Chapter 68 - Adith Mesum

"Oh iya, tante.. kalau boleh aku tau, apa alasan di balik perlakuan hangat Adith kepada Alisya? mengapa Alisya bisa merubah gletser sedingin Adith? apa karena Alisya selalu bersama Adith dan menemani Adith selama ini?" Aurelia sudah meredakan tangisnya dan bertanya dengan penuh antusias.

Ibu Adith tersenyum dengan tingkah kekanakan Aurelia yang dengan cepat merubah suasana hatinya.

"Alisya adalah teman masa kecil Adith yang selama ini terus dicari-carinya! Kau pernah mendengar hal ini kan sewaktu kalian masih SMP" tegas ibu Adith.

"Apa??? jadi maksud tante Alisya adalah Tuan Ali yang merupakan orang yang sudah menyelamatkan Adith sewaktu dia mengalami penculikan itu? bukannya Tuan Ali yang selama ini dimaksud oleh Adith adalah seorang laki-laki? kenapa Tuan Ali adalah Alisya tante? aku tidak mengerti" Aurelia memberi pertanyaan bertubi-tubi karena tidak yakin akan apa yang sedang dimaksudkan oleh ibu Adith.

"Alisya adalah benar Tuan Ali yang menyelamatkan Adith. Selama ini Adith sudah salah paham karena saat itu Alisya yang masih kecil memang memiliki tampilan seperti seorang anak laki-laki. Selain itu semua penjaga dan pengawal dari Alisya juga senantiasa memanggil Alisya dengan sebutan Tuan Ali karena Alisya merupakan anak satu-satunya yang mana Ayah Alisya sangat mengharapkan seorang anak laki-laki. makanya Ia selalu berpakaian seperti seorang laki-laki untuk mendapatkan perhatian ayahnya." Jelas Ibu Adith menceritakan semuanya kepada Aurelia dengan mudah.

"Apa Adith mengetahui Alisya adalah Tuan Ali makanya sikap Adith bisa sampai selunak dan seperhatian itu kepada Alisya?" Aurel sebenarnya sudah mulai paham akan kenyataan yang sebenarnya namun ia masih ingin memastikannya sekali lagi.

"Tidak, Adith tidak menyadari Alisya adalah tuan Ali karena yang ia tahu tuan Ali adalah seorang laki-laki bukan seorang perempuan. Dan untuk sikap Adith kepada Alisya, aku rasa itu terjadi dibawah alam sadarnya" terang Ibu Adith.

"Lalu bagaimana dengan Alisya? aku tidak melihat Alisya tau bahwa Adith adalah orang yang pernah diselamatkannya dan dikenalnya jauh sebelumnya. Aku melihat Sikap mereka cukup canggung satu sama lainnya seolah baru pertama kali bertemu!" Aurel masih tidak mengerti dengan jelas situasinya.

"Untuk masalah Alisya, Tante tidak begitu yakin tapi sepertinya masalah yang mereka alami hampir sama hanya saja Alisya sama sekali tak mengingat sedikitpun mengenai Adith. Tante tidak tau apa yang sudah dialami oleh Alisya selama ini sampai dia benar-benar lupa akan semua hal yang sudah mereka jalani bersama Adith!" suara ibu Adith terdengar lemah dan bersedih.

"Kalau begitu, kenapa tante tidak memberitahu mereka? maksudku memberi tahu Adith mengenai Alisya atau memberitahu Alisya mengenai Adith?" Aurelia memajukan tubuhnya menggenggam tangan ibu Adith memberi sedikit dorongan.

"Tante sudah memiliki niat untuk memberitahu mereka baik Adith maupun Alisya, tapi tante tidak yakin apakah itu benar untuk dilakukan? tante berpikir bahwa dari alam bawah sadar mereka, Adith dan Alisya melupakan semua hubungan dari keduanya karena luka yang sangat dalam yang telah mereka alami. Tante juga berpikir bahwa mereka masih belum siap menghadapi semua kennyataan itu sehingga tante memilih untuk menyembunyikan semuanya sementara waktu sampai mereka sendiri siap atau mampu menemukan kebenaran itu sendiri" Ibu Adith menarik nafas dalam menerawang jauh keluar jendela.

