Chapter 42 - Emang lagi Manja

Pagi hari Alisya terbangun dengan wajah yang sudah tampak lebih cerah dibanding hari-hari sebelumnya. Ia tersenyum melihat neneknya yang sudah menyiapkan sarapan pagi didapur.

"Nenek nggak usah repot-repot.. kan aku bisa buat sendiri" Suara Alisya manja setelah keluar dengan pakaian seragam sekolah yang lengkap.

"Nggak apa sayang, nenek pengen saja buatin kamu. Hari inikan kamu pertama masuk sekolah!" Neneknya memberikan piring berisi sandwich dan segelas susu putih.

"Makasih ya nek, tapi mulai besok biar Alisya aja yang buatin buat nenek!" Pinta Alisya sambil menggigit rotinya.

"Nggak sayang, nenek suka kalau hanya buat sarapan untuk kamu! Biarkan nenek melakukanya yah.. nenek bosan kalau hanya duduk nonton saja!" Jelas neneknya lagi ikut sarapan bersama Alisya.

"Ya sudah, tapi jangan dipaksain yah? aku nggak mau nenek sakit" Alisya meminta dengan serius.

Baru saja ia mengangkat gelasnya, ia mendengar bunyi motor yang cukup familiar baginya. Hampir saja susu itu masuk kehidungnya karena terkejut. Dengan cepat ia langsung menerobos menuju kepintu dan membuka pintu untuk melihat siapa yang datang.

"Pagi Alisya,,, kamu sudah nggak sabar liat aku yah?" Karan muncul dengan sumringah.

Alisya menutup pintunya tanpa mempersilahkan Karan masuk kedalam rumah.

"Kok pintunya ditutup lagi Sya???" Neneknya bingung dengan reaksi Alisya.

"Tau nih nek, Alisya kok jahat amat!"Karan menyelipkan kepalanya sedikit.

"Eh,, nak Karan kapan balik??? ayo masuk!" Neneknya dengan ramah membukakan Karan pintu.

"Aku udah 3 hari balik nek... cuman baru sempat kesini" Karan masuk dan menyalami nenek Alisya.

Alisya segera menuju ke kamarnya dan mengambil tas serta topi sekolahnya.

"Kamu lagi nunggu orang lain yah? mukamu kecewa amat!" Karan menggoda Alisya yang tampak suram.

"Tumben kakak kesini" Sungutnya.

"Aku mau ketemu nenek sekalian jemput kamu!" Terang Karan masih memeluk nenek Alisya.

"Tuh nek, jagoan nenek lagi pengen dimanja!" Tunjuk Alisya dengan bibir mungilnya.

"Emang lagi manja, lagi pengen dimanja!" Karan berjoged menyanyikan lagu dangdut dengan lincah membuat nenek Alisya tertawa lembut.

"Kamu tidak berubah yah nak Karan, suka ngelawak dari dulu" Nenek Alisya memgelus wajah karan menahan tawanya.

"Ya udah, nek aku jalan dulu yah!" Alisya mencium tangan neneknya.

"Lah, tungguin napah..." Pinta Karan cepat.

"Bukannya kakak masih mau manja-manja'an sama nenek?" tanya Alisya bingung.

"Aku kan tadi udah bilang sekalian jemput kamu!" Jelas Karan.

"Oh itu beneran?" mata Alisya menyipit menggoda.

"Nggak, aku lagi ngelawak!" Karan memasang wajah cemberut.

"Ya sudah, aku pergi!" Alisya bergerak menuju pintu.

"Woyyy!!! aku pergi dulu ya nek, lain kali kesini lagi" Karan menyalami nenek Alisya yang tertawa melihat tingkah kedunya.

"Hati-hati di jalan yah..." Nenek Alisya melihat Karan yang mengejar Alisya.

****

"Karin, Alisya sudah datang?" Adora langsung menyerbu begitu memasuki kelas.

"Belum, sebentar lagi datang kok!" Karin duduk setelah merapikan roknya.

"Karin Alisya mana?" Feby bertanya dengan wajah serius.

"Kayaknya masih dijalan" Karin menjawab sambil melirik ke arah jendela yang menghadap ke pintu gerbang.

"Loh Karin, Alisya mana?" Kali ini Emi yang menanyakan Alisya.

"Belum datang, sebentar lagi mungkin masih di jalan" Karin mulai kesal karena pertanyaan yang sama.

"Kar, Karin, Karin.... Alisya, Alisya, Alisya???" Beni masuk langsung menyebut nama Alisya dengan ekspresi sedang mencari Alisya.

"Kalian kenapa sih??? kenapa pada kompak nyari Alisya?" Suara karin terdengar ketus.

"Kami ingin mengucapkan terimakasih kepada Alisya!" mereka saling pandang mengangguk pelan memberi tanda kalau tujuan mereka sama.

"Terimakasih? terimakasih buat apa?" Alisya masuk diikuti oleh Rinto dan Yogi.

"Wow,,, tumben pagi-pagi kalian udah ngegosip!" Yogi menaruh tasnya lalu mendekati mereka yang mengelilingi Karin.

Mereka tidak segera menjawab dan membukakan jalan untuk Alisya bisa menuju ketempat duduknya yang berada disebelah Karin.

"Sya, ayahku dipanggil bekerja disebuah perusahaan elektronik Miyako" Terang Adora dengan semangat.

"Ayahku juga di panggil kembali bekerja dan diberikan posisi yang baik di toyota" tambah Emi

"Ayahku diberikan ganti rugi dan ditempatkan di posisi yang sama ditempat dia bekerja sebelumnya diperusahaan yang sama dengan ayah Adora" Lanjut Feby.

