Chapter 57 - Ibu Yul

"Bapak tau kamu masih memikirkan tuan Ali, tapi bapak harap kamu bisa mengambil keputusan lebih baik demi masadepanmu nanti!" Ayah Adith mengingtkan Adith terhadap kesepakatan mereka sebelumnya menengenai impian dan cita-cits yang akan dikejarnya dengan tidak mengesampingkan perusahaan nantinya.

"Tentu Pa," tatap Adith meyakinkan ayahnya. Ayah Adith tersenyum menepuk pundak Adith dan berjalan masuk meninggalkan mereka ditaman.

Pagi hari dirumah Alisya.

"Kamu mau kemana sudah rapi gitu???" tanya nenek Alisya melihat Alisya yang sudah berpakaian rapi.

"Yah kesekolah nek, kemana lagi?" tanya Alisha bingung dengan reaksi neneknya sambil memasang sepatunya.

"Oh gitu, tolong nenek dong liat kalender ini hari sudah tanggal berapa? nenek mau ke bank buat ngurus sesuatu!" pinta neneknya lembut.

"Tanggal 13 nek, hari ini tanggal merah jadi bank nya tutup!" teriak Alisya pelan.

"Oohhhh..." nada suara neneknya terdengar mengalun mengejek.

"Nenek...!!!!!" tawa neneknya pecah mendengar rengekan Alisya yang sadar kalau hari itu tanggal merah yang berarti sekolah libur.

"Ganti baju sana! bantu nenek berikan ini ke kakekmu! Dia sedang berada di indonesia sekarang. Dia akan paham ketika membukanya!" Neneknya memasang wajah serius.

Alisya mengangguk pelan. selama ini neneknya berusaha menyembunyikan keberadaanya demi dirinya namun sekarang ia tak perlu bersembunyi lagi karena Alisya sendiri yang memilih untuk menunjukkan diri dan merasakan kehidupan normal layaknya anak SMA lainnya tanpa harus terus bersembunyi. Alisya bersyukur karena selama ini neneknya lah yang membantunya bersembunyi dengan baik.

"Tapi nek, jarak dari sini kesana kan jauh... aku harus menelpon Karin dulu untuk meminjam mototrnya!"

"Bukannya kamu punya motor?" neneknya melirik ke arah kunci motor yang sudah lama tidak dipakainya.

"Sudah 3 tahun ini aku tidak memakainya!"

"Tak perlu khawatir, nenek selalu menghangatkannya dan dan merawatnya dengan baik!" jelas neneknya menyodorkan kunci ke tangan Alisya.

Motor Alisya adalah Kawasaki Ninja H2R yang merupakan salah satu motor produksi dari Kawasaki terbaru yang diklaim memiliki teknologi supercharged, yang hanya ada satu di dunia. Motor yang dijual dengan harga selangit ini, memiliki teknologi terbaik untuk kelas motor sport.

Sudah lama sejak terakhir kali dia menggunakan motor hadiah pemberian kakeknya itu. Bagi Alisya motor itu terlalu mahal untuk di pakai seorang anak SMA sehingga ia tak pernah memakainya. Motor itu dibelikan kakek Alisya jauh sebelum Alisya melarikan diri dari kakeknya karena membenci sifat kakeknya yang terlalu keras terhadapnya yang memaksakan dirinya untuk mengambil Alih perusahaan ibunya.

Alisya berangkat menggunakan motornya dengan berpakaian serba hitam. Tubuhnya yang tinggi membuatnya tampak sangat keren memakai motor itu terlebih lagi karena dia memakai helen Ninja yang kontras dengan warna motornya. Pakaian yang digunakan Alisya memiliki spesialisasi khusus yang dapat dengan mudah dilepas dan dipakai. Benar-benar pakaian khusus yang biasa dia gunakan ketika mendapat misi khusus.

"Tu,,, Tuan Ali..." Alisya berhenti tepat di mobil pengawal kakeknya yang selalu sedia 24 jam setiap saat demi mengawasi sekaligus melindungi Alisya.

"Ikut Aku!!!" Alisya membuka helemnya dan meminta dengan nada sopan yang tegas.

