Chapter 53 - Zero Alpha

"Miya, kau harus menelpon ayahmu sekarang dan menyuruhnya untuk membereskan Alisya jika tidak dia akan membocorkan semuanya!"

"Jangan terburu-buru, permainan masih belum menarik!" Pancing Alisya.

"Permainan??? ciihhhh,,, kita lihat siapa yang akan bermain-main denganmu sekarang!" Miya tertawa melecehkan sambil mengangkat telponnya membuat panggilan.

Adith berjalan masuk dari arah belakang Miya yang tidak di sadari oleh Cecil dan Dinar.

"Aku sempat berpikir bagaimana bisa Alisya berada di tempat ini, ternyata ini semua ulah kalian? pantas saja aku sedikit kesulitan mencari tempat ini dan harus menggunakan sedikit kekuasaan untuk bisa masuk ke wilayah ini. tak disangka"

Ketiga wanita itu langsung pucat begitu melihat Adith yang datang. mereka langsung melangkah mundur dan tak berdaya.

"Bagaimana bisa???" Miya tak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya.

"Butuh waktu juga untuk bisa menemukan kalian yah? pantas saja aku sedikit kesulitan untuk mencari informasi mengenai pelaku pemecatan terhadap orang tua Beni dan yang lainnya. tak ku sangka itu karena Ayahmu yang seorang wakil menteri pertahanan". Tunjuk Adith di wajah Miya.

"Adith sengaja tidak berada di dekatku dan menghilang beberapa waktu lalu untuk bisa membuat kalian setidaknya keluar dari persembunyian. tapi ternyata itu tidak berjalan dengan baik. Rupanya dengan kejadian kalian dipermalukan oleh Karan dan munculnya Adith di malam puncak semakin menyulut emosi kalian sehingga dengan cerobohnya kalian menunjukkan diri!" Alisya tertawa nyeleneh.

"Bukannya Adith membencimu?" Bentak Dinar dengan suara gemetar.

Alisya memandang ke wajah Adith dengan tatapan konyol membuat Adith tertawa pelan. Miya yang tak sengaja telah menekan tombol panggilan terdengar suara tegas namun lembut di ujung sana.

Dengan suara yang berat Miya mengangkat telponnya dan berkata "Ayah, tolong aku, Adith sudah mengetahui perbuatanku!"

Suara bergetar putrinya yang sangat disayanginya itu membuat sang Ayah khawatir dan menunjukkan sedikit keangkuhannya untuk membela anaknya.

"Tidak perlu khawatir, aku akan membereskan semuanya. Adith hanyalah seorang anak SMA yang belum memiliki hak paten terhadap kekuasaan Narendra". Terang sang ayah untuk menghibur anaknya.

"Tapi Ayah,,, ada seorang anak lagi yang mengetahuinya!" tambah Miya dengan suara yang sedikit tenang.

"Berikan Handphonenya kepada dia dan juga Adith!" Tegas Ayahnya.

"Ini..." sodornya ke pada kedunya. Miya mulai tersenyum angkuh.

"Puufffttt,,, kau takkan bisa menghadapinya!" ucap Dinar meremehkan yang di ikuti cekikikan Cecil.

Alisya saling bertatapan dengan Adith mengernyitkan kening karena bingung. Adith kemudian mengambil handphone itu lalu menempelkannya ke telinganya.

"Halo???" suara Adith terdengar dingin namun tetap sopan.

Belum sempat mendapat jawaban, Alisya langsung menarik handphone itu cepat.

"Aku punya sesuatu yang bisa membuatnya panik!"senyum manis Alisya yang terlihat menakutkan membuat Adith terpaku lalu menyilangkan tangannya untuk melihat hal mengejutkan apa lagi yang akan di lakukan oleh Alisya.

Suara di dalam handphone.

"Kau pikir dirimu siapa hah??? kekuasaan apa yang kamu miliki sampai kau berani memojokkanku?" Bentak ayah Miya yang terdengar di telinga Alisya.

"Ehemmm,, paman... bukankah terlalu berlebihan jika paman memanjakan Miya seperti ini?" Suara Alisya sopan.

"Siapa kau???" suara Ayah Miya masih terdengar tegas.

"Maaf karna kurang sopan! Aku Zero Alpha paman, paman pasti mengenalku dengan sebutan itu!"

"Zero Alpha???" suaranya terdengar sedikit bingung.

