Chapter 85 Bab 85. Alira yg gampang terhasut dan mudah cemburu..

Fahri dan keluarga besarnya sangat bahagia dengan semua mukzizat yg Tuhan kasih,, saking bahagianya sampai mereka tidak menyadari kalau waktu sudah menunjukan pukul 2:30 dini hari.....

Fahri sangat bersukur karna wanita yg sangat di cintainya itu tidak pergi meninggalkannya dan putra kecilnya itu,, kemudian Fahri melangkah ke ruang rawat putranya dan dia segera meminta pihak rumah sakit untuk memindahkan putranya ke ruang rawat Alira biar dia bisa menjaga istri dan juga anaknya bersamaan...

setelah putra kecilnya itu sudah di pindahkan ke ruang rawat Alira,, Fahri langsung meminta Refan untuk membawa yg lainnya pulang karna waktu sudah menunjukan pukul 3 dini hari,, dan Refanpun segera melaksanakan apa yg di minta oleh Fahri,, karna mereka semua sudah sangat kelelahan apalagi mereka semua belum sempat beristirahat sejak tadi....

setelah semuanya pergi,, Fahri langsung masuk ke dalam ruang rawat Alira dan di sana juga sudah ada putranya yg sedang terlelap di tempat tidur kecilnya yg berada dekat dengan tempat tidur Alira....

Fahri berdiri bersandar di pintu sambil memandang ke arah ke dua orang yg teramat sangat dia cintai itu dengan senyum yg terukir di wajah lesuhnya itu...

![](http://up.pic.mangatoon.mobi/contribute/fiction/154659/markdown/6462814/1583230416092.jpg-original600webp?sign=00581f72b0e4d85c71c96fe270737cc6&t=5e72b600)

Fahri sangat kelelahan karna dia belum sempat tidur sama skali,, tapi biar begitu,, dia tidak mau memejamkan matanya walau hanya untuk beberapa menit saja,, di saat dia sedang asik memadang istri dan anaknya itu tiba tiba Fahri teringat dengan ponsel Alira yg dia lupakan di kamar mandi yg terdapat di ruang rawat Alira itu,, dia melupakannya di saat dia mandi tadi....

ponsel itu di berikan bi Ina kepada Fahri sejak tadi dan Fahripun langsung mamasukannya di dalam saku celananya,, dan di saat mandi tadi,, Fahri menggantungkan celananya di kamar mandi dan setelah selesai mandi dia keluar tanpa mengambil ponsel Alira itu....

Fahri segera melangkah ke dalam kamar mandi dan mengambil ponsel itu,, kemudian dia keluar dan duduk di tempat tidur yg memang di sediakan untuknya di dalam ruang rawat Alira....

kemudian Fahri menyalakan ponsel Alira yg sudah mati semenjak Alira terjatuh dari tangga dan setelah itu dia membuka semua panggilan dan pesan,, entah kenapa tapi di dalam benaknya timbul kecurigaan setelah dia menyalakan ponsel itu,, dan tiba tiba mata Fahri terbalalak di saat membaca pesan terakhir yg masuk...

Fahri sangat emosi saat membaca pesan yg di kirim Bela kepada Alira,, dan Fahripun menyadari penyebab dari kecelakaan yg di alami oleh istrinya itu,, dia mengepalkan tangannya,, dadanya terasa sakit dan nafasnya memburu saking marahnya.....

dan tidak pakai lama,, Fahri langsung menyuruh orangnya yg berada di Amerika untuk melaporkan Bela ke pihak yg berwajib,, sebenarnya Fahri ingin menghabisinya langsung tapi dia takut Alira tidak akan percaya dengannya karna dia sudah sangat faham dengan sifat istrinya itu...

dan tidak pakai lama,, orang suruhan Fahri langsung bergerak dan Belapun di tangkap,, Bela dan papanya sangat kaget denga tindakan Fahri,, tapi merekapun tidak bisa untuk melawan sama skali,, karna perusahan dan bisnis papanya Bela itu berada di bawa kekuasaan Fahri,, saham terbesar di perusahan mereka itu milik Fahri...