"Aku yakin akan ada suatu hari nanti Adith siap mengahadapi kenyataan dan melupakan rasa sakit dimasa lalunnya tante!!" Aurelia terus menepuk nepuk punggung tangan ibu Adith lalu kemudian berdiri memberikannya segelas air putih.

"Terimakasih Aurelia, tante sedikit lega karena bisa menceritakan masalah ini kepada seseorang. Tapi tante harap kamu dapat menyimpan semua ini dengan baik-baik sampai keduanya sudah benar-benar siap" pinta Ibu Adith lembut.

"Tentu saja tante! tante bisa mempercayaiku!" Ucapnya meyakinkan ibu Adith. Aurelia larut dalam pikirannya dan terdiam dalam waktu yang lama. Ia tak pernah berpikir kalau masih banyak hal yang tidak diketahuinya mengenai Adith.

*****

"Baru bangun tuan putri???" Adith setengah berbisik di belakang Alisya yang baru bangun dan berjalan dengan malas yang matanya masih setengah tertutup.

Karena kaget Alisya langsung melayangkan tinju ke arah Adith yang dihindari oleh Adith lalu dengan cepat Adith memegang kepalan tangan Alisya memutarnya membuat tubuh Alisya terbentur ke tubuh Adith membelakanginya dengan tangan yang terkunci dibelakangnya.

"Kau selalu saja memiliki respon yang tak terduga!" goda Adith dengan senyum nakal.

"Benarkah???" Alisya lalu memutar tanganya dengan lembut membuat Adith terbanting kedepan melewati tubuh Alisya.

Adith terbentur dengan sangat keras dan terbaring dibawah sedang Alisya dalam posisi menunduk karena menggunakan tubuhnya untuk menghempaskan tubuh Adith.

"Kenapa kau menutup matamu? apakah kau merasa sesakit itu hanya karena bantingan kecil ini?" Alisya tertawa meremehkan.

"Oh yah? jika kau mengizinkanku untuk melihatnya aku akan dengan senang hati menatapnya di setiap inci!" Adith menyunggingkan senyum yang sangat licik membuat Alisya bergetar dengan cepat menyusuri setiap bilik rumah lalu kembali ke dirinya.

"Aaahhh.... Adith mesum!!!!" Alisya langsung melayangkan tamparan keras ke pipi Adith lalu masuk kembali kedalam kamar. Alisya yang tidak sadar tidur dengan baju kaos putih tipis transparan yang cukup bisa memperlihatkan warna bra nya dan lekuk tubuhnya.

"Ada apa???" nenek Alisya keluar membawa sepiring kue puding coklat dan segelas jus mangga.

Adith hanya tertawa tipis sedikit tersipu malu dilihat dalam keadaan seperti itu.

Nenek Alisya melihat Adith yang berusaha bangun sembari mengelu ngelus pipinya yang merah dengan tanda telapak tangan.

"hahahahahaha,,, Pasti dia keluar dengan baju kaosnya kan??? dia memang terbiasa memakai baju seperti itu.. katanya jika untuk tidur pakaian itu sangat nyaman baginya! Tapi hari ini aku lupa mengingatkan kalau kamu ada disini dan malah kamu yang kena batunya..." nenek Alisya tertawa membayangkan wajah konyol Alisya yang kedapatan berpakaian sedikit transparan.

"Nenek kok malah ketawa???" Adith heran dengan reaksi nenek Alisya.

"Sudah lah, ayo duduk bukannya ada yang ingin kamu bicarakan???" ajak nenek Alisya sambil menyediakan Adith barang bawaannya tadi.

Setelah duduk dan menyeruput jus mangga buatan nenek Alisya dan menyantap puding coklat lalu berbicara santai dengan neneknya, Adith Butuh beberapa saat sampai akhirnya Adith menarik nafas untuk membuka suaranya kembali.