19 Artifac

( Taman Belurosso, Roma, Kerajaan Romawi Modern )

[ 21 November 2096, 07 :15 AM ]

Taman Belurosso, merupakan taman berukuran 1 ha persegi, dengan susunan pohon pohon besar nan rindang, namun di musim gugur menuju musim dingin ini, banyak daun daun dari pohon yang berguguran, taman ini menjadi salah satu ikon kota roma.

Taman ini dibangun atas dasa penghargaan kepada pahlawan italia pada masa masa keterpurukan umat manusia, Belurosso De Vinna.

Di Taman Belurosso saat ini telihat seorang pemuda, ia memiliki rambut putih yang sedikit keabu abuan, mata bosan dengan pupil merah, dan ada sedikit noda merah pada kedua matanya, ia memiliki tinggi sekitar 178 cm, dia adalah Hauver.

Hauver saat ini sedang melakukan latihan rutin paginya, sudah seminggu sejak peristawa pemboman roma, dan selama seminggu ini Hauver menerima program kesehatan dari Olivia, senpainya bilang bahwa badannya terlalu kurus, seperti terkena gizi buruk.

Jadi selama seminggu ini setiap pagi Hauver Jogging ringan 3 Km, Push up 50 kali, pull up 30, dan sit up 50 kali, walaupun ringan tapi diimbangi dengan pola makan yang diberi oleh Olivia, ini mulai menjadi kebiasaannya.

Walaupun udara saat ini sedang dingin dinginnya, Hauver saat ini malah memakai Tank top abu-abu dengan celana pendek putih dan sepatu running hitam, dan di telinganya ada headset portable, karena Hauver sangat senang mendengarkan musik-musik klasik, ia biasanya mendengerkannya saat santai, namun karena kegiatannya akhir akhir ini, dia jadi mendengarkan musik saat berolahraga.

Seminggu ini, WPO cabang roma sedang dalam masa pemulihan akibat banyaknya korban dari pihak WPO itu sendiri, jadi Hauver diberi cuti beberapa hari.

Saat Hauver sedang berlari, seseorang yang memakai hoodie hitam dengan celana training hitam juga, dan wajahnya tertutup dengan masker hitam dan kacamata hitam , dia terlihat seperti orang aneh, yang lebih aneh dia datang kearah Hauver dan berbicara.

" Apakah kau Hauver ? " Tanya orang itu.

Hauver sedikit bingung awalnya, namun ia tidak merasakan sedikitpun permusuhan yang muncul dari pria ini, jadi dia hanya sedikit waspada dan menjawabnya.

" Itu benar, apa urusanmu denganku ? " Tanya Hauver yang sudah berhenti berlari karena ingin menanyakan maksud dan siapa orang ini.

" Bisakah kita bicarakannya di tempat yang lebih pribadi, ini urusan yang sensitif " Ucapnya.

' Sensitif ? Apa yang orang aneh ini ingin bicarakan ? ' Pikir Hauver dalam hati, lalu ia menyarankan sebuah tempat, karena dia sudah seminggu selalu berolahraga disini, jadi dia sedikit tahu tempat-tempat khusus.

" Ada sebuah bangku di ujung sana, dan tempatnya juga sedikit sepi, disana kita bisa membicarakan, hal yang kau sebut ' sensitif ' itu. " Kata Hauver sambil memperthatikan respon dari orang aneh ini.

" Baiklah, kau pimpin jalan " Ucap orang itu, setelah itu Hauver dan orang itu pergi ke bangku taman yang dituju.

------------------

( Taman Belurosso, Roma, Kerajaan Romawi Modern )

[ 21 November 2096, 07 :20 AM ]

Di bangku taman belurosso, duduk dua orang, yang satu adalah Hauver yang saat ini sedang meminum air mineral dan yang satunya lagi adalah seorang pria berambut kuning dengan mata biru dan wajah tamapan, pria itu adalah orang aneh yang menghentikan Hauver tadi.

" Jadi kau ini siapa ? " Tanya Hauver dengan tatapan datarnya.

" Oh maafkan ketidaksopananku, Perkenalkan, namaku adalah Julius Augusto Romanicus III, Raja dari Kerajaan Romawi Modern yang ketiga, senang berkenalan denganmu, Hauver. " Katanya sambil menyodorkan tangan sebagai isyarat jabat tangan.

