Chapter 113 - Yakuza

"Apa yang kalian inginkan? bukankah uang yang aku berikan sudah lebih dari cukup? tidak ku sangka kalian cukup serakah" Akiko berkata dengan dingin mulai kehilangan kesabarannya.

"Uang yang kamu berikan tidak akan cukup, karena tubuhku yang panas maka kau harus mendinginkannya dengan tubuhmu." pria itu menatap Akiko dengan pandangan melecehkan dari bawah hingga keatas yang membuat Akiko merasa risih.

"Bagaimana jika aku saja yang melakukan itu untuk kalian? Dia tidak akan mampu untuk melayani kalian berlima." Alisya menaruh barang-barangnya di atas meja kemudian menarik Akiko dan mendudukkannya lalu menggantikan sepatu hak tingginya dengan sendal kelinci berbulu yang nyaman dan hangat.

" Alisya jangan, mereka itu jahat! kamu jangan mau mengikuti kelicikan mereka." Akiko berusaha mencari terjemahan bahasa Indonesia sewaktu Alisya sibuk memasangkannya sepatu dan berbicara dengan terbata-bata. Akiko tidak ingin Alisya terlibat karena kesalahannya sehingga ia lebih memilih untuk menyelesaikannya sendiri.

"Tidak apa-apa jangan khawatir ini tidak akan lama! kamu tunggu saja disini.." ucap Alisya menggunakan bahasa Indonesia sembari tersenyum mengelus lembut rambut Akiko. Akiko tak paham apa perkataan Alisya tapi dari senyuman Alisya ia berpikir untuk tidak mengkhawatirkannya, namun Akiko tidak yakin karena Alisya belum tau banyak hal tentang jepang.

"Kak,,, dia lumayan juga. Bodynya lebih mantap dan cantik di banding dia!" seorang pria lain menatap Alisya dengan tatapan berliur. beberapa orang lainnya tertawa dengan penuh semangat sudah tidak bisa menahan diri lagi.

"Jadi kau mau menggantikan dia? tidak buruk! sepertinya ini akan menjadi malam yang panjang untukmu" Pria itu memegang dagunya menilik tubuh Alisya.

Saat itu Alisya memakai Gaun one piece yang tidak terlalu pendek bermotif bunga dan sepatu gladiator yang merupakan saran dari akiko untuk membuat Alisya terlihat seperti wanita jepang pada umumnya. Alisya yang memiliki darah jepang dari ibunya membuatnya terlihat cantik dan manis ketika menggunakan gaun itu.

"A alisya,,, mereka itu gang suter" Akiko berusaha memperingatkan Alisya dengan mengatakan mereka gangster dalam bahasa Indonesia.

"Tidak apa-apa! Aku bisa menanganinya" terang Alisya memberi isyarat untuk tetap menunggunya disana. "Jangan kemana-mana" lanjutnya lagi dengan menggunakan bahasa jepang yang sangat fasih.

Gangster yang dimaksudkan Akiko dijepang sebenarnya merujuk pada geng Yakuza yang memang masih banyak terdapat di wilayah jepang. Ada dua fraksi besar Yakuza, yaitu Yamaguchi-gumi yang dipimpin Kazuo Taoka, dan Tosei-kai yang dipimpin Hisayuki Machii. Dan ibu Alisya menjdi pemimpin utama dari kedua fraksi tersebut lalu mengangkat kembali tujuan pembuatan Yakuza masa lampau yang asalnya untuk melindungi masyarakat. Namun setelah sepeninggal ibu Alisya tujuannya berubah menjadi menakuti masyarakat. Alisya mengetahui informasi ini selama dia berada di Jepang.

"Bagaimana kalau di lorong yang gelap itu? sepertinya tempat itu bagus! kau tentu tak keberatan kan? dilihat dari wajahmu akan sulit untuk membawamu masuk kedalam hotel atau motel" Ajak si pria yang kemudian memegang pinggang Alisya dengan sensasual.

Alisya hanya tersenyum dan mengikuti langkah mereka. Akiko bingung dan panik melihat Alisya melakukan hal itu, ia yang hanya mengetahui Alisya hanyalah cucuk kakek pertama yang dimanjakan dan tidak mengetahui banyak hal mengenasi yakuza menjadi sangat panik. Akiko tak menyangka kalau Alisya bisa setenang itu mwngikuti para Yakuza yang bertubuh lebih besar dan sangar dari Alisya.

Akiko yang lelah memikirkan apa yang harus dia lakukan, dengan terburu-buru dia mengambil telepon setelah ragus beberapa saat untuk kemudian memberanikan diri menelpon kakek Alisya.

"Halo, kakek... Alisya, Alisya dibawa oleh kelompok Tosei-kai dan dia..." Akiko sangat takut saat melaporkan hal ini kepada kakeknya yang ia tau betul bahwa kakeknya ini sangat menyayangi Alisya. Tosei-kai adalah fraksi yang kini selalu bertentangan dengan kakek Alisya semenjak putrinya meninggal.

"Tenanglah, Alisya akan baik-baik saja! Aku akan menghubungi Yoshio soal ini... Alisya akan membuat mereka jadi porak poranda dengan kemunculannya! jangan khawatir dan tetap tunggu ditempat itu sampai Alisya kembali" Kakek Alisya paham betul apa yang akan dilakukan oleh Alisya sehingga dengan cepat ia menghubungi Yoshio yang merupakan Asisten ibu Alisya selama menjadi pemimpin kedua fraksi.

"Baiklah kek!" Akiko menuruti perintah kakek pertama namun masih kebingungan, bagaimana mungkin dia begitu santai menyikapi Alisya cucu kesayangannya seperti itu. Ia masih tidak habis pikir dengan sikap tenang keduanya.

"Ada apa??? ada sesuatu yang sedang terjadi?" nenek Alisya mendengar suara panik Akiko dari hadphone.

"Alisya, entah bagaimana dia sedang berhadapan dengan kelompok Tosei-kai sekarang dan Akiko sangat panil saat melihat Alisya ikut bersama mereka." kakeknya tertawa mengingat apa yang akan terjadi dengan kelompok tersebut.

"Luar biasa, kenapa kamu bisa tertawa sesantai itu saat mendengar cucumu sedang dalam keadaan genting? apa kau tak mengkhawatirkan Alisya?" neneknya tak habis pikir, meskipun Alisya memiliki kemampuan yang cukup untuk melindungi diri, ia ingin melihat reksi suaminya yang khawatir.

"Alisya lebih suka dipercayai ketimbang di khawatirkan! sikapnya persis seperti ibunya, aku pikir kau lebih tau akan hal itu!" terang kakeknya masih tertawa pelan.

"Aku hampir lupa kalau mereka berdua adalah turunan darimu! Jadi apa yang akan kamu lakukan? apa kamu akan membiarkan dia mengacau sendirian?" neneknya paham betul jika kesolidan anggota Yakuza adalah hal mutlak yang jika satu orang mengalami penyerangan maka seluruh anggota akan bergerak serentak.

"Tentu saja tidak!!! Meskipun umur Alisya bru akan beranjak 18 tahun, dia sudah memiliki kemampuan melebihi ibunya untuk mengembalikan kejayaan ibunya lebih baik dari pada sebelumnya. Dan ini akan menguatkan perusahaan kita nantinya!" tatapan kakek Alisya berubah menjadi lebih serius.