Fahri sangat marah dengan apa yg di lakukan Bela,, dan dia sudah memikirkan langkah yg harus dia ambil biar Bela bisa kapok dan tidak mengganggu hidup mereka lagi,, kali ini Fahri tidak akan kasih ampun lagi buat Bela karna perbuatan Bela itu hampir membuat Fahri kehilangan dua orang yg sangat berarti dalam hidupnya....

Fahri tidak tidur sampai pagi,, pukul 5:30 tepat Fahri yg berada di saping tempat tidur Alira jadi kaget di saat dia melihat tangan dan mata Alira yg mulai bergerak,, dengan segera Fahri langsung berdiri kemudian berjongkok ke dekat Alira sambil meraih tangan Alira dan berkata....

"Alira,, Alira kamu sudah sadar,,? kata Fahri bersemangat...

dan Alira yg mendengar namanya di panggil panggil langsung membuka matanya perlahan dan menatap wajah tampan yg berada tepat di depan wajahnya itu tanpa berucap satu katapun...

Alira sangat emosi dan sakit hati di saat dia teringat dengan pesan yg di kirim Bela kemarin,, dan karna pesan itu sampai dia jadi seperti sekarang ini....

Fahri yg melihat mata Alira yg berkaca kaca dan tidak bersuara jadi panik dan hawatir,, dia berfikir mungkin Alira sedang merasakan sakit tapi dia tidak bisa untuk mengatakannya,, akhirnya Fahri langsung menelfon pihak rumah sakit untuk memberitahukan keadaan Alira dengan menggunakan telfon yg ada di situ...

dan tidak berapa lama datanglah dokter hemawan dan dua orang suster,, mereka langsung memeriksakan keadaan Alira sedangkan Fahri,, dia hanya berdiri dengan wajah panik dan hawatir di samping tempar tidur anaknya sambil menatap Alira...

dan Alira yg sedang di periksa itu tidak sedikitpun menatap atau melirik Fahri sama skali,, karna dia sangat kecewa dan sakit hati terhadap suaminya itu,, itulah kelemahan Alira,, dia sangat gampang terhasut oleh orang lain...

selesai memeriksa dan melepaskan oksigen dari hidung Alira,, dokter Hermawan langsung berbalik menghadap Fahri dan berkata....

"kondisi ibu Alira sudah membaik,, hanya dia masih sedikit lemah dan tidak boleh terlalu banyak bergerak,, karna luka oprasinya masih baru,, takut kenapa napa dan ibu Alira masih tetap berpuasa sampai dia kentut baru bisa makan,, kata dokter Hermawan..

Fahri yg mendengar keadaan istrinya yg sudah membaik sangat bahagia,, dia langsung menyalami dan memeluk dokter Hermawan sambil mengucapkan terimah kasih dengan suara yg bergetar karna sangat terharu...

setelah itu,, dokter Hermawan dan para suster langsung pergi meninggalkan ruang rawat Alira,, sedangkan Alira dia hanya menatap putra kecilnya yg masih terlelap itu dengan air mata haru dan bahagia yg membasahi wajah cantiknya itu,,...

sedangkan Fahri hanya menatap Alira sambil tersenyum dan kemudian dia melangkah mendekati Alira,, sampainya di samping Alira,, Fahri hendak menghampus air mata Alira dengan tangannya namun Alira segera mengebaskan tangan Fahri dan langsung membuang muka dari Fahri...

Alira membuang mukanya dari Fahri dan langsung menangis tanpa berkata kata,, Fahri yg melihatnya sudah menyadari apa yg membuatnya seperti itu,, karna Fahri sudah sangat tau dengan sifat istrinya yg cepar percaya sesuatu dan mudah cemburu....

Fahri hanya menatap Alira dari samping sambil menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan,, sedangkan Alira dia tidak berkata kata,, hanya suara isakan yg di dengar di dalam ruangan itu....