Chapter 44 - Saint Saiya Muncul

Pagi dini hari sekolah telah dipenuhi oleh para siswa yang melakukan persiapan dimulai dari mendirikan Tenda Stand yang berjejer sepanjang jalan masuk gerbang sekolah, umbul-umbul bendera merah putih dan berbagai macam hiasan warna warni menggantung dilangit-langit menambah keindahan sekolah yang kini menampakkan suasana fetivalnya.

Lapangan olah ragapun sudah mulai berkumpul para peserta lomba dan beberapa penonton serta pendukung menduduki kursi-kursi stadion sekolah yang cukup besar dan luas.

"Gimana persiapannya???" Rinto datang membawa beberapa barang yang digunakan untuk memasak.

"Udah rapi kok, tempat duduk pelanggan juga udah sedia'in" Tunjuk Yogi memperlihatkan barisan kursi taman yang cantik namun sederhana.

Merasa tak asing dengan kursi tersebut membuat Rinto mengernyitkan keningnya.

"Dapat dari mana? nyewa???" Ia menaruh barang bawaannya sambil memperhatikan kursi dan meja tersebut.

"Hasil nyolong kursi mami" Tatap Yogi dengan wajah bangga.

"Kamu sudah gila yah??? mami kamu kan paling sayang sama kursi ituh! mana mami kamu galak lagi" Rinto menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Soalnya aku benar-benar ingin membuat Stand kita bisa ramai pengunjung" Yogi nyengir kuda.

"Nih menu yang sudah aku buat!" Alisya datang menyodorkan kertas menu makanan dan minuman yang akan mereka jual.

"Wwooowww... Mantap Sya, seksiihhh!!" Rinto dengan refleks menampol kepala Yogi karena ucapannya.

"Makasih To,,, kalau aku yang nampol, gigi depannya bisa tandas semua!" Alisya sudah menolak keras ide Karin yang memaksanya memakai baju Maid dengan rok yang tidak terlalu minim tapi memberikan kesan yang kuat. terlebih lagi karena Alisya yang memakainya.

Rinto dan Yogi masih tertegun melihat pakaian Alisya berwarna hitam dan putih dengan Stoking panjang sampai pahanya dan telinga kelinci diatas kepalanya. Kali itu aura kecantikan Alisya keluar begitu sempurna membuat keduanya tak bisa memalingkan wajah.

"Woy kerja!!! udah mulai rame nih.." Karin membangunkan fantasi liar kedua pemuda yang sedang dalam masa pertumbuhan tesebut.

Rinto terbatuk-batuk keras salah menelan air liurnya sendiri.

"Ohok,, ohok ohhhokkkk!!! Ka,, karin???" Rinto membelalak tak percaya melihat kostum yang dipakainya.

"Ngapain kamu pake kostum kelinci?" Senyum tipis Yogi sedikit naik melihat Wajah imut Karin tampak kecil karena kostumnya yang besar.

"Aku akan bertugas buat manggil pelanggan masuk ke Stand kita, kita harus bisa memenangkan penjualan terbesar dan pelanggan terbanyak!" Mata Karin membara dengan seluruh api terlihat membakar kostumnya.

"Saint Saiya muncul" gumam Yogi.

"Nggak, itu Goku" gumam Rinto.

"Salah, itu Kyubi" Gumam Alisya.

Karin tidak perduli dengan gumaman ketiga orang yang melongo menatap dirinya. Dengan semangat dia melatih beberapa gerakan untuk menarik perhatian pelanggan. Teriakan teriakan kecil yang ia ciptakan terdengar sangat imut dan lucu.

"Oke, orang sudah pada berdatangan tuh! pertandingan juga sudah dimulai, stadion sekarang sudah tampak riuh dan bergelora. Kita juga tak boleh kalah dari mereka yang sedang berlomba! Kalian siapkan menunya aku akan kembali dengan membawa banyak pelanggan" Karin berteriak penuh semangat menghilang dalam kerumunan orang dan tersisa suaranya.

"Ehem,, aku baru sadar dengan baju Maid pria yang kalian kenakan! sangat cocok dengan kalian" Puji Alisya membuat Rinto dan Yogi tersipu malu.

Mendapat pujian dari Alisya membuat Rinto dan Yogi lebih percaya diri dan segera mengambil posisi dan melakukan tugas masing-masing. Pengunjung mulai ramai datang satu persatu dimulai dari beberapa kerabat dekat Rinto yang sangat antusias ingin mencoba Nasi goreng buatan Rinto yang mereka tahu kalau buatannya tak kalah dengan Nasi goreng buatan Koki restoran ternama. Yogi dan Alisya mulai sibuk melayani mereka satu persatu dan Rinto dengan cekatan bak Koki profesional mengayun ayunkan spatula dan kualinya.

