11 Regu yang Meragukan

( Markas WPO cabang Roma, Kerajaaan Romawi Modern )

[ 14 November 2096, 09:00 Am ]

Di tengah musim dingin di Romawi Modern, markas WPO tudak kehilangan nyawanya, itu terlihat sangat hidup dengan babyaknya orang keluar masuk.

Disebuah ruangan, terlihat dua orang, orang pertama adalah seorang perempuan dengan rambut pirang dan mata safir sejernuh langit, generik dengan tipe orang italia, memiliki wajah cantik dan tubuh menggairahkan yang dapat menggoda lelaki manapun, dengan pakaian mileter merahnya, Perempuan itu adalah Serra.

Disebrangnya terlihat seorang laki-laki yang cukup tinggi untuk anak seusianya sekitar 176 cm, memiliki rambut unik dengan warna putih pucat dengan model berantakan, memiliki mata ruby, dan fitur wajah yang cukup tampan, pria itu adalah Hauver.

Hauver diruangan ini bersama serra karena harus mengambil setelan kerjanya, yang sudah disiapkan khusus oleh Dulio. Setelah Hauver, Ibunya, dan Liz pindah tadi pagi, mereka sampai di Kondominium WPO sekitar jam 08:00 Am. Setelah itu Hauver langsung berangkat ke markas WPO untuk pengenalan lingkungannya hari ini yang akan dipandu oleh Serra.

Mungkin anggota lain yang baru diterima tidak akan diberi keistimewaan seperti ini, namun tentu saja, orang yang diundang langsung lewat rekomendasi oleh ketua WPO sendiri, adalah kasus yang berbeda.

" Jadi ini yang akan aku pakai, bukankah benda-benda ini terlalu mahal, jika dijual ini bisa mencapai ribuan Romme kan ? " Kata Hauver kepada Serra, sambil melihat setelannya, itu terdiri dari sebuah kemeja hitam dengan kancing hitam dan strip emas dipinggirannya, lalu sepotong dasi emas yang terlihat berkilau, dan blazer hitam dengan motif tribal emas di kerahnya, lalu ada juga sebuah celana hitam polos dan sepatu formal berwarna hitam. Bukan itu yang paling menggangu Hauver, tapi dia juga harus memakai coat merah seperti blazer namun memiliki ekor panjang hinggak lututnya, yang juga dilengkapi warna emas di kerahnya.

" Itu adalah pakaian eksklusif yang dipilihkan Ketua kepadamu, jadi kau harus bersyukur. " Kata Serra dengan pandangan arogan seperti ia yang membuat baju untuk Hauver.

" Baik~ " Jawab Hauver dengan lemas, sambil berfikir ' Tunggu dulu, bukankah sifatnya sangat berbeda saat pertama kali kami bertemu, Apa aku menyinggungnya dimanapun ? ' Hauver terus bertanya-tanya didalam pikirannya.

" Jika kau sudah mengerti cepat pakai, setelah itu aku akan mengantarkanmu ke ruangan dimana Regu yang akan kau masuki berada, aku akan menunggu diluar, Jangan terlalu lama, aku sibuk ! " Kata Serra sambil berjalan keluar, lalu menutup pintu.

" Haah~, Sekarang dia jadi menyebalkan, Ganti baju ah. " Ucap Hauver, berbicara kepada dirinya sendiri sambil menghela nafas, lalu mulai mengganti bajunya.

------------------

Didepan pintu ruangan Serra masih menunggu Hauver dengan wajah kesal, ia sudah menunggu cukup lama menurutnya.

" Cih, Lama sekali orang itu, apakah dia berdandan didalam hah ? " Ucap Serra dengan nada kesal, karena kehadiran Hauver, ia jadi tidak bisa menghabiskan waktu dengan ketu- maksudnya kerjaannya.

Lalu saat Serra masih bergumam kesal,pintu terbuka memperlihatkan Hauver, yang sidah memakai pakaiannya, pakaian itu terlihat sangat cocok ditubuhnya.

" Maaf terlambat, tadi butuh waktu untum memasang dasinya, lagipula aku tidak pernah memakai hal-hal seperti ini. " Kata Hauver sambil membenarkan dasinya.

" Cih, bagus kalau kai mengerti, ayo segera pergi ke ruangan tempat Regu mu berada, mereka sedang bermain-main mungkin." kata Serra memimpin jalan menuju ruangan yang ia sebutkan.

" Ngomong-ngomong, Regu nomor berapa yang akan kumasuki ? " Tanya Hauver sambil mengikuti Serra.

" Itu tidak memiliki nomor, mereka adalah regu khusus, yah kau akan tahu sendiri nanti, ah kita sudah sampai." Serra lalu tiba-tiba berhenti disebuah pintu besar. Lalu Serra berkata lagi " Kau masuklah, aku akan pergi, mulai dari sini kau akan dipimpin oleh ketua regu itu, jadi jangan membuat masalah yang tidak perlu, dah " Lanjutnya sambil berbalik dan melambai kepada Hauver.

