Chapter 26 - Dasar Mesuneko!!!

"Sepertinya maps yang mereka berikan padaku adalah maps yang salah sehingga aku hanya berputar di area yang sama dan tidak menemukan satu orang pun dari semua peserta Camping!" Alisya mulai sadar ketika tanda yang ia buat sewaktu mengitari arah yang terdapat di dalam maps hanya tempat yang sama berulang kali.

"Karena maps ini aku jadi masuk terlalu jauh kedalam hutan! sepertinya butuh waktu lama untuk kembali! Aku harus menyiapkan beberapa ranting atau dahan kayu sebagai persiapan dalam keadaan berbahaya". yang ditakutkan Alisya bukanlah hewan buas seperti harimau atapun serigala dan beruang, melainkan Babi hutan dan ular. karena tentu saja diarea itu kemungkinan besar dia harus berhadapan dengan Babi hutan yang sensitif atau ular yang sangat berbisa.

Dengan cekatan dan sangat terampil Alisya membuat alat pertahanan diri dan menemukan beberapa tumbuhan yang dapat dijadikannya sebagai obat anti nyamuk. Ia mengucir rambutnya yang selama ini tak pernah ia biarkan terikat karena rasa takutnya terhadap suara yang berlebih. Hutan dimalam hari tak sesunyi daerah pasar karena di hutan banyak suara-suara hewan dan serangga yang cukup bising. Namun alat yang diberikan Adith sangat berfungsi dengan baik sehingga ia tak perlu khwatir akan suara yang bising.

"hhmmm... baru saja khayalkan si binatang sudah muncul!!!" Nada menekan Alisya terdengar mengejek membuat si Babi hutan mengambil ancang-ancang marah karena Alisya berada didaerah teritorialnya.

"Biasanya Babi hutan takkan se sensitif ini jika aku menjaga jarak tapi kenapa kamu malah menghampiriku??? ada apa??" Alisya perlahan mengambil langkah mundur dan memegang erat ranting kayu yang cukup lebar memenuhi kepalan tangannya dengan ujungnya yang tajam karena asahannya dari batu.

Dengan santai ia mengambil senter yang berada di tanah dan mempersiapkan diri. Begitu Babi hutan itu segera menyerang Alisya, dengan cepat ia berlari mengarah ke pohon yang berada tak jauh dari belakangnya. Untunglah momentnya pas dengan munculnya sinar bulan yang tertutupi oleh awan sehingga ia bisa berlari dengan leluasa dan celana treningnya yang tidak terlalu longgar pun tak mempersulitnya mengambil langkah yang cukup lebar. Ketika berada di depan pohon Alisya menaikkan satu langkah kakinya ke atas pohon dan melompat tepat di delakang Babi yang menyeruduk pohon. Pohon yang diseruduknya membuat Babi hutan itu sedikit linglung karena kekuatannya yang cukup besar untuk melumpuhkan Alisya.

Ukuran babi itu cukup besar dan sewaktu Alisya akan menikam Babi itu ia mendengar sayup-sayup suara anak Babi yang masih kecil di belakangnya. Melihat itu membuat Alisya tak tega dan memilih untuk menghindari tubrukan berikutnya. Alisya memilih untuk menjauh dari areanya namun saat ia akan berjalan jauh tiba-tiba saja ular jatuh dari atas pohon tepat di atas bahunya melingkar sempurna di lehernya melilitnya.

"Belum selesai satu muncul lagi Hebihime (Ratu ular dalam bahasa jepang)!!!" Alisya berusaha mengendorkan lilitan ular yang jatuh karena tubrukan dari Babi hutan tadi.

Ular piton adalah salah satu ular yang paling banyak terdapat dihutan Indonesia. Meskipun tidak berbisa, namun Lilitannya cukup kuat untuk meremukkan tulang seekor sapi. ukuran dan panjangnya bisa mecapai 8,5 meter yang bisa melebihi ukuran ular anaconda. beruntunglah Alisya kalau ular yang melilitnya memiliki panjang kurang lebih 2 meter. Namun tenaganya memilit Alisnya membuatnya sedikit kesulitan bernafas. Menyadari lilitan itu semakin erat, Alisya melepaskan tangannya dan menggenggam erat kepala ular di tangan kirinya lalu memegang erat tombak yang sudah di siapkan kemudian membenturkan diri ke pohon. Beberapa saat kemudian lilitan ular itu mulai mengendor dan Alisya tersadar begitu udara masuk ke tenggorokannya mengisi kembali paru-parunya.

Sambil terbatuk-batuk Alisya melihat kepala ular itu telah tertancap tombak kecil yang dibuatnya. ia terduduk lemas menyandarkan tubuhnya di samping pohon tidak jauh dari ular piton yang sudah tidak bergerak tersebut.

"Sepertinya aku harus membawamu sebagai oleh-oleh buat seseorang yang memberikanku maps ini!!" Alisya tersenyum licik membayangkan bagaimana reaksinya ketika ia melilitkan ular ini ke leher Siska yang memberikannya Maps yang salah.

Alisya memperhatikan langit melihat bintang sebagai penunjuk arahnya. sewaktu ia berada di lapangan Camping ia melihat kelompok bintang biduk (Bintang yang berbentuk seperti gayung) berada tepat di hadapannya dan bintang orion (Bintang yang membentuk sabuk dan pedang, biasa dikenal bintang pemburu) berada di sebelah kirinya. Sedang kini bintang orion tampak berada cukup jauh disebelah kananya.