Gaya Rinto saat memasak menjadi pertunjukan tersendiri bagi para pelanggan yang hadir. Selain karena wajah Rinto yang tak kalah tampan, caranya ketika mengayunkan kuali berisi nasi goreng dengan tangan kekarnya yang menampilkan urat-urat terlihat sangat menawan dan seksi sehingga tak peduli jika mereka harus menunggu lama, pemandangan itu seolah cukup untuk mengenyangkan mata mereka.

"Rinto udah mulai beraksi tuh! Giliranmu..." Goda Alisya menatap Yogi.

"Belum saatnya, biarkan dia menyelesaikan tugasnya dulu!" Senyum Yogi seolah menyiapkan suatu pertunjukan.

Alisya tersenyum manis tidak sabar menunggu pertunjukkan yang akan disuguhkan oleh Yogi.

Rinto dengan cekatan menyediakan Nasi goreng dan menghiasnya diatas nampan sekali pakai sehingga mereka tak perlu repot-repot untuk mencuci piring. Alisya segera menyediakan nampan-nampan yang sudah mengeluarkan aroma sedap tersebut keseluruh meja pelanggan.

Rinto melempar pandangan ke arah Yogi mengangguk pela memberi isyarat untuk bersiap melakukan pertunjukkan.

"Mumpung masih panas, kalian bisa menunggu 3 menit agar bisa disantap dengan lebih nikmat. untuk itu, bisa kalian liat pertunjukkan berikut ini!" Rinto menarik perhatian pelanggan dengan menunjuk ke arah Yogi.

Setelah mengangguk, Yogi memutar musik Dj yang fungky membuat orang bergoyang dengan ketukkan iramanya. kemudian melangkah kemeja yang menyediakan minuman. Menggulung lengan bajunya, ia kemudian mulai mengocok minuman layaknya bartender yang sedang menyediakan minuman koktail berwarna cerah. Dengan lincahnya dia melempar dan menari tanpa menumpahkan minuman yang ada di dalamnya. Gerakan Yogi sangat lihai dan sangat profesional membuat mereka jadi pusat perhatian sehingga menarik banyak pelanggan mengunjungi stand mereka.

"Si**, aku jadi kerepotan karena terlalu banyak pelanggan! Karin mana lagi nih. Kasir kan nggak ada yang jaga karena Rinto juga sibuk melayani sambil masak" Alisya melemparkan pandangannya sibuk mencari-cari Karin ditengah keramaian.

"Alisya, butuh bantuan???" Adora, Emi, Feby dan Beni datang memberi bantuan setelah selesai dari kegiatan olah raga.

"Kalian udah selesai? gimana hasilnya?" Alisya merasa tertolong dengan kehadiran mereka tapi cukup mengkhawatirkan hasil pertandingannya.

"Karena sistem gugur kami menang kok! masuk semi final" jelas Beni bangga.

"Foly dan basket juga aman!!!" Feby menaikkan jarinya membentuk V,,,

"Kalau gitu bantu aku nyari Karin dong, dia pakai kostum Kelinci." Pintanya pada Adora dan Emi. "untuk Feny dan Beni bisa bantu aku buat melayani pelanggan" tambahnya lagi.

Adora dan Emi segera melesat menghilang ditengah keramaian mencari Karin. Mereka tak menyangka kalau hari pertama kegiatan sekolah sudah menghadirkan begitu banyak pengunjung bahkan dari sekolah lain yang masih lengkap dengan seragam sekolahnya. Sekolah lain yang mengetahui bahwa SMA CENDEKIA INDONESIA melaksanakan ferstival berbondong-bondong datang begitu jam pelajaran usai.

Dari kerumunan Adora dan Emi mendengar teriakan histeris para cewek dengan tampang terpana dan wajah merah merona melihat kesosok seorang cowok tampan berjalan dengan gaya dinginnya.

"Lihat, cowok itu tampan sekali" teriak seorang cewek membuat puluhan pasang mata menoleh kearah yang dintunjukkan

"Ya ampun, apakah aku mimpi???" terang cewek lain.

"Bagaimana bisa seseorang memiliki tampang surga seperti itu?" tambah yang lain.

"Apa dia artis??? atau dia anggota Boyband?" Lanjut yang lain lagi.

"Ketampanan yang hakiki, dia tampak sangat berkelas!" pujian demi pujian silih berganti mengiringi tiap langkah cowok tersebut.

Mereka satu persatu memuji cowok tersebut tanpa berani mendekatinya dan hanya memotret dengan kamera dan handphone mereka. mereka tampak sedang menyaksikan seorang artis papan atas dari jarak yang cukup dekat.

Cowok itu memakai setelah Jas yang cukup mahal dan sangat menawan. Sebelah tangannya ia masukkan kedalam sakunnya dan berjalan dengan begitu santai seperti sedang melakukan peragaan model catwalk internasional. Sungguh ketampanan yang sangat menarik perhatian membuat pandangan semua orang melekat padanya seperti sebuah daya tarik magnet yang sangat kuat.