Chapter 78 - Lagi PMS kali...

"Siapa yang sangka kalau Riyan harus mengadakan pesta di hotel berbintang lima seperti ini?? " bisik Karin pelan melihat hotel mewah tempat Riyan mengadakan pesta ulang tahunnya.

Hotel itu memiliki restoran mewah yang menyediakan berbagai jenis menu makan dan minuman yang mereka sediakan. Ragam makanannya sangat bervariasi, mulai dari Japanese , Thai, Indonesia, Chinese, Indian, Western, dan masih banyak lagi. Sushi dan Sashimi station di tempat ini juga tak kalah lezatnya. Bahan yang mereka gunakan fresh semua! Dessert dan Indian station juga terasa mantap dan autentik. Hotel ini menjadi pilihan utama para Elite dalam mengadakan pesta ulang tahunnya.

"Karin, terimakasih karena sudah datang ke acara ulang tahunku!" Riyan datang menemui mereka.

"Sama-sama, ini hadiah dari kami berdua!" sodor Karin menyerahkan kado yang tak terlihat besar itu.

"Oh,, terimakasih! Kedatangan kalian sudah cukup sebenarnya, terlebih karena malam ini kalian begitu cantik! Semua tamu undanganku terpana sejak kedatangan kalian!" Riyan memuji Karin dan Alisya yang nampak begitu anggun sewaktu berjalan masuk.

Alisya melirik kesegala arah dan menemukan banyak pasang mata yang sedang memperhatikan mereka tepat seperti apa yang dikatakan Riyan.

Bagaimana tidak, Alisya dan Karin memakai gaun yang terlihat sederhana namun nampak mempesona dan sangat pas ditubuh mereka. Alisya memakai gaun berwarna merah maroon dengan sedikit ornamen berkilau yang menempel pada bagian kiri dadanya berbentuk bunga mawar yang indah dan gaunnya sopan menutupi seluruh tubuhnya dan tidak memperlihatkan bagian atas dadanya dan sedikit menegaskan kontur lehernya yang putih mulus dan seksi.

Sedangkan Karin memakai Gaun berwarna Hitam yang meliui indah di tubuhnya terbentang jatuh kebawah Dilengkapi resleting belakang dan self-tie fastening, gaun berwarna hitam ini membentuj kerah berbentuk bulat, regular fit, lined, dan detail berupa slit. Sangat pas dipakai oleh Karin. Keduanya sangat sederhana dengan make up naturalnya namun siapapun yang melihat mampu membuat mereka meneteskan liurnya karena terlalu lama menatap.

"Pandangan mereka seakan menelanjangiku!" Karin berbisik risih.

"Baru kau rasa??? Bisakah kita pergi?" Alisya ingin meninggalkan pesta itu secaptnya.

"Riyan,, apa yang kau lakukan disini?" Kanya datang menghampiri Riyan, jika gaun yang dikenakan Karin dan Alisya sederhana namun terlihat seksi dan mempesona, berbeda dengan gaun yang dipakai oleh Kanya. Terlihat sangat seksi dengan menampilkan belahan dada dan paha mulusnya.

Kanya memang terlihat sangat cantik malam itu, tapi kehadiran Karin dan Alisya mampu mengalihkan perhatian mereka. Kanya cemburu dan cepat menghampiri Riyan.

"Buat apa kamu kemari?"Riyan terdengar dingin dan tak menyukai kehadiran Kanya.

"Tentu saja untuk bertemu denganmu dan memberimu hadiah!"Rayunya dengan melingkarkan lengannya kepada Riyan yang tampak risih. "Siapa mereka berdua?"Kanya menatap tajam Karin dan Alisya dari atas sampai bawah.

"Bukan urusanmu!!!" Riyan menunjukkan ekspresi tak perdulinya.

"Tumben nih setan jutek ama cewek, biasanya juga pecicilan! Padahal nih cewek lumayan seksi loh.. " bisik Karin kepada Alisya.

"Lagi PMS kali!" Jawab Alisya pelan dengan senyuman nakal yang hanya terlihat oleh Karin.

Karin dan Alisya tertawa dalam diam dan menarik nafas dalam agar tak terlihat mencolok.

"Riyan,,,, Kanya kan calon tunangan kamu! Kamu harus memperlakukan dia dengan baik dong!" ibu Riyan datang menghampiri Riyan dan mengelus lembut bahu anaknya.