" Ahhhh ~, ini akan canggung. " Kata Hauver, lalu ia menyentuh gagang pintunya, tapi saat dia mulai membuka, sebuah pedang terbang kearahnya dengan kecepatan yang luar biasa, namun kecepatan seperti itu hanyalah permainan anak-anak dibandingkan cahaya itu sendiri. Dengan refleks dan pengalaman yang ditanamkan Longinus keotaknya, Hauver berhasil menghindari momentum dari pedang, tapi tidak sampai disitu, Hauver lalu mengambil gagang pedang kecepatan tinggi itu, lalu melemparkannya kembali kedalam ruangan, dan terdangar bunyi, dentingan besi.

* Clang *

Setelah itu, terdengar suara dari dalam ruangan.

" Woah hebat, hebat, hebat kau tidak mati dengan pedangku, apa kau orang baru yang dikirim Ketua ke regu kami ?. " Pemilik suara itu adalah seorang anak perempuan kecil dengan tinggi kurang dari 120 cm, ia memilikirambut oranye yang digerai, dan memakai pakaian lucu berwarna Biru, dan diseluruh pakainnya banyak jahitan terlihat dimana-mana, mata birunya, lalu senyumnya, itu sedikit membuat tulang belakang Hauver menggigil.

" Halo kak, namaku Nerri, aku bekerja sebagai pembunuh, mohon bantuannya hehe " Kata anak itu memperkenalkan dirinya sebagai Nerri, sambil membuat senyum menakutkan.

" Eh-ah namaku Hauver, mohon bantuannya juga Nerri." Kata Hauver dengan sedikit tergagap, karena dia belum pernah bertemu anak kecil psikopat seperti ini sebelumnya, jadi dia agak sedikit takut, mungkin ?.

" Hhehe, Kakak kau hebat sekali bisa menghindari pedangku lalu melemparkannya lagi kepadaku, kau hampir membunuhku, aku suka kamu kak, ayo kita saling bunuh ! " katanya sambil membuat senyum polos anak kecil namun terlihat menakutkan.

" Eh-ah Um " Hauver gagap dan bingung ingin menjwab apa, dia benar-benar tidak bisa berurusan dengan bocah seperti ini.

" Nerri sudah cukup, jangan mengganggunya, maafkan anak ini ya Hauver, dia sedikit unik untuk anak seusianya. " Kata seorang pria sekitar umur 30 an dengan wajah lembut, rambut hitam pendek, namun matanya tidak terlihat, karena dia selalu tersenyum lembut sambil menutup matanya.

" Che, kau membosankan Pedro " Kata Nerri dengan wajah cemberut.

" Perkenalkan, namaku Pedro Guerrero, kau bisa memanggilku Pedro. " kata Pedro sambil mengulurkan tangannya.

" Hauver, salam kenal " kata Hauver sambil menangkap tangan Pedro untuk berjabat tangan.

" Ngomong-ngomong Pedro, dimana anggota lain ? Apakah cuma kalian berdua diregu ini ?. " Kata Hauver penasaran dengan anggota lainnya, bukankah regu normal memiliki ratusan anggota ? pikirnya dalam hati.

" Ah kami memiliki 9 anggota total, denganmu menjadi sepuluh dan lengkap, karena setiap regu kami memiliki pasangan kerjanya masing-masing, dan karena 4 orang sedang menjalankan misinya, jadi hanya tersisa 6 orang dimarkas ini termasuk dirimu." Kata Pedro sambil berjalan, lalu Nerri dan Hauver mengikutinya dari belakang.

" Jadi dimana 3 orang sisanya ? " Kata Hauver.

" Mereka mungkin ada diruang bermain, ayo ikuti aku. " Kata Pedro lalu membuka pintu dan Hauver dapat melihat banyak sekali Rak tersusun dimana-mana, jika dilihat dengan cermat, rak-rak itu hanya berisi manga yang terkenal dari Kekaisaran Shinto. Dan game-game device dari penjuru dunia.

Ruangan iu berwarna-warni dan tampak rapih dengan banyak Konsol game di taruh di lemari kaca, di sekeliling ruangan. Ini benar-benar surga dari para pecinta game.

Di sebuah Sofa yang terlihat empuk, Hauver dapat melihat dua orang wanita yang sedang duduk dan bermain game, dan seorang pria berpakaian pelayan yabg berdiri sambil memegang nampan berisi segelas susu.

Lalu saat Hauver masih terkejut dan berputar dalam lamunannya, Pedro kembali berkata.

" Selamat Datang, di Regu Operasi Spesial WPO Roma, Regu Zero, Hauver.. "