Chapter 65 - Ada Sesuatu Yang Berbeda Denganmu

"Dimana Alisya?" Tanya Adith begitu memasuki kelas Mia 2 dan tak menemukan Alisya maupun Karin disana.

"Alisya bersama yang lainnya ke kantin" Ucap Gina lembut.

"Kamu akan menemukan mereka di bagian pojok dekat jendela" Tambah Gani cepat.

"Terimakasih!" suara Adith yang terdegar cukup ramah membuat Gani dan Gina tersipu. Mereka tak menyangka kalau Adith bisa menunjukkan sikap seperti itu. Selagi keduanya saling pandang, Adith sudah menghilang dari hadapan mereka.

Suasana kantin yang cukup ramai tidak menyulitkan Adith untuk menemukan Alisya yang memilih duduk di pojok kantin yang cukup jauh dari kerumunan siswa-siswi yang berseliweran dan riuh bercanda ria bersama dengan teman-temannya. Alisya tampak duduk sendirian sedang Karin tampak sibuk memesan makanan bersama yang lainnnya.

Alisya tidak menyadari kedatangan Adith dan masih terduduk melayangkan pandangannya ke arah jendela kaca kantin yang cukup besar sehingga memperlihatkan langit biru yang luas serta seluruh pemandangan sekolah. Alisya terlalu larut dalam pikirannya sehingga tidak begitu menyadari Aura kehadiran Adith yang selalu saja pekat dimana-mana.

Semua siswa dan siswi yang melihat kedatangan Adith pun segera menghentikan sejenak aktivitas mereka untuk memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh Adith di Kantin mereka yang sedikit terbilang cukup Fantastis jika dapat dikunjungi oleh orang nomor satu di Indonesia itu.

"Kau semakin terbiasa dengan keramaian yah..." bisik Adith sedikit membungkuk ke wajah Alisya yang menyamping menghadap jendela.

Alisya yang terkejut segera menoleh dengan cepat yang membuatnya tampak seperti menampar dahi Adith menggunakan dahinya.

"Sejak kapan kamu berada disini????" Alisya hanya memegang dahinya santai tak merasakan sakit.

"Apa kepalamu terbuat dari baja sampai kau tak merasakan sakit?" Adith mengelus pelan dahinya yang memerah.

"Maaf jika itu menyakitimu, kau mengagetkanku!" suara Alisya sedikit bergetar.

"Benarkah? Bukankah harusnya kau sudah mulai terbiasa dengan kehadiranku?" Adith duduk tepat disamping Alisya memandangnya lekat.

Alisya segera mundur namun tertabrak dinding sehingga posisi mereka cukup dekat satu sama lain. Kehadiran Adith membuat Alisya sedikit memicingkan matanya, baru kali ini Alisya tidak begitu merasakan hawa kehadiran Adith. Dia seolah dapat menekan hawa keberadaanya dengan sangat baik lebih baik dari sebelumnya.

"Ada sesuatu yang berbeda denganmu!!!" Tegas Alisya kini mendekati wajah Adith karena sedikit penasaran.

Tingkah Adith dan Alisya yang sedari tadi terus menarik banyak perhatian orang banyak membuat Karin menoleh ke arah pandangan mereka yang terus menganga tak bersuara dengan berbagai macam makna dalam sejumlah tatapan. Satu arah pasti yang disadari Karin bahwa itu mengarah ke lokasi tempat duduk mereka sehingga Karin dengan cepat menoleh ke arah yang sama.

"Luar biasa!!! Mereka bahkan bermesraan dengan hangat tidak peduli dimanapun mereka berada" Karin menggelengkan kepala dengan menyunggingkan senyuman.

"Alisya seolah tak peka dengan keadaan sekitar setiap kali perhatiannya teralihkan oleh Adith!" Sambung Rinto membawa nampan berisi berbagai jenis makanan. Tangannya sedikit bergetar karena menahan berat nampan dikedua tangannya.

"Begitu pula yang terjadi pada Adith" Yogi menyela dengan membawa setumpuk minuman dingin.

Karin yang melihat Rinto yang kesulitan dengan segera mengambil salah satu nampan ditangannya lalu melangkah menuju ketempat dua sejoli yang menjadi pusat perhatian seluruh pasang mata dikantin.