Alisya langsung memacu motornya cepat menuju ke tempat dimana kakeknya berada.

Begitu ia memarkirkan motornya, semua pengawal dan beberapa staf penting sudah berada di depan gedung menanti kedatangan Alisya. Alisya melirik ke semua pengawal yang mengikutinya tadi dengan tatapan tajam.

Melihat Alisya sedang menuju ke tempat kakeknya para pengawal yang mengikuti Alisya dengan cepat menghubungi perusahaan mengenai kedatangan Alisya.

"Kembali ke posisi kalian semua,,, aku tidak datang secara resmi jadi jangan perlakukan aku dengan terlalu berlebihan!" suara Alisya dingin tapi tetap menggunakan nada yang sopan.

Para pengawal dibelakang Alisya dengan cepat mengarahkan semuanya untuk segera bubar dan tidak terlalu memperdulikan keberadaan Alisya. Namun tetap saja kehadiran Alisya memberikan Aura tersendiri yang sedikit membuat semuanya sedikit canggung dan menjaga jarak.

"Tante masih sering makan roti yah??" Ucap Alisya kepada seorang ibu cleaning service yang sudah sangat lama bekerja disana. Dia terduduk tepat di kursi pintu masuk sewaktu dia sedang membersihkan.

"Alisya... maaf maksud saya tuan Ali" Ibu itu sudah sangat akrab dengan Alisya selama ia sering mengunjungi perusahaan bersama ibunya dulu. Tapi karena kehadiran para pengawal dibelakangnya membuat Ibu itu sedikit tertekan.

"Bersikaplah seperti biasa Ibu Yul, Alisya akan sangat senang jika kamu melakukan itu!" Pak Azwar si kepala pengawal sekaligus tangan kanan kakek Alisya muncul dan berkata dengan lembut.

Mendengar kalimat pak Azwar, Alisya tersenyum sopan sehingga Ibu Yul menjadi lebih nyaman dan dengan cepat memberi Alisya pelukan hangat.

"Dia masih di ruang rapat! Apa kamu mau aku memhubunginya?" pak Azwar dapat memahami tatapan Alisya yang tentu saja ia takkan datang jika bukan sesuatu yang penting.

"Tidak, aku masih ingin bersama ibu Yul! kalian juga beristirahatlah, untuk hari ini aku akan berada disini seharian jadi kalian bisa mengambil libur sehari ini" muka para pengawal kelam tak berani melakukan perintah Alisya.

"Anggap saja ini hadiah dariku yang kemarin berulang tahun! kalian tidak perlu mengkhawatirkan kakek. aku yang akan berbicara dengannya!" Pinta Alisya lembut.

Setelah mendapat anggukan dari pak Azwar, semua pengawal akhirnya bisa tersenyum hangat dan segera berhamburan keluar setelah memberi hormat dengan tertunduk dalam.

"pak Azwar, tolong bawa ibu Yul ke Kantin perusahaan" pinta Alisya sopan.

"Tidak Alisya, pekerjaan ibu belum selesai. Ibu akan pergi setelah pekerjaan ini selesai" jelasnya dengan suara yang sangat lembut.

"Ibu Yul, biar yang ini Alisya selesaikan. setelah selesai Alisya akan menyusul dan kita bisa makan bersama! pak Azwar tolong bawa di tempat yang biasa..." senyum Alisya manis meyakinkan ibu Yul.

"Ayolah ibu Yul, kalian sudah lama tidak bertemu.. biarkan dia yang menyelesaikannya dan ibu Yul bisa beristirahat sejenak!" terang pak Azwar ikut meyakinkan ibu Yul. pak Azwar tau betul kalau Alisya cukup keras kepala terhadap hal-hal seperti ini.

"Baiklah,,, aku akan makan jika kamu sudah datang!" ancam ibu Yul dengan senyuman nakal.

"Iya bu,, siap laksanakan!" Alisya menghormat menggoda ibu Yul.

Setelah keduanya pergi, Alisya dengan cepat mengepel dan membersihkan beberapa bagian yang sempat di tinggalkan ibu Yul.