Chapter 79 - Sial!!!

Alisya yang kaget dan shock menutup mata dengan erat. Iya ingat betul kalau orang yang menghampirinya adalah Adith. Nafas Adith menyapu wajahnya dengan hangat. Semua orang membelalakkan matanya hampir meloncat keluar tak percaya akan apa yang sedang mereka lihat.

Alisya masih menutup rapat matanya, dia merasakan tangan Adith memegang kedua pipinya dengan lembut. Butuh beberapa menit sampai Alisya membuka matanya sadar bahwa ia tak merasakan apapun, ia hanya merasa kalau bibirnya tertutup oleh kedua jempol Adith yang berarti Adith tidak menciumnya. Tapi hanya mereka yang berada dekat dengan keduanya yang bisa melihat kejadian sesungguhnya.

Sedangkan mereka yang berada jauh, melihat bahwa Adith sudah melayangkan sebuah ciuman hangat di bibir Alisya. Sebuah tindakan berani yang membuat banyak wanita meleleh dibuatnya.

Adith perlahan-lahan menjatuhkan kepalanya di bahu Alisya.

"Maafkan aku Alisya,,, maaf karena aku hampir tak bisa menahan diriku!!!" suara Adith terdengar lembut namun lemah.

Alisya mundur selangkah merasa lemas dan jantungnya seakan meledak dalam dentuman yang sangat keras. Darahnya mengalir cepat membuat tubuhnya sangat panas. Adith jatuh terduduk di kaki Alisya karena Alisya yang mejauhkan tubuhnya.

Karan mengepalkan kedua tangannya. Meski ia telah merelakan Alisya, tetap saja melihat Alisya wanita yang sangat dicintainya itu hampir tercium oleh Adith langsung membuat hatinya memanas. Karan berusaha semaksimal mungkin untuk menyembunyikan perasaanya.

Ibu Riyan menutup mulutnya dengan kedua tangannya tak percaya. Ia kenal betul dengan orang yang kini terduduk berjongkok dihadapan Alisya. Orang nomor 1 di Indonesia yang takkan mungkin merendahkan dirinya dihadapan seorang perempuan. Kecuali jika memang perempuan ini memiliki sebuah kekuasaan yang sangat besar sehingga mampu meluluhkan seorang Narendra.

Kanya melotot dengan mulut terbuka sedang Riyan yang shock menjatuhkan Hadiah dari Karin dan Alisya ke lantai. Zein yang baru saja melirik ke arah merekapun membeku ditempatnya tanpa bisa mengartikan kejadian didepan matanya.

"Adith, kamu kenapa?" Alisya khawatir dengan prilaku Adith yang sedikit aneh.

Adith menyapu kasar wajahnya untuk menyadarkan diri lalu berdiri dan menggenggam erat tangan Alisya dengan kuat menariknya keluar dari tempat itu.

"A,,, Adith,, Adith kamu kenapa sih?" berontaknya namun tak bisa menghentikan langkah Adith karena sendal heelsnya.

"Hei, bagaimana dengan diriku?" Karin berteriak panik.

"Kau pulang bersamaku!"tarik Karan berusaha tersenyum pahit.

"Sial!!!" Maki Zein pada dirinya sendiri karena kalah dari Adith. Sejak presentase terakhir kali ia sudah tertarik kepada Alisya dan ketika malam ini ia melihat Alisya lagi, pesona Alisya mampu meruntuhkan benteng dingin dihatinya dan sekali lagi perasaanya kepada Alisya semakin besar.

Beberapa orang yang melihat Adith menggenggam tangan Alisya dengan cepat memotret kejadian tersebut dengan heboh. Mereka seketika bersorak ramai mengakui kejantanan Adith saat menggenggam tangan Alisya dan menariknya lembut. Beberapa wanita merasa iri terhadap Alisya.

Kanya melihat hadiah yang jatuh dilantai yang mana hadiah itu adalah hadiah pemberian dari Karin dan Alisya. Karena penasaran ia membukanya dengan cepat dan kaget begitu melihat isi didalamnya.

"Apa benar ini hadiah dari wanita tadi??? Maksud aku dari Alisya? " tanya Kanya kepada Riyan dengan wajah terkejut.

"Ya benar, kenapa?" ucap Riyan bingung.

