Chapter 58 - Alis Tebalnya

"Gedubrakkkkkk!!!!" suara seseorang terjatuh dengan sangat keras tepat dimana Alisya sedang membersihkan lantai tersebut.

Alisya berbalik dan langsung membantu perempuan itu bangun.

"Mbak baik-baik saja?" ucap Alisya yang langsung berusaha membantunya untuk berdiri dengan memegang lengan perempuan yang meringis kesakitan karena terjatuh dengan cukup kuat.

"Adduhhh.. gimana sih mbak! kalau ngepel yang bener dong..." bentaknya marah menepis tangan Alisya dengan kasar.

"Saya sudah bener kok mbak!" terang Alisya.

"Kalau benar kenapa saya bisa jatuh? mana basah lagi..." ucapnya sinis.

"Kalau ngepel kan emang agak basah mbak.. Nggak ada ngepel kering krontang kayak padang pasir..." jelas Alisya.

"Kalau salah ituh nggah usah banyak ngeles..." tuduhnya dengan suara keras. Beberapa orang yang berlalu lalang seketika berhenti dan mulai memperhatikan mereka.

"Maaf mbak tapi sepertinya mbak yang salah, disanakan sudah ada peringatannya! masa papan segitu besarnya mbak nggak liat sih." tunjuk Alisya masih berusaha untuk tetap sopan.

"Kamu berani menyalahkan aku? memangnya kamu siapa? kamu itu cuman cleaning service rendahan!" bentaknya sambil mendorong dan menunjuk Alisya dengan telunjuknya. Alisya terdiam dengan prilaku yang ditunjukkan oleh perempuan tersebut.

"Wahhh... ini lagi muncul pemain filem antagonis di Indosiar" pikir Alisya sambil tersenyum lucu.

"Apa yang kamu tertawakan? kau pikir aku sedang bercanda???" bentaknya lagi semakin emosi.

"Saya tidak bermaksud seperti itu, tapi reaksi anda terlalu berlebihan!" Alisya tetap tenang menghadapinya.

Alisya merasa bodoh jika harus meladeni orang seperti dia karena itu hanya akan merendahkan dirinya sendiri sebab gampang terpancing untuk hal-hal yang cukup sepele.

"Berlebihan kamu bilang??? Baju ini tuh mahal, edisi terbatas. Gaji kamu setahun tidak akan cukup untuk menggantikan gaunku yang basah... tau nggak!!!" ia kesal melihat Alisya yang menanggapinya santai yang kemudian membuatnya ingin melayangkan tamparan namun tiba-tiba saja pintu lift terbuka membuat perempuan itu sedikit tergugup dan menurunkan tangannya.

Melihat terdapat banyak petinggi dari arah lift perempuan itu membereskan pakaiannya lalu dengan cepat berakting seolah seperti seorang perempuan terhormat dan tidak terjadi apa-apa.

Kakek Alisya dan beberapa petinggi yang keluar terkejut melihat Alisya yang sedang memakai kaos tangan pembersih dan memegang kain pel. Hanya kakek Alisya dan 2 orang petinggi lain yang mengenali Alisya. Melihat tampilan Alisya seperti itu seketika membuat mereka kaget dan terdiam membatu.

"Ada apa ini???" tanya seorang petinggi dengan nada yang sinis mengarah kepada perempuan yang baru saja berhadapan sengit dengan Alisya.

"Tidak ada apa-apa pak, aku hanya memberi sedikit pelajaran kepada cleaning service muda ini" senyumnya merendahkan Alisya.

"Ada apa?? Apa yang sudah dilakukannya dengan kenapa dengan pakaianmu itu???" tanya salah seorang lagi dari mereka bingung. Ia heran dengan pakaiannya yang basah namun sudah bisa mendunga bahwa ia terpleset jatuh karena lantainya yang basah sedang dia memakai sepatu hak yang cukup tinggi.

Kakek Alisya tidak menyangka melihat Alisya datang ke perusahaannya dan tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejut sekaligus bahagianya. namun melihat Alisya yang menggelengkan kepala kepada sebagai pertanda untuk tidak bersikap lebih membuat kakeknya mau tidak mau mengikuti keinginan cucu kesayangannya itu. Bersikap seolah tidak mengenali Alisya, kakeknya terbatuk pelan mengalihkan perhatian semua yang berada didalam lift.

