata Hauver.

" Eh, kenapa tiba-tiba ? darimana kau mendapatkan uang untuk tempat kita tinggal. " tanya Liz dan Ibunya juga mendukung perkataan putrinya itu, " Benar Hau, darimana kau mendapat uang untuk membeli rumah ?" lanjut ibunya.

" Aku diterima bekerja di WPO, karena disana anggotanya diberi tunjangan, dan keluarga anggotanya diberi sebuah kondominium untuk tempat tinggal, jadi kita tidak perlu lagi tinggal dirumah kumuh ini. " Kata Hauver.

" Eh, WPO ? WPO yang itu kan ? kau benar-benar diterima bekerja disana Kak ? " tanya Liz kaget, karena kakaknya yang tidak memiliki Phantasm dapat diterima disebuah Lembaga Phantasm itu sendiri, bukankah itu aneh.

" Um. " kata Hauver secara singkat.

" Eh tapi bagaimana, kau kan tidak pu-" sebelum Liz melanjutkan perkataanya, Hauver memotongnya.

" Tidak memiliki Phantasm kan ? itu sebelumnya, sekarang, tidak, lebih tepatnya kemarin, aku berhasil membangkitkan Phantasm milikku, dan itu juga cukup kuat sehingga menarik Ketua dari WPO dan akupun diundang kesana, jadi kita harus berberes, besok jemputan akan datang. " kata Hauver.

" Itu Hebat Kak, dan juga kau bilang, kau diundang oleh Ketua WPO itu sendiri, itu berarti Dulio Giovorno yang mengundangmu kan ? Itu Hebat !!! " Kata Liz bersemangat mendengar kata Ketua WPO.

" Eh kau kenal orang itu ? " Tanya Hauver sambil memiringkan kepalanya.

" Tentu saja aku kenal, siapa yang tidak kenal salah satu orang terkuat di kerajaaan ini, Dulio Giovorno, umurnya masih muda namun sudah menduduki posisi ketua di WPO, itu Luar biasa, dan dia juga sangat tampan, aku ingin sekali meminta tanda tangannya." Kata Liz dengan bersemangat, dan dia tidak tahu kalau kakaknya merasa sangat tertusuk oleh perkataanya.

' kau menyakitiku adikku, aku juga kan kuat, muda dan tampan, bagaimana kau tidak menyukaiku' pikirnya sambil berlutut di lantai dan membuat air mata palsu imajiner.

" Apa kau tidak apa-apa Hau, aku tidak ingin putraku sampai membahayakan nyawa demi keluarganya, " Ibunya yang selama ini diam, memberi pandangan khwatir kepada anaknya itu.

" Tidak apa-apa bu, aku sekarang sangat kuat, dan juga bahkan jika harus mengorbankan nyawaku, aku akan melindungi kalian apapun yang terjadi, itulah sumpahku. Dan juga, dengan ini, Liz bisa meraih cita-citanya menjadi salah satu dari World Hero." Kata Hauver.

Liz yang mendengar itu berhenti dari khyalannya, dan dengan tersedu-sedu mengeluarkan air matanya lalu terbang ke pelukan kakaknya itu.

" Kakak, kau adalah kakak terbaik, aku sayang kamu." katanya sambil memeluk kakaknya.

" Aku juga menyayangimu, adikku yang manis " kata Hauver, dan merekapun masih berpelukan.

Ibunya yang melihat itu hanya tersenyum dan berfikir' Kita telah melahirkan dua anak yang luar biasa kan, Sayang ' lalu melanjutkan

' Aku sangat senang memiliki dua anak seperti kalian, Hau, Liz .'