Chapter 114 - Aniki...

"Kau seperti sedang menggunakan cucumu sekarang!" neneknya menatap wajah kakek Alisya dengan sinis. Meski paham akan maskud dari kakek Alisya, tetap saja ia merasa tidak begitu setuju dengan pemikiran suaminya itu.

"Jangan berpikir seperti itu, kau tau Alisya selama ini merasa terkekang karena kita terus saja berusaha menyembunyikannya. Maka dari itu, ini saat yang tepat untuk menambah kekuataan Alisya untuk menekan kemunculan Black Falcon sekitarnya. Akhir-akhir ini aku merasa kehadiran mereka semakin dekat dan aku yakin Alisya menyadari itu sehingga dia memintamu untuk memberinya tempat yang sering ibunya kunjungi" jelas kakek Alisya yang membuat neneknya terdiam dan tenggelam dalam pikirannya sendiri. Tidak bisa dipungkiri, begitu kakek Alisya menyebutkan mengenai organisasi gelap itu, kehadiran Alisya dalam Yakuza akan sedikit memberikan pengaruh yang cukup besar.

5 menit kemudian Alisya datang tak kurang satu apapun dan pakaiannya masih terlihat rapi seperti sebelumnya. Terlalu cepat ia kembali jika hanya bernegosiasi saja dengan 5 orang sangar itu yang kemudian melepaskan Alisya begitu saja dengan mudah sehingga Akiko berlari kencang dengan sekuat tenaga menghampiri Alisya.

"Apa yang terjadi? mereka sudah melepaskanmu begitu saja? bukankah paman Yoshio belum datang? Akiko bertanya dengan penuh khawatir sambil memastikan tubuh Alisya. melihat secara berkali-kali depan belakang serta atas dan bawah.

"Sudah ku bilang aku baik-baik saja! Ayo kita pulang, kamu pasti sudah sangat lelah.." ajak Alisya setelah menggetok manja kepala Akiko. menghilangkan rasa khawatirnya.

"Kamu beneran tidak apa-apa?" tanya Akiko sekali lagi memastikan keadaan Alisya. Akiko masih belum yakin apa yang sudah dilakukan oleh Alisya sehingga bisa lolos dengan mudah dari 5 orang sebelumnya terlebih karena mereka adalah salah satu anggota kelompok Yakuza dari Tosei-kai yang sangat berbahaya.

Alisya hanya tersenyum dan mengangguk pelan memimpin jalan dan mengambil barang belanjaan mereka. Tepat saat mereka mencoba akan pergi sederetan mobil-mobil mahal berhenti dihadapan mereka. Seseorang berkas putih dari atas sampai bawah keluar dengan elegan dari mobil yang juga berwarna senada dengan bajunya.

"Paman Yoshio???" Akiko mengenali seorang yang keluar dari mobil yang dikelilingi oleh puluhan orang lainnya yang menunduk saat ia keluar. Puluhan orang lainnya berpakaian serba hitam yang menandakan bahwa mereka termasuk dalam kelompok Yakuza.

"Aku kemari setelah mendapat laporan dari kakek pertama bahwa akan ada sesuatu yang menarik disini, tak ku sangka ia hanya membuang-buang waktuku dengan menjemput dua gadis ini!" Yoshio mengeluh dengan kasar mengeluarkan aura mengintimidasi yang sangat besar. Akiko bahkan sampai bergetar karena suara dingin paman Yoshio.

"Kalau begitu jangan menghalangi jalan kami, apa yang kalian lakukan dengan berjejer seperti bebek di jalanan yang ramai seperti ini, kalian terlalu mencolok!" ucap Alisya santai. Akiko membelalakkan matanya melihat Alisya yang tampak tak bergeming dengan aura berat yang sudah dikeluarkan oleh paman Yoshio tersebut. Akiko yakin kalau sebenarnya Alisya pasti merasakan Aura pekat dari paman Yoshio ini tapi Akiko juga kagum dengan sikap dan ekspresi santai Alisya.

"Breng***!!! Apa yang sudah kau katakan! apa kau tidak tau siapa dia??? kau sedang menggali kuburmu sendiri Gadis Kecil, maafpun takkan bisa menarik kembali apa yang sudah kau katakan tadi!!!" bentak seseorang dari belakang mendengar ucapan Alisya. Mereka merasa Alisya sudah sangat berani mengusir Bosnya dan bersikap santai dihadapannya.

Yoshio kaget dengan keberanian wanita muda dihadapannya itu yang telah mengusirnya dengan santai. Belum pernah ada seorang yang tak bergetar berhadapan dengan dirinya sehingga ia merasa tertarik dengan keberanian Alisya. Ia pun mendekatkan langkahnya untuk bisa melihat dengan jelas wajah Alisya.

Alisya terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengenali siapa paman Yoshio yang sedang berada dihadapannya. Orang itu pernah ia lihat difoto ibunya yang berada pada Aplop merah dari ibunya. Tampak pada foto itu kalau paman Yoshio ini masih cukup muda dengan tatapan sangar dan garang. Sekarang Aura itu masih ada namun terkesan lebih lembut dimata Alisya. Mungkin karena penampilannya yang sudah jauh lebih rapi.

"Sepertinya kau sudah mengalami banyak perubahan yah, Tak ku sangka mama pernah bekerjasama dengan orang sepertimu!" tambah Alisya lagi yang membuat paman Yoshio mengerutkan Alisnya mendengar ucapan Alisya. Paman Yoshio tak yakin apa yang dikatakan oleh Alisya sampai beberapa detik kemudian wajahnya terkejut bukan main dan memerah padam.

Beberapa orang yang berada di belakang paman Yoshio bingung dengan tingkah bosnya yang sudah mundur selangkah melihat wajah Alisya. Tepat setelah Alisya mengucir rambutnya dan mengikatnya tinggi Mereka juga akhirnya langsung menatap Alisya dan dengan cepat menunduk rendah. Beberapa dari mereka mengenali 5 tahi lalat dileher Alisya yang sebelumnya pernah dikirim ibunya kepada mereka semua.

"Aniki!!!!" ucap mereka yang kemudian serentak di ikuti oleh beberapa orang lainnya. mereka serempak menunduk dalam membuat semua orang melihat ke arah Alisya dengan tatapan menakutkan.

"Aku seorang perempuan!!!!" bentak Alisya yang tidak suka dengan sebutan itu. Aniki adalah panggilan sopan kepada saudara laki-laki yang sangat mereka hargai sedang Alisya adalah seorang perempuan sehingga sontak saja Alisya menjadi kesal daripada sebelumnya.

"Apa ini??? bagaimana mungkin anak ini bisa menyembunyikan Auranya dengan sangat baik? bukankah harusnya dia masih berusia 17 tahun? lalu kenapa aku tak merasakan aura apapun darinya? Akiko yang tak jauh berbeda darinya bisa mengeluarkan aura keberadaan yang jelas sedang dia...." Yoshio tenggelam dalam pikirannya sendiri menyaksikan Alisya yang selama ini sudah sangat dinantikannya namun sesuatu dalam diri Alisya membuatnya tertarik sekaligus merasa takut kepadanya.