"Ini adalah jam tangan keluaran terbaru dari merek ternama. Karena itu harganya sangat mahal dan masih dalam tahap promosi, butuh lebih dari sekedar mampu untuk bisa mendapatkannya sebelum barang ini di luncurkan ke pasaran" jelas Kanya takjub tak percaya.

Ibu Riyan mengambil jam tersebut dari tangan Kanya dengan kasar untuk memastikannya.

"Bukankah ini jam tangan dari Jacob dan Co??? Merek Jam tangan yang hanya akan di miliki oleh segelintir miliuner saja? Jika dia benar anak Lesham bukankah ini sedikit berlebihan?" suara ibu Riyan bergetar karena takut. Kini ia semakin tak bisa mengendalikan dirinya dan rasa takutnya.

"Yang seperti itu adalah hal biasa bagi Alisya!" Karin berucap dengan angkuh.

"Itu karena dia adalah pewaris utama perusahaan Senayan City dan merupakan Cucu satu-satunya dari Takahasi Yamada" tambah Karan tersenyum licik.

"Apa???? Pantas saja tadi siang dia..." Ibu Riyan dan Kanya bergetar hebat mengingat apa yang sudah mereka lakukan. Dimana mereka cukup beruntung karena pak Azwar hanya memberikkan mereka peringatan terakhir.

"Lalu jika benar seperti itu, kenapa dia menyembunyikan dirinya?" tanya Riyan penasaran.

"Ada banyak hal yang sudah terjadi, tapi Alisya memang lebih memilih untuk hidup sederhana tanpa dibayang banyangi oleh nama ayah maupun kakeknya" Jelas Karin tegas.

Mereka yang semua tak mengenali Alisya langsung memasang wajah serius sekaligus takjub. Terlalu banyak kejadian yang menghebohkan terjadi dihadapan mereka, terlebih mengenai kebenaran siapa Alisya sebenarnya.

Kejadian malam itu dengan cepat menyebar keseluruh jejaring sosial yang ada dan meledakkan rasa penasaran seluruh Indonesia.

Alisya yang diseret oleh Adith hanya bisa terdiam menunggu waktu yang tepat untuk bisa bertanya kepada Adith. Asliya sudah sangat penasaran mengenai sikapnya yang aneh dan wajahnya yang sangat serius.

"Tunggu disini!!" Adith mendudukkan Alisya dikursi taman hotel. Dia kemudian melangkah ke dekat kolam Air mancur dan membasuh wajahnya dengan kasar untuk menyadarkan dirinya.

Merasa jengah, Alisya bangkit dari kursinya mendekati Adith.

"Kau baik-baik saja??" Alisya menyodorkan beberapa lembar tisu kepada Adith.

Adith menoleh dengan cepat membuat cipratan air terlempar dari rambut dan dagunya. Alisya tertegun melihat pemandangan indah tersebut. Wajah tampan Adith yang basah karena air terlihat sangat berkilau karena pantulan sinar bulan yang membuatnya terlihat sangat seksi dan menawan.

Alisya terbatuk pelan dan menggelengkan kepalanya. Susah payah ia menelan ludahnya yang entah kenapa mengering.

"Terimakasih, aku baik-baik saja!" Adith tersenyum lembut memperlihatkan deretan giginya yang putih membuat Alisya sekali lagi terpesona.

"Ummmm,, apa yang terjadi sebenarnya?? Kau,,, mengejutkan aku!" Alisya bertanya dengan canggung.

"Kau terlihat sangat cantik dan seksi membuatku hampir tak bisa menahan diri!" kali ini senyum Adith terlihat nakal.

"Dasar gila!!!" tendang Alisya tepat ke tulang kering Adith.

"Ya,,, aku gila karena kamu!!" senyumnya lagi meringis kesakitan. Adith menyembunyikan perasaanya yang sesungguhnya. Tidak mungkin baginya untuk memberitahu Alisya yang sebenarnya. Bahwa karena beberapa alasan dan kenyataan yang ia dapatkan hari itu, Adith merasakan dadanya membuncah akan kerinduan yang amat teramat besar kepada Alisya.

"Tau tidak kalau kau hampir membuatku jatuh pingsan karena kelakuanmu tadi?" Alisya marah dalam keadaan merona.

"Kau marah apa kecewa karena tidak jadi ku cium???" goda Adith nakal.

"Kau mau ku bun... " Alisya tak melanjutkan kalimatnya karena Adith sudah menempelkan bibir lembutnya tepat ke kening Alisya dan mengecupnya hangat.