"Ayahku, ayahku kembali mendapatkan jabatanya di pemerintah setelah terbukti tidak salah" Rinto menatap Alisya dalam.

"Dan kami semua tau, meski kali ini mereka tidak memyebutkan kenapa dan bagaimana semua hal tersebut terjadi..." Adora menoleh kearah emi dan Feby.

"Kami yakin ini pasti karenamu Alisya" Tambah Beni tersenyum manis.

"Untuk itu kami mengucapkan terimakasih banyak!!!" Mereka serempak menundukkan kepalanya sedikit.

"Bukan hanya diberi posisi yang baik, tapi nama baik ayahku juga telah dikembalikan karena tidak terbukti bersalah" Adora mulai bersuara serak.

"Gaji mereka yang tidak dibayarkan sebelumnya juga sudah diberikan serta perusahaan telah memohon maaf serta membersihkan nama baik Ayahku!" Lanjut Feby.

"Terimakasih banyak Alisya!!! Maafkan perlakuan orang tua kami..." Kali ini emi tak bisa lagi membendung air matanya yang tumpah.

"Wahh... Alisya jahat ih,,, sudah buat mereka menangis dan tak mau berkomentar" Suara mengadu domba Yogi membuat mereka tertawa.

"Apa'an sih Yog" Alisya menendang kaki Yogi.

"Sya, itu bukannya kolega-kolega dari perusahaan kakek yah?" Karin setengah berbisik ke Alisya dan dibalas anggukan kecil.

Alisya sengaja meminta kakeknya untuk bisa mengembalikan posisi atau membersihkan nama baik teman-temannya yang telah dirugikan karenanya dengan tidak secara langsung meminta kakeknya memasukkan mereka di perusahaan mereka sendiri melainkan melalui perusahaan kolega kakeknya. sehingga dengan begitu Alisya takkan diketahui terlalu banyak ikut campur dalam hal ini untuk menghargai orangtua teman-temanya namun memang karena mereka sama sekali tak bersalah dan hanya mengalami pemfitnahan saja.

"Sudahlah, aku tak melakukan apapun. itu semua karena Ayah kalian memang tak melakukan kesalahan!" Alisya memeluk Emi hangat membuat emi membalas memeluk Alisya dengan lebih erat. Tangisannya sedikit reda tapi belum menghilang.

"Kau tau, perusahaan yang sebelumnya mengalami masalah karena memperlakukan karyawan mereka dengan seenaknya saja!" mata Feby menyala ketika menceritakannya.

"Perusahaan ayahku juga mengalami hal yang sama, saham mereka menurun drastis dan banyak pemilik saham memcabut kepemilikan dan saham mereka disana" Lanjut Adora.

"Mereka semua mendapat balasan yang setimpal atas perlakuan mereka dan atasan ayahku telah pindahkan ketempat lain" tambah Beni.

"Aku bersyukur akhirnya semua bisa terselesaikan dengan baik!" Rinto memegangi pundak Beni.

"Sekarang, yang penting semuanya sudah baik-baik saja!" Yogi menepuk pundak beni yang sebelah lagi.

"Gayamu Sok keren!" Karin tertawa tipis.

"Memang aku keren kan?" Yogi bertanya dengan tampang serius.

"Kalau dilihat dari ujung pipet!" Terang Alisya.

Semua tertawa melihat Yogi yang bersungut manja. wajah Yogi tidak setampan Rinto namun dia memiliki kharisma sendiri dan tampak manis dengan kulitnya yang sedikit kecoklatan.

"Pagi semuanya..." Ibu Arni masuk menyapa seluruh siswa.

"Pagi bu,,," Jawab semuanya serempak lebih antusias.

"Wow... ibu senang kelas ini kelihatan lebih hidup dibanding sebelumnya!" Ibu Arni melempar pandangannya ke seluruh siswanya.

Mereka hanya tersenyum-senyum penuh arti membuat Ibu Arni merasa gemas dan cukup penasaran.

"Oke, ibu mau memberitahu kalau sebentar lagi akan ada pemilihan ketua osis! jadi ibu harap kelas kita ada yang ikut serta dalam pencalonan" Ekspresi wajah ibu Arni begitu bersemangat ketika menyampaikan hal tersebut.

"Tenag saja bu, kelas kita sudah memiliki calon bu..." Yogi berdiri dengan suara setengah berteriak agar bisa didengar semunya.

"Bagus,, ibu suka semangat kalian! Ibu harap kalian bisa menang dan memimpin dengan baik. Ibu takan bertanya siapa calon yang sudah kalian pikirkan, karena ibu yakin pada pilihan kalian" Terang Ibu Arni dengan nada yang menyemangati.

"Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk mendukungnya bu" teriak yang lainnya.

"Ibu senang kalian lebih antusias. sebelum pemilihan Osis, sekolah akan mengadakan Porseni (Pekan Olah Raga dan Seni) antar kelas". Semuanya semangat dan berteriak antusias.

"Ibu harap kalian semua bisa mengikuti semua kegiatannya dan menunjukkan kekompakkan kelas kita!" tambahnya lagi.

Seisi kelas menjadi ribut karena penyampaian ibu Arni. bagi mereka porseni adalah ajang persaingan untuk menunjukkan bakat serta kemampuan mereka dan lebih penting lagi bisa menaikkan citra dan rasa percaya diri mereka sekaligus ajang hiburan terbaik ketika bersekolah. Porseni adalah salah satu kegiatan sekolah yang seperti festival untuk di SMA CENDEKIA INDONESIA karena sekolah akan membuka gerbang mereka bagi khalayak umum untuk melihat seluruh kegiatan yang ada dan tentu saja bisa menjadi ladang bisnis bagi para siswa dengan membuka Stan-stan makanan serta jualan yang berhubungan dengan sekolahnya.