Riyan tak menjawab dan hanya menghela nafas dengan berat. Fikiranya hanya tertuju kepada Karin yang malam ini terlihat sangat mempesona dan mendebarkan hatinya. Bagi sebagian orang Kanya memang tak kalah dari Karin, tapi tetap saja Riyan merasa sangat tertarik kepada Karin sejak tabrakan tak sengaja yang terjadi disekolah.

Ibu Riyan melihat Karin dan Alisya dengan seksama.

"Kau,,, kau anak yang di toko tadi??? Ngapain kalian kesini? Siapa yang mengizinkan orang rendahan seperti kalian masuk kedalam pesta anak saya?" Ibu Riyan bertanya dengan nada angkuh begitu mengenali wajah Alisya. Make up nya yang tidak begitu tebal tentu saja tidak akan merubah jauh wajahnya. Tapi wajah Alisya yang terlihat lebih cantik dengan sedikit polesan tipis mampu membuat ibu Riyan sedikit ragu.

Alisya tersenyum kecut. Tak disangka Ibu Hanzel yang ditemuinya tadi adalah ibu Riyan. Make Up Kanya dan Ibunya yang terlihat sedikit tebal membuat Alisya tak berpikir bahwa mereka adalah dua orang wanita bar-bar yang ditemuinya tadi siang.

"Riyan yang mengundang mereka Mom,, dia Alisya dan dia Karin teman sekolahku!" tunjuk Riyan sopan.

"Kami hanya hadir untuk memberikan ucapan selamat tante!" Terang Karin sopan.

"Kami cuma sebentar dan karena kami sudah bertemu Riyan, kami akan berpamitan sekarang!" tambah Alisya tetap menjaga sopan santunnya.

"Oh,, tidak, tidak, acara belum dimulai. Jangan menyia-nyiakan gaun cantik yang sudah kalian kenakan! Kalian harus tetap berada disini sampai akhir acara" ibu Riyan menyela dengan cepat membuat Alisya dan Karin terbengong dengan perubahan ekspresi ibu Riyan yang sangat cepat.

"Meski gaun yang kalian pakai hanyalah bekas pinjaman saja!" Kanya tertawa sinis.

Alisya dan Karin mengerutkan kening bingung.

"Aku tak percaya anakku sangat murah hati dengan mengundang orang rendahan datang kepestanya. Pakaian yang kalian kenakan tidak buruk, tapi tetap terlihat murahan! Ibu Riyan menekan dengan baik setiap kalimat yang dia ucapkan untuk mempermalukan Alisya dan Karin.

"Mom,,, momy kenapa sih?" Riyan mencoba menghentikan ibunya.

"Hahahahhaha. Kalian selalu saja berbuat heboh dimanapun kalian berada!" Karan muncul entah dari mana mengagetkan Karin dan Alisya.

"Nak Karan, kau kenal dengan mereka?? Aku rasa kamu salah orang. " Ibu Riyan bertanya dengan sopan.

"Tentu saja tidak tante, ini Karin, Karin Reynand! Adikku yang paling cantik!" Karan memeluk bahu adikknya akrab.

"Kakak kenapa bisa ada disini?" Karin tak bisa menyembunyikan ekspresi kagetnya.

"Jadi dia adikmu kak?" Kanya bertanya dengan wajah terkejut.

"Yuppp!!! Dan dia adalah Aliysa, Ralisya Quenby Lesham! Tante tentu kenal nama belakangnya tadi, "Lesham"!" Ucap Karan menekan lama Alisya yang membuat Alisya menatap tajam Karan karena membawa nama ayahnya.

"Tidak mungkin, bukankah anak Lesham adalah seorang laki-laki???" suara ibu Riyan sedikit ragu.

"Itu yang di ketahui semua orang!" Karan menatap Alisya yang penuh emosi. "Ayolah sayang,, kau tau kenapa semua orang selalu salah paham denganmu??? Itu karena kamu selalu saja menampilkan kesederhanaan dalam semua kemewahan yang kau miliki" lanjutnya berpindah posisi ke sisi Alisya.

"Huh,,, aku tak percaya jika dia anak Lesham!!!" ibu Riyan terdengar sangat angkuh.

Saat semuanya terbingung dengan jati diri Alisya, Adith tiba-tiba saja menerobos masuk melewati Riyan dan Ibunya langsung menuju ke Alisya lalu menciumnya tepat dibibirnya.