Chapter 80 - Mesuneko Sejati

Setelah mencium kening Alisya hangat ia kemudian menatapnya lembut.

"Akan ada waktu yang tepat untuk itu! Tapi jika kamu memaksa akan aku lakukan sekarang." ucap Adith dengan suara yang dibuat buat.

Alisya yang jengkel dengan sikap Adith dengan segera melayangkan tendangan yang dihindari oleh adith.

"Kemari kau!!!" bentaknya mengejar Adith yang melarikan diri.

Alisya yang marah dan kesal mengejar Adith dengan susah payah dikarenakan Hellsnya yang tinggi dan gaunnya yang lumayan sempit membuat langkah kakinya seketika goyah dan dia kehilangan keseimbangannya.

"Aahhhhh" Alisya terjatuh sambil menutup matanya.

Adith yang melihat Alisya lunglai dengan cepat menghampiri Alisya dan menangkapnya. Adith menahan pinggang Alisya dan mencondongkan tubuhnya kebelakang untuk menjaga jarak dari tubuhnya ke tubuh Alisya.

Sikap Adith yang sangat menghargai Alisya membuat Alisya tak bisa berbuat hal yang lebih dan tanpa disadari Alisya, perasaanya kepada Adith perlahan-lahan semakin kuat.

"Ehemmmm, Kau cukup agresif juga yah. Modusmu menggemaskan" goda Adith menyadarkan Alisya.

"Ini karena kamu!" Tinju Alisya mengenai tepat diperut Adith karena malu. Untunglah Adith sudah bersiap sehingga pukulan Alisya tidak memberi dampak yang terlalu besar diperutnya.

Alisya melepas hells tingginya agar bisa lebih leluasa bergerak. Dan saat ia mengangkat wajahnya, Adith dengan lembut melingkarkan jacketnya ketubuh Alisya.

"Aku akan berusaha lebih keras lagi agar bisa melindungimu dan ketika waktunya tiba, kau akan ku buat untuk mengingatku lagi! Karena kau sudah berjanji untuk menikah denganku!" Gumam Adith sembari membenarkan posisi jacketnya agar menutupi tubuh Alisya dengan baik.

"Apa maksud dari yang kau katakan???" tanya Alisya bingung tak mengerti ucapan Adith.

"Tidak ada. Disini dingin, ayo aku antar pulang!" Ucap Adith sambil menggenggam tangan Alisya dengan erat.

Melihat gaun Alisya, Adith dengan lembut mengikat beberapa untaian gaunnya agar tak menghalanginya saat menaiki motor. Heels Alisya ia ambil dan masukkan kedalam bagasi lalu mengeluarkan sepasang sepatu boots wanita yang terbuat dari kaos mantel bulu yang tebal dan hangat.

"Kau selalu penuh persiapan yah? Sudah berapa wanita kau perlakukan semanis ini?" pancing Alisya kaget melihat sepatu cantik dan mahal itu.

Adith tidak menjawab dan langsung duduk mengambil kaki Alisya, membersihkannya kemudian memakaikan sepatu yang pas di kaki Alisya.

"Baru kau, dan hanya kau untuk selamanya!" Belai Adith di pipi Alisya yang membuat jantung Alisya berdebar lagi tak menentu.

*****

Alisya berjalan dengan kepala tertunduk lesu karena semalaman ia tak bisa tertidur terus memikirkan kalimat Adith dan perlakuan Adith yang terkesan manis kepadanya.

"Kamu kenapa sayang?, Mata kamu menghitam seperti itu." nenek Alisya kaget melihat lingkaran hitam di mata Alisya yang terlihat lesu.

"Nggak apa apa kok nek, aku hanya tidak bisa tidur semalam!" suara Alisya terdengar serak.

"Bukannya selama ini kamu sudah bisa tidur dengan baik?" nenek Alisya yakin betul, Alisya dengan mudah tertidur dengan lelap semenjak keberadaan Adith yang sudah mendominasi dirinya.

"Emang begitu? Sejak kapan Alisya bisa tidur dengan baik? Alisya selama ini masih tidak bisa tertidur dengan nyaman" tanya Alisya bingung

"Semenjak Adith hadir dalam hidupmu, kehadirannya mampu menghilangkan kecemasanmu yang membuatmu dengan mudah tertidur!" jelas nenek Alisya yang selalu mengamati mereka selama ini.

"Kayaknya nenek terlalu berlebihan.. " elaknya dengan wajah merona.