" Oh jadi ka-" Hauver juga membalas jabat tangannya sambil berbicara, namun ia berhenti berbicara dan otaknya sedikit memproses, lalu berbicara dengan wajah sedikit kaget, " Kau Raja ??? " Katanya dengan wajah aneh, karena dia tidak tahu apa yang orang ini maksud, Raja dia bilang ?.

" Um, aku memang seorang raja, tapi tidak usah sungkan denganku " Kata Julius lalu mereka saling melepaskan tangan mereka.

" Tenang saja aku bahkan tidak peduli kau raja tau bukan, yang aku pedulikan adalah apa yang ingin kau bicarakan denganku. " Kata Hauver sambil mengerak gerakan tangannya ke kanan dan ke kiri.

" Jika begitu, ini menjadi lebih mudah, pertama tama aku ingin bertanya sesuatu padamu Hauver, menurutmu, apa harta yang paling berharga di kerajaan ini ? " Tanya Julius dengan wajah berubah serius.

" Pertanyaan macam apa itu ? " Ucap Hauver dengan wajah mengernyit, apamaksudnya dia menanyakan pertanyaan itu ? Lagipula itu suatu hal yang sangat ambigu kan .

" Jawab Saja " Ucap Julius.

" Hmmm, Sebuah peninggalan ? " Tebak Hauver dengan asal.

" ... " Wajah Julius berubah menjadi kaget dan ada sedikit ketidakpercayaan dimatanya.

" Oi ada apa, jangan tatap aku seperti itu ! " Kata Hauver setelah melihat wajah Julius.

" Tidak, hanya saja, jawabanmu itu tepat sekali. " Jawab Julius masih dengan wajah sedikit tak percaya.

' Eh ? Kukira itu salah, padahal hanya tebakan asal saja. ' Pikir Hauver juga dengan kaget, karena Tebakannya benar, ia lalu bertanya kepada Julius. " Jadi Peninggalan apa yang menjadi harta berharga itu ? Apakah itu sebuah senjata ? " Tanya Hauver.

" Um kurang lebih seperti itu, namun itu bukan disebut senjata biasa, peninggalan itu disebut Artifact . " Jawab Julius.

" Artifact ya ? Jadi Artifact ini adalah peninggalan, tapi peninggalan dari siapa ? " Tanya Hauver.

" Artifact adalah senjata-senjata magis yang digunakan oleh 13 Pahlawan, untuk menaklukkan monster monster, padaasa keterpurukan dunia. " Ucap Julius.

" Whoa, itu hebat, ngomong ngomong Artifact - Artifact ini terbuat dari apa ? bukankah senjata yang terbuat dari Phantasm jauh Lebih hebat ? " Tanya Hauver.

" Itu belum tentu, menurut perkataan ayahku yang merupakan raja terdahulu, Artifact-Artifact dari 13 Pahlawan semuanya setara dengan Phantasm rank EX +, dan Artifact tersebut masing-masing dibuat dari Jantung 13 hewan mitos, karena Artifact-Artifact inilah orang yang memegangannya dapat menjadi salah satu dari 13 pahlawan " Ucap Julius.

" Jadi maksudmu penentuan 13 pahlwan adalah berdasarkan kepemilikan 13 Artifact itu, lalu sejak para Pahlawan memisah, Artifact itu juga berada dimasing masing 13 negara besar, itu yang kau maksud ? " Hauver menyimpulkan seluruh percakapan ini, lalu bertanya kepada Julius yang hanya mengangguk.

" Itu benar " Tegas Julius.

' Lalu apa ? kenapa dia menemuiku dan menceritakan rahasia besar ini ?' Tiba tiba Hauver bebas dari pikirannya dan melebarkan mata " jangan-jangan- " Ucap Hauver yang membuat Julius hanya tersenyum pahit dan menegaskan pemikiran Hauver.

" Jangan-janganmu itu benar sekali, seminggu yang lalu Kerajaan ini telah kehilangan Artifactnya, " Ucap Julius dengan senyum pahit.

' Artifact itu pasti disimpan ditempat paling aman di kerajaan ini, tapi bagaimana para pencuri bisa mencurinya dan juga kapan ? ' Lalu Hauver memegang dagunya dan matanya kembali melebar menandakan bahwa ia tahu sesuatu.