"ehemmm... tidak apa-apa! mari kita lanjutkan saja!" ucap kakeknya memimpin jalan.

Setelah mereka berlalu si wanita yang sedikit basah tadi langsung mengikuti langkah mereka dengan terlebih dahulu mengancam Alisya.

"Kali ini kau selamat, jika aku bertemu denganmu lagi.., aku akan memberimu pelajaran yang takkan pernah kamu lupakan seumur hidupmu, dan sebaiknya kau bersiap-siap akan hal itu." bisiknya dengan nada sinis lalu pergi meninggalkan Alisya.

"Alis tebalnya sangat mendukung wajahnya yang jahat!!!" Alisya tertawa mengingat wajah perempuan tadi yang terlihat sedikit menor karena riasannya yang sangat tebal sambil terus menyelesaikan pekerjaanya secepat mungkin. Fikirannya untuk segera bersama dengan Ibu Yul membuatnya mempercepat gerakannya sehingga tidak butuh waktu lama Alisya sudah bisa menyelesaikan semua pekerjaannya dengan mudah.

"Ibu Yul..." sapa Alisya lembut mendatangi Ibu Yul yang duduk dengan canggung serta pandangan yang tampak gusar karena berada disana sendirian.

"Nak Alisya, kita pindah saja yah.. saya tidak nyaman duduk di kursi VIP ini!!!" Ibu Yul gelisah karena banyak yang memperhatikan mereka dengan tatapan heran sekaligus menghina dan mencemooh.

Alisya memang hanya dikenali oleh beberapa pengawal khusus dan beberapa staf khusus saja sehingga banyak dari mereka tidak mengenalinya dan hanya menganggap Alisya sebagai pegawai cleaning service baru yang mungkin merayu pak Azwar untuk bisa duduk di tempat VIP yang biasanya digunakan oleh keluarga pemilik perusahaan saja. Mereka hanya mengetahui bahwa cucu perusahaan ini bernama Tuan Ali yang belum pernah mereka lihat dan dan mereka temui yang itu adalah seorang laki-laki. Begitulah pikir mereka.

"Ibu Yul, aku tidak masalah duduk dimana saja, tapi karena kemarin aku ulang tahun aku juga ingin berbagi bersama ibu Yul, apalagi ini adalah pertemuan pertama kita setelah sekian lama kita tidak pernah bertemu, masa ibu Yul menolak keinginanku yang sangat sederhana ini sih!!" Pinta Alisya duduk dihadapan Ibu Yul. Alisya menunjukkan ekspresi wajah yang sengaja ia buat sedikit manja untuk menarik perhatian Ibu Yul.

Melihat niat tulus Alisya Ibu Yul akhirnya pasrah mengikuti keinginan Alisya, Ibu Yul juga tau kalau Alisya sudah lama tidak duduk makan di kursi ini semenjak kematian ibunya. Sehingga dengan penuh kasih sayang Ibu Yul segera memberikan Alisya makanan lalu menyuapi Alisya.

Alisya hanya tersenyum manis melihat reaksi Ibu Yul yang menatapnya dengan penuh kelembutan. Ibu Yul sudah mulai tampak sangat tua namun wajahnya tetap memberikan kesan cantik di masa mudanya. Alisya dengan cepat membuka lebar mulutnya dan melahap suapan ibu Yul yang kemudian tersenyum puas.

"Terimakasih Ibu Yul, Nah..., Sekarang biar biar giliran aku yang menyuapi Ibu Yul!" Alisya menyodorkan sendok yang berisi makanan kepada Ibu Yul. Melihat gerakan Alisya Ibu Yul dengan cepat membuka mulutnya dan melahap seluruh makanan yang berada disendok tersebut.

Ibu Yul sangat bahagia karena bisa bertemu kembali dengan anak kecil manja dan ceria itu setelah sekian lama sehingga dengan sangat lembut ia mengelus kepala serta pipi Alisya. Alisya merasa hangat akan perlakuan Ibu Yul kepadanya.