Nenek Alisya hanya tersenyum melihat tingkah malu cucunya yang dengan cepat menghabiskan susu putih hangat yang sedikit mampu membakar lidah jika diteguk dalam satu kali helaan nafas, tapi Alisya tak merasakan itu karena fikiran dan hatinyalah yang lebih panas.

"Alisya, semalam kamu bertemu dengan Adith? adakah yang Adith katakan padamu?" neneknya bertanya dengan ragu.

Alisya batuk dan tak bisa mengendalikan ekspresinya.

"Nenek kenapa sih? Nggak ada apa-apa kok, emang Adith mau bilang apa ke Alisya?" suara Alisya bergetar dan langsung mengipas ngipas wajahnya.

Melihat ekspresi malu Alisya, neneknya yakin kalau Adith sepertinya belum memberitahukan yang sebenarnya kepada Alisya.

Selama perjalanan kesekolah, Alisya hampir saja terlambat karena berjalan tanpa arah dan berputar-putar. Bukan karena ia tidak fokus melainkan hati dan perasaanya memberikannya emosi yang tidak stabil.

Begitu masuk pintu gerbang sekolah, suasana dan tekanan yang dirasakan oleh Alisya begitu kuat dan berat. Alisya tak mengerti apa maksud dari tatapan dan bisikan semua orang yang seolah olah dirasanya menghujam keseluruh tubuhnya begitu pula saat ia menuju ke kelasnya.

"Ehemmm. Morning princess, jadi gimana semalam?" Karin langsung menghalangi jalan masuk Alisya ke kelas

"Istimewah!" tegas Alisya dengan suara yang dibuat semangat untuk membuat Karin kesal.

Karin adalah tipe pembuat onar yang semakin berusaha menganggu jika Alisya nampak malu-malu atau menghindari masalah. Untuk itulah ia seolah sengaja membuat Karin jengkel dan cemburu.

"Mesuneko sejati!" Karin ngedumel kessal.

"Alisya, jadi itu beneran??" pandang Adora dengan wajah penasaran yang berbinar-binar.

"Apanya yang beneran?" tanya Alisya malas dan melemparkan tubuhnya duduk di atas kursi. Ia merasa perjalanan yang di laluinya hari ini menuju ke sekolah bukanlah melewati jalan beraspal yang mulus, melainkan mendaki ke puncak gunung yang berbatu. Entah sejak kapan terakhir kali ia merasa sampai selelah itu.

"Kamu udah jadian sama Adith?" serang Beni sedikit takut.

"Jadian? Pacaran maksudnya?" Emi maju selangkah dengan semangat.

"Jadi kalian udah pacaran, sejak kapan?" tambah febi

Alisya terbatuk menghela nafas, pertanyaan yang mereka lontarkan bahkan mengalahkan kecepatan kilat di langit dan tanpa spasi membuat Alisya menatap tajam ke arah Karin.

"Bukan aku!" Karin membuang wajahnya cuek membuat Alisya mendekap leher Karin dan memelintirnya dengan kuat.

"Ohhok, ohokkk! Bukan aku wanita bar-bar!!" Karin berusaha melepaskan diri dari dekapan Alisya di lehernya dengan memukul-mukul tangannya.

"Bukan Karin, tapi liat ini. Sepertinya saat Adith menciummu ada beberapa orang yang memotret dan menyebar luaskannya di media sosial" terang Rinto setelah yakin bahwa Alisya sudah melihat foto dirinya yang tampak di cium oleh Adith.

Alisya melepaskan kaitan tangannya dileher Karin dan membeku dalam diam. Alisya kaget melihat gambar tersebut yang mana wajahnya tak terlihat sepenuhnya namun dengan mudah dikenali oleh teman-teman sekelasnya.

"Tapi berita itu pada akhirnya sudah di hapus dan di hentikan, dan aku rasa itu adalah ulah Adith!" tambah Yogi.

Setelah merasa bisa bernafas dengan mudah, Karin memperhatikan dengan lekat wajah Alisya. Karin bisa mengetahui ekspresi khawatir diwajah Alisya. Jika wajahnya sudah dengan mudah beredar di dunia maya, maka kemungkinan besar Black Falcon akan menemukan dirinya. Meski Alisya sudah berusaha untuk mengubah dirinya menjadi lebih feminim dengan rambut panjangnya yang selalu ia biarkan terurai indah.