" Jadi begitu ya, Seluruh serangan yang dilancarkan di Roma kemarin hanya Pancingan. begitukah " Kata Hauver sambil memegang dagunya.

" Kau memang hebat Hauver, kemampuan deduksimu sungguh luar biasa, pantas saja Dulio menyarankanku untuk memberitahumu " Ucap Julius dengan pandangan hikmat karena rasa hormatnya pada Hauver meningkat drastis.

" Jadi selain kau dan aku, hanya Dulio yang tahu ? " Tanya Hauver.

" Itu benar, dia menyarankanmu karena dia bilang kau akan sangat membantu dan dapat dipercaya. " Ucap Julius.

" Tapi tetap saja, serangan yang membunuh ribuan orang, hanya sebuah pancingan ? Ini benar-benar tidak bisa dimaafkan, mereka yang mempermainkan nyawa manusia seperti ini, adalah yang paling kubenci ? " Ucap Hauver dengan pandangan marah, ia sangat kesal, bukan hanya menewaskan ribuan orang, serangan ini juga membuat keluarganya terancam, siapapun itu, Hauver bersumpah dalam hatinya, bahwa ia akan memburu orang orang ini.

" Itu kejam kan ? Aku juga marah saat tahu bahwa itu semua hanya panncingan, warga-wargaku dibunuh seperti ini, jika itu hanya kehilangan Artifact aku tidak akan semarab ini, namun serangan ini menewaskan total 6785 orang, meraka meninggal secara mengenaskan, aku sebagai raja tidak bisa berbuat apa-apa, karena dari itu hal ini sudah tidak dapat ditolerir lagi, jadi aku ingin meminta bantuanmu disini jika kau berkenan " Ucap Julius.

" Aku akan membantu sebisaku " Ucap Hauver, karena dia juga sangat kesal dengan orang-orang tidak berprikemanusiaan ini.

" Aku ingin kau melaporkan hal ini ke Ketua WPO pusat secara langsung, dan menghadiri pesta ulang tahun dari pangeran mahkota inggris yang ke 17 sebagai perwakilanku " Ucap Julius.

" Hah ? yang pertama itu aku bisa melakukannya, tapi untuk apa aku menghadiri yang kedua, acara itu tidak berguna bagi penyelidikan ini ? " Ucap Hauber karena dia sangat tidak suka denganacara acara formal seperti itu.

" Itu karena Probabilitas kemunculan orang-orang itu dipesta nanti akan sangat besar, jadi kau bisa mencegah dan menangkap mereka, jika mereka menyerang nanti " Ucap Julius.

" Maksudmu Artifact KerajaanBrittania ada di istananya ? darimana kau tahu ? "Tanya Hauver.

" Lebih tepatnya ada di Raja itu sendiri, orang awam mungkin tidak tahu bahwa, Excalibur yang selama ini dikira oleh masyarakt sebuah Phantasm milik Charles Pendragon, sebenarnya adalah Artifact 13 Pahlawan," Ucap Julius yang membuat Hauver kaget.

" Apakah Raja Brittania yang sekarang bodoh ? " Tanya Hauver dengan wajah aneh.

" Begitulah " Kata Julius dengan menghela nafas lalu ia melanjutkan, " Jadi bagaimana ? kau akan pergi atau tidak ? " tanyanya.

" Kapan aku harus pergi ? " Tanya Hauver dengan tatapan serius.

" Besok datanglah Mansionku, aku akan menyiapkan semuanya untukmu, dan juga mari kita bertukar E-mail, agar aku bisa mengirimkan Lokasiku kepadamu." Ucap Julius mengeluarkan Smartphone dari kantungnya, diikuti dengan Hauver, lalu mereka saling bertukar E-mail, setelah itu, Hauver berdiri dan mengucapkan selamat tinggal.

" Aku akan pulang, sampai jumpa besok " Kata Hauver lalu ia melambai dan pergi sambil berjogging.

' Dulio tidak pernah salah dalam melihat seseorang, pemuda ini adalah aset yang tak ternilai harganya. ' Pikir Julius dengan senyuman, karena merasa beruntung Hauver berpihak pada Kerajaannya, " Baiklah aku juga akan pulang, masih banyak pekerjaan yang aku tunda " Ucapnya lalu juga berlari kearah yang berlawanan dari Hauver.