Chapter 60 - Tidak Sopan

"Aku sudah lama tidak makan bersama ibu Yul, rasanya benar-benar seperti nostalgia!" mata Alisya penuh akan kerinduan mendalam.

"Ibu sangat berterimakasih kamu masih mengingat ibu, ibu sangat kaget begitu melihatmu! Quenbyku yang polos kini sudah besar dan menjadi wanita yang begitu manis juga cantik!" Ibu Yul membelai Alisya dengan penuh kasih sayang.

Ibu Yul merasa sangat terharu terhadap Alisya yang dulu selalu bermain bersama saat ibunya sedang rapat meski ia hanyalah seorang cleaning service biasa. Ketulusan hati Alisya membuat ibu Alisya tidak bisa melarang pertemanan yang terjalin terhadap keduanya. Selain itu ibu Alisya sangat menghargai Ibu Yul yang juga sudah menjaganya selama ini ketika ia juga berada di perusahaan karena hal yang sama dimana ayahnya juga sibuk dalam rapat.

"Queby sayang... kamu senang sekali bermain bersama ibu Yul sampai tidak menyadari kehadiran ibu yah??" Ibunya menunduk memelas dihadapan Alisya.

"Alisya sayang sama ibu Yul, tapi Alisya mencintai mama sepenuhnya! jangan sedih lagi yah ma???" suara polos Alisya yang mengahapus air mata ibunya yang tidak jatuh membuat Ibu Yul tertawa lembut.

"Mama kamu tidak nangis Alisya,, tapi cemburu!" tawa Ibu Yul.

Alisya langsung memeluk dan mengecup ibunya dengan penuh kehangatan dan pandangan dalam bagai seorang pria yang sedang menenangkan hati kekasihnya. Ibu Alisya tersenyum penuh haru, ia tak menyangka kalau Alisya begitu menyayanginya. Tatapan anaknya membuatnya luluh dan tak bisa melanjutkan Actingnya lagi.

*****

"Apa yang kalian berdua lakukan disini???" bentak seorang perempuan kepada Alisya dan Ibu Yul.

"Tentu saja makan" jawab Alisya cuek. Ibu Yul yang kaget segera bangkit namun ditahan oleh Alisya. Ibu Yul bukannya takut pada perempuan itu tapi malah ingin menyelamatkannya.

"Kamu tidak tau yah? kalau tempat ini adalah area private khusus keluarga perusahaan!" suaranya terdengar sinis dan tajam.

"Aku pikir semua tempat disini adalah area yang bisa digunakan oleh semua karyawan maupun tamu, tidak ada pembagian wilayah!" Alisya masih cuek tidak melihat ke arah wanita itu.

Sejatinya apa yang dikatakan oleh Alisya memang benar bahwa tidak ada pembagian tempat didalam kantin itu namun entah sejak kapan rumor mengenai kursi dan meja yang di tempati oleh Alisya hanya bisa di tempati oleh orang-orang dari keluarga perusahaan saja.

"Itu artinya kau tidak mengetahui apapun, Minggirlah!!! ini bukan tempatmu.. kamu tidak pantas berada ditempat ini" ucap wanita itu lantang.

"Oh,,, ternyata kamu lagi?" terang Alisya lembut menoleh ke arah suara yang memarahinya terus. Dia adalah wanita yang terpleset jatuh dihadapannya. Wanita itu kini memakai baju dress pedek selutut yang ketat dan memamerkan tubuhnya. Wajah Alisya semakin datar dan tak berekspresi.

"Tidak sopan. tidak kah kau diajar sopan santun ketika berbicara dengan yang lebih tua???" seorang wanita lain juga datang menghakimi Alisya.

"Kau tidak punya orang tua yang mengajarkan kamu untuk bersikap sopan santun yah???" wanita lain ikut menghakimi Alisya.

Wanita yang terpleset itu tersenyum jahat. ia merasa puas berhasil mengkompori teman-temannya. sehingga ia tidak perlu memperlihatkan prilakunya lebih jauh. Wanita itu berpikir untuk membalas Alisya.

"Sebaiknya kalian berhati-hati atas apa yang akan kalian ucapkan!" seru Ibu Yul memperingatkkan mereka.