"Alisya,,, tidakkah kau terlalu agresif jika ingin melakukan itu disini?" Goda Karin melihat ekpresi Alisya yang memandang Adith lekat-lekat.

"Itu apa????" Alisya sontak berdiri membuat meja terangkat dan berbunyi dengan keras.

Adith tertawa melihat wajah Alisya yang terkejut menyembunyikan rasa malunya. Reaksi Alisya membuat Karin terkikik berhasil menggodanya.

"Kalian terlalu mesrah sampai tidak memperdulikan sekitar." Ucap Yogi menaruh nampan minuman ke atas meja yang sedikit berantakan sembari merapikannya.

Alisya yang melihat sekeliling baru menyadari bahwa sedari tadi ia masih berada dikantin karena paksaan Karin untuk bisa makan bersama. Dengan sedikit batukan halus Alisya berusaha menenangkan diri lalu terduduk dengan tenang. Adith tertawa pelan melihat seluruh pasang mata yang melihat kearah Alisya dengan tatapan lucu. Melihat Adith yang melemparkan pandangan kearah mereka membuat semua orang segera mengalihkan padangan lalu dengan canggung melanjutkan kegiatan mereka sambil sesekali melirik kearah Adith dan Alisya.

"Maaf Adith, aku tak sempat memesankan makanan untukmu!" Jelas Adith meletakkan nampan makanan dari tangannya dan dengan cepat mengambil nampan yang berada di tangan Karin.

"Tidak masalah!" terang Adith santai.

"Jadi apa yang kamu lakukan disini? Tidak mungkin jika datang hanya untuk menggoda Alisya saja kan?" Karin duduk dengan nyaman menghadap Alisya sembari memberikan mangkok mie Ayam pesanan Alisya.

"Disana terlalu membosankan!" jawab Adith memundurkan tubuhnya karena aroma menyengat dari mie ayam.

"Adith tidak begitu menyukai segala hal yang memiliki aroma yang cukup pekat!" seru Yogi menyodorkan segelas minuman dingin kocok beraroma mint.

"Terimakasih!" Ucap Adith dengan cepat mengambil minuman itu lalu meminumnya sembari mnghirup aroma mint dari gelas itu untuk meminimalisir aroma mie ayam yang menusuk hidungnya.

"Sejak kapan kamu memesannya?" tanya Rinto tak menyadari pesanan Yogi.

"Tepat setelah aku melihat Adith mendekati Alisya. Dia tidak begitu banyak menyukai jenis makanan, tapi untuk minuman, Adith cukup menyukai jenis minuman ini" Jelas Yogi mengambil makanannya.

"Benarkah??? Sayang sekali dia tidak bisa merasakan nikmatnya makanan ini" seru Alisya mengambil garpu dan menyeruput mie ayam dengan semangat.

"Kami berdua sudah sangat menyukai mie ayam dan Nasi goreng sedari dulu. Alisya akan memesan mie ayam dan aku akan memesan nasi goreng kemudian berbagi makanan karena kami tidak bisa menghabiskan seporsinya namun sangat menyukai dua kombinasi ini. Alisya adalah pecinta daging sejati dan semua jenis makan yang beraroma kuat yang mengundang selera" Jelas Karin memandang Adith dengan senyuman nakal seolah sedang memberikan informasi sederhana namun cukup berharga kepadanya.

"Jika seperti itu, aku ingin mencoba rasanya!" Adith segera mencondongkan wajahnya ke piring Alisya dimana Alisya sedang tertunduk makan. Alisya terbatuk hebat karena kuah mie ayam yang cukup pedis sedikit masuk kedalam hidungnya sewaktu ia menarik nafas saat Adith mendekati wajahnya.

Mereka semua tertawa riuh melihat wajah merah Alisya yang tak sengaja mengambil minuman dingin Adith dan menghabiskan semuanya.

"Sebagai ganti minumanku yang sudah kau habiskan, aku akan mengambil mangkokmu!" Adith segera mengambil mie ayam milik Alisya dan dengan perlahan menyeruputnya mengikuti tingkah yang dilakukan Alisya sewaktu makan.

Sebelumnya juga Adith pernah mengambil makanan milik Alisya sewaktu pertama kali bertemu dikantin yang sama. Dan kali ini sekali lagi makanan Alisya bisa membuat Adith menikmatinya yang tak disadari dengan cepat makanan itu habis dilahapnya.