Chapter 115 - NCR MACHIA

"Maafkan aku karena tidak mengenalimu! Kami sudah lama menantikan kehadiranmu nona Quenby." Paman Yoshio menunduk dalam memanggil Alisya dengan nama Quenby sesuai yang tertera pada foto yang dikirimkan oleh ibu Alisya.

"Tidak apa-apa paman, kau bisa memanggilku Alisya saja. Lagi pula kita baru pertama kali bertemu jadi tentu saja kau takkan mengenaliku!" Alisya tidak terlalu nyaman di panggil Quenby oleh orang yang baru pertama kali ditemuinya.

"Ikutlah bersama kami, kami akan mengantarkan Anda pulang!" bahasa paman Yoshio terdengar lebih sopan dari sebelumnya.

"Ummm... paman, Alisya tidak terlalu suka naik mobil!" Akiko berusaha menjelaskan setelah mendengar alasan Alisya selalu menolak diantar menggunakan mobil atau diajak naik Bus.

"Kakek pertama sudah mengatakannya kepada kami, untuk itu kami sudah menyediakan sebuah sepeda motor untuk nona Alisya. sebentar lagi motor itu akan tiba! mohon tunggu sebentar" belum selesai paman Yoshio berkata, sepeda motor itu sudah sampai dan mendarat dengan mulus.

"Bos saya sudah sampai!" seorang pemuda yang cukup tampan turun dari motor dan menunduk memberi hormat pada paman Yoshio. Akiko memandang laki-laki itu dengan tatapan penyesalan.

"Orang setampan kamu kenapa terlibat dengan Yakuza??" Akiko menghembuskan nafas berat membuat Alisya tersenyum mengerti akan tatapan dan desahan nafas Akiko.

"Dia sepertinya cukup baik, berbeda dari yang lainnya!" bisik Alisya yang membuat Akiko memerah dengan cepat. Bahkan telinganya lebih merah dibanding pipinya.

"Motor ini sebelumnya adalah milik ibumu, dan sekarang, motor ini adalah milikimu! Kami selalu merawatnya dengan sangat baik sampai hari kedatanganmu disini" Paman Yoshio segera menjelaskan tentang motor itu setelah melihat keduanya mulai tenang.

Melihat motor itu Alisya segera mendekat dan menilik motor itu dengan seksama tanpa memperdulikan paman Yoshio. Jiwa otomotif Alisya kembali bangkit saat melihat motor itu.

"Bukankah ini NCR Machia? tapi tampaknya sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga body lebih sporty. NCR Macchia sendiri merupakan sebuah motor hasil tune up dari Ducati, dan kali ini motor Ducati Testastretta yang mendapatkan polesan tambahan dari NCR. Motor ini memiliki kapasitas mesin yang cukup tinggi yakni 1.700 cc, mesin ini disinyalir mampu menghasilakan tenaga maksimum sebesar 500 Hp. Selain itu motor ini juga memiliki disain yang cukup agresif dan lebih fress, dengan kombinasi rangka yang terbuat dari titanium dan karbon." Alisya memandang kagum dengan hasil modifikasi motor tersebut.

"Kalian ternyata sangat mirip, kemampuan kalian hanya dengan sekali melihat itu sangat luar biasa! Ibumulah yang mendesainnya dan melakukan modifikasi terhadap motor itu!" kali ini paman Yoshio merasa akrab dengan suasana yang ditimbulkan oleh Alisya saat menilik motor itu dengan sangat teliti.

"Alisya? kau tau banyak soal motor? kau hebat sekali..." puji Akiko yang kagum terhadap Alisya. Meski masih muda Alisya sudah menaruh ketertarikan pada otomotif dan mengetahui banyak hal dalam bidang itu.

"Yang lebih mengejutkan lagi kalau nona bisa berbahasa Jepang dengan sangat fasih sedangkan nona saja belum pernah ke Jepang sebelumnya!" terang paman Yoshio yang masih tersenyum melihat antusias Alisya saat melihat motor tersebut.

"Ibu dan neneklah yang selalu mengajarkanku berbahasa jepang sewaktu aku kecil!" jawab Alisya tersenyum manis.

"Kamu bisa bawa motor? kamu kan pake Rok Sya!" tunjuk Akiko pada gaun yang dikenakan Alisya.

"Aku tak tau apakah hari ini kebetulan atau takdir, tapi aku sudah membeli baju yang sangat cocok dengan motor ini" Alisya mengeluarkan jaket kulit hitam yang bermotif pinggiran warna sama persis dengan motor itu.

"Kau penuh persiapan!" Akiko tertawa pelan melihat Alisya yang begitu antusias. Alisya dengan cepat masuk kedalam mobil untuk berganti pakaian.

Semua orang dengan cekatan berdiri membelakangi mobil tempat Alisya bergantian untuk menutupinya. Mobil yang ia masuki sebenarnya memiliki kaca berwarna hitam sehingga orang luar akan sulit untuk melihat kedalam namun tetap saja mereka ingin melakukan pencegahan.

"Puahhhh..." Alisya keluar setelah memakai Baju kulit berwarna hitam dan jelana jeans semi kulit yang senada serta sepatu gladiatornya yang menambah penampilan Alisya terlihat sangat keren.

"Kau menahan nafas selama didalam??" Akiko bertanya saat melihat Alisya bernafas lega keluar dari mobil.

"Aku tak begitu menyukai aroma mobil meski aku sangat menyukai mobil dan otomotif!" Alisya tersenyum malu ketika menjelaskan hal tersebut.

"Kamu mau bunuh diri? bukankah kamu berada didalam hampir 15 menit?" Akiko khawatir melihat melihat wajah merah Alisya yang menahan nafas.

"hahahaha... tidak apa-apa! aku bisa mengatasinya!" Alisya sekali lagi tertawa dengan sikap tulus Akiko padanya.

"Anak ini..." batin paman Yoshio. Dia merasa bahwa Alisya memiliki kemampuan yang lebih dari apa yang dia bayangkan setelah melihat 5 orang geng Tosei-kai yang mengalami luka cukup parah saat Alisya serang bergantian didalam mobil.

"Jadi? kamu mau ikut paman Yoshio, bersamaku menaiki motor ini atau... Sepertinya dia bisa mengantarmu!" Alisya sengaja mendorong Akiko kepada pemuda yang ditatapnya sebelumnya.

"A chan...?" Akiko selalu memanggil Alisya dengan sebutan itu tiap kali ia selalu mendapatkan tekanan dari Alisya. Tingkah lugu Akiko membuatnya selalu gemas untuk menggoda dan menganggunya.

"Jadi kamu mau ikut bersamaku?" tantang Alisya yang sudah siap menaiki motor kesayangan ibunya.

"Tidak tidak tidakk.. aku masih ingin hidup!!! Authornya terlalu jahat membuat karaktermu se mengerikan ini, aku baru muncul satu episode sudah mau hilang! Ngakk...." tolak Akiko penuh semangat membuat Alisya tertawa pelan.

"Kalau begitu aku serahkan dia padamu!" Alisya menengadah kepada pemuda itu meminta helem yang dipegangnya.

"Iya Aniki, saya akan mengantarnya dengan sangat hati-hati!" tunduknya sambil menyerahkan helem setelah mendapat penjelasan dari paman Yoshio yang membuat matanya bergetar hebat saat memandangi Alisya.