"Diam kamu! tau apa kamu atas apa yang kami ucapkan?? kamu itu hanya cleaning service rendahan!" bentak wanita yang berdiri disebelah wanita yang terpleset tadi.

"Puufftttt... kalian bilang aku tidak punya sopan santun, sedangkan kalian dengan tidak sopannya berbicara terhadap yang lebih tua seperti itu" Alisya tertawa memancing mereka.

"Buat apa kami sopan terhadap orang rendahan seperti dia? kami memiliki kedudukan lebih tinggi di banding cleaning service rendahan ini" ucap wanita itu memeriksa bajunya dan menepis baju ibu Yul dengan kasar.

Alisya marah melihat perlakuan wanita itu kepada ibu Yul namun tetap tenang dan dengan sengaja ingin memancing emosi mereka. Alisya berpikir bahwa mereka adalah orang-orang yang dapat dengan mudah dipancing untuk menghancurkan diri mereka sendiri.

"Aku melihat kalian justru lebih rendah dari pada binatang, sikap kalian justru tak sebanding dengan binatang" suara Alisya dingin. Ibu Yul yang merasa hawa sekitar semakin dingin segera mengingatkan mereka kembali.

"Manejer Jenni, Sebaiknya kalian meminta maaf sebelum terlambat!!! Alisya ibu tidak apa-apa kok, ibu baik-baik saja..." ibu Yul panik sekali lagi mengingatkan wanita yang terpleset tadi.

"Apa???? minta maaf? memangnya dia siapa!!! berhenti memegangku dasar wanita tua bau!" wanita itu mendorong tubuh Ibu Yul sehingga terjatuh ke lantai.

Mereka bertiga tertawa dengan penuh kepuasan.

"Yang seharusnya meminta maaf itu kamu!!! jika kamu bersikap baik, maka aku tidak akan melakukan ini padamu!" Wanita yang terpleset tadi langsung menyiramkan air kekepala Alisya yang sedang berusaha mengangkat tubuh ibu Yul.

Wajah ibu Yul semakin kelam melihat kebodohan yang dilakukan oleh ketiga wanita sombong itu.

"Aku sudah mengingatkan kalian beberapa kali dan sekarang aku tidak bisa menyelamatkan kalian lagi!" suara ibu Yul pasrah.

"Ibu Yul, aku tidak suka jika ibu Yul bersikap sok akrab denganku! ibu Yul harusnya paham status ibu Yul disini tuh apa? lagi pula aku tidak takut sama anak bau kencur ini!" Ucap wanita yang bernama Jenni tersebut sambil menarik rambut Alisya dengan kuat.

Alisya paling tidak suka direndahkan, ia terdiam dan berusaha tenang agar tidak terlalu menarik banyak perhatian sehingga dari tadi ia berusaha untuk menyelesaikannya dengan baik namun tetap saja akan ada manusia didunia ini yang terbutakan oleh kesombongan mereka.

Begitu rambutnya ditarik Alisya tidak tahan lagi dan langsung menarik kaki Jenni hingga terjatuh dengan keras.

Pak Azwar dan Adith yang bersama dengan pak Dimas yang baru saja datang kebingungan dengan apa yang sedang terjadi. Mereka hanya memperhatikan dari jauh kalau wanita itu sedang menuang air dikepala seorang wanita yang lebih muda dan menjambaknya lalu dengan cepat berubah dengan jatuhnya wanita yang menyiram air tersebut.

"Kesombongan anak itu akhirnya mendapatkan balasannya! aku sudah mengingatkannya untuk lebih bersikap santun agar suatu hari sikapnya tidak menjadi bumerang untuknya dan tak ku sangka dia sedang memasukkan dirinya sendiri di mulut harimau hari ini" pak Azwar mendesah memegang kepalanya.

Disisi lain Adith dan Pak Dimas juga sama terkejutnya melihat Alisya menjatuhkan wanita itu. Adith tak menyangka kalau ia akan menemukan Alisya disana dalam keadaan seperti itu. Meskipun keberadaan Alisya disembunyikan, bukankah harusnya akan ada beberapa orang di perusahaan yang akan mengetahui siapa Alisya.

Ketiganya terdiam membeku beberapa saat sebelum akhirnya bergerak maju serentak.