"Sepertinya ini akan sedikit memakan waktu!" Alisya mulai berjalan setelah menenteng tongkat yang masih menancap kepala ular piton dan mengambil senternya yang terjatuh. Kabut sudah mulai tampak menutupi hutan sediki demi sedikit.

******

"Anak ini, kenapa dia tidak pernah tidak terlibat dalam masalah!!" Karin menepok jidatnya melihat rekaman Alisya.

Semua orang sudah mulai mempersiapkan peralatan dan dibagi dalam beberapa kelompok untuk segera mencari Alisya sebelum malam semakin larut. Pukul 10.30 malam puncak gunung perlaha-lahan telah mulai tertutupi oleh kabut sehingga hal ini akan mempersulit pencarian. Selain itu kondisi hutan pada malam hari memiliki bahaya yang cukup tinggi dengan banyakknya hewan-hewan nocturnal (hewan yang aktif dimalam hari) berkeliaran.

Adith dengan sigap memimpin kelompok pencarian dan telah memberikan intruksi hasil diskusi yang mereka lakukan bersama pengelola dan juga para panitia Camping. Ketika persiapan telah lengkap dan mereka akan menuju kehutan, tiba-tiba Alisya datang dengan berjalan santai seolah-olah tak terjadi apapun dan tak mengalami lecet ataupun luka sedikitpun. ia hanya terlihat sedikit kotor pada bagian sepatunya.

"Dasar bodoh! apa yang kamu lakukan dengan memasuki hutan yang salah?" Adith langsung menyerang Alisya yang tampak keluar dari hutan.

Dengan santai ia berjalan dan mendekati Siska yang berdiri menatapnya dengan mata yang cukup lebar.

"Berkat Maps salah yang kamu berikan aku bertemu teman tak terduga! karena sudah ketemu aku bawa pulang sebagai oleh-oleh!!!" Alisya melingkarkan ular piton yang sudah dibunuhnya ke leher Siska. Tingkah Alisya melingkarkan ular ke leher Siska Bak drama romantis korea yang melingkarkan Syal hangat keleher kekasihnya sewaktu turun salju.

Menyadari bahwa itu adalah ular Siska berteriak histeris dan memaki Alisya yang mengeluarkan semua nama penghuni neraka dan penghuni kebun binatang. Alisya hanya tertawa kecil sedangkan yang semua orang yang melihat siska bergidik ngeri dan menjauh.

"Kamu tidak apa-apa sya?" Ucap Karin memastikan kondisi Alisya.

"Aku cukup bersenang-senang di dalam hutan!" Adith memperhatikan Alisnya dengan lekat. Ia merasa takjub dengan kemampuan Alisya menyembunyikan kebaradan ular tersebut dengan lihai dan baru menyadarinya ketika Alisya mulai melilitkan ular itu ke leher Siska.

"Sya, Siska memang salah! tapi sepertinya kamu terlalu berlebihan memberikannya pelajaran" Vernon mengingatkannya agar Alisya mengambil ular yang ada di leher Siska.

Tidak peduli Alisya hanya berjalan pergi menjauh dari kumpulan orang-orang yang masih terbengong-bengong menafsirkan keadaan yang begitu cepat terjadi.

"Kau hebat!!!" Yogi memuji Alisya dengan menaikkan jempolnya serta matanya membara menatap Alisya.

"Apa ini yang kamu maksudkan tadi???" Rinto memandangi Karin mengingat ia mendengar percakapannya dengan Adith yang memberitahunya untuk tidak mengkhawatirkan Alisya.

Karin hanya tersenyum licik sambil melangkah mengikuti Alisya tanpa menjawab Rinto. Tatapan Siska tajam dan menusuk siapapun yang melihatnya.

"Lepasin ular ini kalau tidak aku akan Mati!!!!" Siska berteriak sekuat tenaga.

"Ular ini tidak berbahaya tapi lilitannya cukup kuat!" Zein yang berada di dekat Siska mencoba untuk melepaskan ular yang melilit leher Siska, namun tak disangka ia melihat ular itu telah terkulai lemas dengan kepala yang berdarah. Zein menatap punggung Alisya yang berjalan menjauh dari kerumunan dengan tatapan kagum. Ia merasa ada sesuatu yang berbeda dengan cewek ini dan itu semakin menarik simpatinya untuk mengenali Alisya lebih jauh.

"Menarik, dia sangat menarik!!! Aku menyukainya!" Riyan bergumam dengan lantang sambil tertawa.

Vernon segera membubarkan kerumunan dan membuang ular yang sudah mati tersebut kembali kedalam hutan. Cukup jauh dan ditemani oleh petugas satpam pengelola Camping.

"Aku sangat lelah tapi melihat ekspresi Siska membuatku cukup senang!" Alisya masih tertawa ketika membaringkan tubuhnya tepat dihadapan tenda regunya.

"Dasar Mesu Neko!!! (Kucing betina dalam bahasa jepang). kau seperti punya sembilan nyawa dengan bisa lolos dari segala macam masalah!" Karin memaki Alisya yang terbaring lemas dihadapannya.

"Bukankah itu kotor??" Rinto mengingatkan tempat Alisya terbaring.

"Aku rasa perlakuan ayahku tidak semua salah! meski aku membencinya tapi adakalanya aku cukup berterimakasih!" Alisya bangun dan terduduk menatap langit.