"Iya paman, Zero Alpha dari Black Falcon" terang Alisya lagi.

"Jadi kau... kau adalah... " suaranya terbata-bata mengingat sebutan itu.

Alisya tersenyum mendengar suara ayah Miya. "Sepertinya paman sudah ingat! kalau begitu telponnya saya kembalikan!" Alisya melirik ke arah Miya dengan tatapan tajam.

Miya masih tersenyum sombong tak peduli. namun sesaat kemudian warna wajahnya berubah kelam lalu terduduk karena lututnya melemas dan tak bersuara.

"Apa aku dejavu?? sepertinya aku pernah melihatnya seperti itu!" Bisik Alisya ke Adith yang terus memperhatikan Alisya sambil bersandar di tiang gedung.

"Si,,, siapa kamu Alisya???" suara Miya bergetar hebat bersamaan dengan tubuhnya.

"Apa yang terjadi Miya?" Dinar panik.

"Kamu kenapa?" tanya Cecil lagi.

"Aku hancur, bukan hanya aku keluargaku juga bisa hancur! apa yang sudah aku lakukan..." Miya meronta ketakutan.

"Kamu kenapa sih? kenapa kamu jadi seperti ini?" Dinar terus menggoyang tubuh Miya.

"Alisya,,, Alisya maafkan aku!!!" Miya merangkak meminta maaf.

"Adith, ayo kita pergi" Alisya tanpa sadar mengambil tangan Adith untuk menghindari Miya. Alisya berpikir sebaiknya ini bisa dijadikan pelajaran yang paling berharga bagi Miya.

Alisya yang lebih dahulu berinisiatif mengambil tangan Adith membuatnya tersenyum manis mengikuti langkah Alisya tanpa bertanya banyak. Adith sudah memiliki kata kunci yang bisa dia gunakan untuk mencari informasi lebih banyak mengenai Alisya.

"Zero Alpha.... Black Falcon!!! sepertinya menarik. Aku tak pernah merasa bosan terhadaomu Alisya! Kau adalah magnet terbesar dalam mencuri perhatianku!" Batin Adith kemudian memutar posisi menjadi dia yang berada di depan Alisya.

Putaran Adith mengejutkan Alisya namun ia tersenyum malu begitu sadar tangannyalah yang terlebih dahulu mengambil inisiatif.

Tepat di tempat dimana motor Adith berada, Alisya bingung tak tau harus bagaimana. Saat ini ia memakai Rok SMA sedikit di atas lutut dan itu bisa membuat pahanya tersingkap jika naik motor Adith yang sedikit tinggi itu.

"Kenapa??? apa yang kau tunggu ayo naik!" Sambil menyodorkan helem yang sengaja ia sediakan untuk Alisya.

Alisya terdiam sambil memperhatikan Roknya. Melihat gerakan Alisya, Adith tersenyum menggoda.

"Kau ingin menggodaku dengan pahamu?" pancing Adith.

"hahhhhh????" Alisya memicingkan matanya mendengar perkataan Adith.

"Itu tidak akan cukup! aku sudah mengikuti rencanamu dengan tidak pernah muncul didekatmu selama hampir seminggu ini dan kau ingin membalasku menggunakan pahamu?" Tatap Adith ke tubuh Alisya dari atas hingga ke bawah.

"Apa maksudmu???" Alisya melayangkan tendangan bawahnya ke betis Adith yang dengan halusnya Adith bisa menghindari tendangan Alisya lalu berpindah posisi di belakang Alisya.

"Aku hanya memandang cewek dari wajah, dada dan bokongnya!" goda Adith sambil terus memghindari terjangan Alisya yang emosi tiap kali mendengar suara Adith.

"Kau...." Alisya bukanlah pendebat unggul terlebih lagi ketika lawannya adalah Adith. Begitu dia mengeluarkan pukulan yang dia buat sedikit kuat, Adith berhasil meraih tangannya dan mendekatkan tubuhnya kepada Alisya meski masih ada beberapa jarak di antara mereka.

Alisya kemudian sadar bahwa di pinggangnya kini sudah terbalut oleh jacket hitam yang sebelumnya dipakai oleh Adith.

"Ini,,, sejak kapan???" Alisya terkejut karena tak menyadari saat Adith memasang jaket itu dipingganya.

"Naiklah..." senyum Adith tidak memperdulikan wajah terkejut Alisya. Alisya hanya menggeleng tak percaya dengan sikap Adith.